55. HCE - CTRL + W

2.2K 211 2
                                    

[ 55. HCE - CTRL + W ]

"Pistol itu punya gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pistol itu punya gue. Kenapa? Lo mau?" tanya Evan dengan santainya.

Hella dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak mau. Takut salah sasaran. Aku nggak jago pake pistol."

Evan tertawa kecil sembari menyeringai. "Terus menurut lo gue jago?"

Hella manggut-manggut dengan malu.

"Bersembunyi kayak gini lo bilang gue jago?" Evan tertawa kecil.

"Jago lah. Kamu nggak boleh gitu. Mungkin kamu sekarang nggak ngerasa jago, tapi suatu saat aku yakin kamu pasti bisa jadi penembak yang paling jago!" Hella berusaha mewarnai suasana dalam ruangan yang terlihat gelap dan suram ini.

"Ck, nggak usah sok ngehibur," pungkas Evan berlirih. Dari ucapannya terlihat kasar dan tak enggan untuk melukai hati seseorang, namun dari sorot matanya terlihat sebuah kesedihan dan rasa kesepian yang terasingkan.

Hella tersenyum sembari menatap lantai. "Makasih ya."

Evan menoleh dan menatap Hella tanpa ekspresi. "Makasih untuk apa?"

"Makasih karena mau percaya sama aku. Makasih juga karena udah selalu melindungi aku. Aku yakin, kamu sendiri juga lagi kesulitan. Kamu kam juga punya masalah dan perasaan nggak enak yang selalu kamu coba hilangkan dari diri kamu. Tapi tenang aja, aku selalu percaya kamu pasti bisa menjadi laki-laki yang hebat!" Hella terlihat ceria di akhir kalimat dengan senyum manis yang diberikannya untuk Evan. "Janji ya sama aku? Kamu bakal selalu ada di samping aku selamanya. Aku janji."

Evan memalingkan wajahnya ke arah depan dengan ekspresi murung menatap lantai. "Berhenti merayu. Sekali pun lo pacar atau adik kandung gue pun, semua janji yang tadi lo ucapan dan nggak pernah keluar dari mulut gue, nggak akan pernah gue tepati. Ingat itu," pungkas Evan sembari bangkit dan mengecek keadaan di luar ruangan CCTV ini.

Saat Evan menyingkirkan kursi itu dari dekat pintu dan hendak membuka sedikit pintu ruang CCTV ini, tiba-tiba pintu didobrak oleh seseorang, membuat Evan tersungkur di atas lantai karena tubuhnya terdorong oleh pintu yang didobrak keras oleh seseorang.

Benar, yang berada di depan pintu ruang CCTV ini telah menunggu Evan membuka pintu. Seseorang dengan hoodie merah, masker hitam menutupi mulutnya siap melesatkan panah tepat di kepala Evan.

Hella yang melihat itu lantas bergegas menarik Evan untuk berdiri dan bersembunyi di belakang pontu. Untung saja ada Hella, jika tidak, mungkin panah itu mungkin sekarang sudah membuat lubang di kepala Evan. Sungguh mengerikan.

"Van! Pakai pistol kamu!" Hella berbisik pada telinga Evan.

Evan bergegas mengambil pistol miliknya. Sembari menyiapkan pelurunya, mereka berdua bersembunyi di belakang pintu.

SCORE 100Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang