27. HCE - Menuju ∆ ( 11_5_13_1_8 )

2.6K 239 3
                                    

[ 27. HCE - Menuju ∆ ( 11_5_13_1_8 ) ]

Entah itu rasa kecewa, sakit, sedih, dan menyesal, semuanya tengah tercampur dalam benak para anggota HCE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah itu rasa kecewa, sakit, sedih, dan menyesal, semuanya tengah tercampur dalam benak para anggota HCE. Tidak ada yang bisa mengelakkan perasaan itu dari diri mereka sendiri.

➖🔰➖

Beberapa hari setelah kejadian itu, HCE jarang berkumpul. Mereka semua hanya menemui anggota HCE yang mereka anggap sebagai teman. Mereka semua melakukan itu, kecuali Dion. Jika dibilang, selain Samuel, memang tidak ada yang menghampiri Dion. Samuel pun kerap bertemu dengan Dion hanya karena sekedar teman sekamar.

Mereka marah padanya.

Mereka kecewa berat pada Dion.

Dikala mereka semua tengah menjauhi Dion, Bu Sheryyl menyuruh semua anak-anak THS untuk berkumpul di aula di siang hari yang terik ini. Sebab, sebuah informasi penting akan diumumkan di atas panggung aula kepada murid-murid THS.

Tidak berlangsung selama tiga puluh menit, murid-murid THS sudah berkumpul di aula dan menduduki masing-masing bangku yang masih kosong. Keaktifan siswa-siswi Taruya memang patut diacungi ibu jari. Mereka langsung cekatan menuju aula, tatkala Bu Sheryyl mengirim perintah untuk pergi ke aula dari speaker yang berada disetiap kelas.

Suasana sedikit bising. Perbincangan setiap satu murid dengan temannya membuat suasana menjadi ramai dan tidak bisa dikendalikan siapa pun.

Yang memecahkan perbincangan murid-murid itu, ialah suara langkah kaki yang berada di atas panggung aula, mulai mendekati mikrofon untuk menyampaikan sesuatu.

"Selamat pagi anak-anak ibu yang tersayang," Bu Sheryyl berucap dengan senyum ramahnya.

"Pagi, Bu!" sahut semua murid ceria dengan serentak, terkecuali anggota HCE yang justru diam dengan ekspresi datar memperhatikan Bu Sheryyl.

Bu Sheryyl mengambil nafas panjang, kemudian menghembuskannya, berusaha untuk tidak merasa canggung berada di atas panggung. Bu Sheryyl kembali menampilkan senyum ramahnya. "Untuk sebelumnya, ibu mau berterima kasih karena kalian semua di sini sudah mau meluangkan waktu untuk berkumpul di aula demi menanti pengumuman dari ibu.

"Besok adalah hari Kamis. Rencana saya dengan direktur adalah pergi kemah ke hutan pegunungan," ungkap Bu Sheryyl yang kemudian dusambut sorakan gembira para murid Taruya.

Bu Sheryyl tertawa kecil. "Dari yang sudah saya dan direktur rencanakan, kemah tersebut akan berlangsung pada hari Kamis sampai dengan hari Minggu. Dengan menggunakan transportasi bus, semoga perjalan bisa diperlancar."

Bu Sheryyl melangkah mundur, kemudian mengulurkan tangannya pada layar putih polos yang besar di belakangnya. Muncul sebuah gambar yang menampilkan hutan hijau yang indah, tebing-tebing tinggi, langit yang dipenuhi kabut pegunungan asli yang pasti akan terasa sejuk bila berada di sana.

SCORE 100Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang