•
•
[ 21. HCE - SHORTCUT ]
Tatkala mereka sudah lumayan jauh dari daerah ruangan laboratorium, Samuel membawa Tata pergi ke bawah tangga menuju lantai dua, yang terdapat sedikit ruang untuk bersembunyi.
"Sam? Aya naon?" Tata terlihat cemas ketika melihat Samuel terengah-engah dengan raut wajah yang seperti menahan luka. [ Ada apa? ]
Tata beralih menatap tangan pergelangan tangan Samuel yang langsung diumpati oleh pemuda itu. "Kunaon ie teh, Sam? Apa yang berusaha lo sembunyiin?" [ Kenapa sih ]
Samuel menggeleng cepat dengan kedua mata yang menatap lantai karena tak berani menatap langsung kedua mata Tata. "Jangan dikhawatirkan, ini bukan luka."
Tata manggut-manggut mengerti. Bukan lanjut diam, Tata justru mencengkram dagu Samuel dengan cepat membuat pemuda itu menatap langsung ke arah Tata. "Tatap gue!" titah Tata dengan nada dingin sembari menatap Samuel tanpa berkedip.
Tata pun melepaskan cengkramannya pada dagu Samuel. Dengan tangannya yang satu lagi, gadis itu menggenggam tangan Samuel untuk melihat apa yang sedang disembunyikannya.
Alih-alih yang disembunyikan oleh Samuel adalah luka goresan dan sedikit luka bakar karena uji coba yang tadi mereka lakukan berdua di ruang lab.
Dengan memegangi pergelangan tangan Samuel, Tata mengeluarkan hansaplast dari saku celananya, dengan perlahan ia mulai menempelkannya pada luka pemuda itu.
Samuel meringis sakit.
"Tahan, sat. Tuh tau sakit, malah sok bilang bukan luka segala. Banyak gaya lo!" omel Tata. "Kalau dibiarin terus ini teh bisa infeksi atuh, belegug!" [ Bodoh ]
"Ck, iya iya, sorry."
Selepas Tata telah menempelkan hansaplast pada luka bakar kecil yang didapatkan ada pergelangan tangan Samuel, mereka kembali pada keheningan selama beberapa menit.
"Kumaha ie teh, ruwet pisan pikiran aing euy! Yang lain gimana ya? Gue cemas. Apalagi sama si Kai," gumam Tata dengan perasaan cemasnya. "Coba aja tadi dia nggak nekat ngelawan. Gue takut tuh para psikopat malah ngejar dan targetin Kai sebagai next korban. Jangan sampe dah." [ Gimana ini ya ]
"Nggak usah cemas. Selama ada Jayden, gua yakin Kai bisa baik-baik aja selama Jayden ada."
"Lo percaya sama si Jayden itu?" Tata menaikan satu alisnya sembari menatap Samuel.
Samuel menghela nafas panjang seraya memalingkan wajahnya dari Tata. "Bagi gua, seorang leader itu harus memberikan kepercayaan pada semua anggota secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan apa pun tentang siapa pun, itulah yang sering gua sebut jiwa kepemimpinan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCORE 100
Mystery / ThrillerSetelah kedatangan direktur baru THS, di sekolah ini ada organisasi penting yang harus lo ketahui. Satu, 'Rangking Umum THS' Dua, HCE, 'High Class-Eradication'. Dan ketiga, yang selalu bikin murid-murid Taruya High School takut, ialah teror organisa...