52. HCE - CTRL

2.1K 215 5
                                    

[ 52. HCE - CTRL ]

Tata melirik Samuel dengan lirikan sinis dan wajah ambigu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tata melirik Samuel dengan lirikan sinis dan wajah ambigu. "Apaan sih? Nggak usah ngomong gituan sekarang dah! Ribet lo!" Tata mengomel.

"Ck, ayolah, Ta! Cepetan!" Samuel bersih keras membujuk Tata untuk mengucapkannya.

"Nggak ya, di kondisi kayak gini masih sempet-sempetnya lo bahas percintaan. Aneh lo!"

"Ya bukan gitu, Ta, maksud gua---"

Samuel yang hendak menjelaskan tiba-tiba terhenti kala dari rak buku belakang mereka berdua muncul ujung runcing pisau yang menusuk buku membuat mereka seketika mundur satu langkah dengan mata yang membelalak terkejut.

"LARI!" Samuel berucap sembari berlari keluar perpustakaan, diikuti oleh Tata di belakangnya.

Alih-alih mereka berdua akhirnya berlari mati-matian di lorong lantai satu ini.

"Ta! Cepet ngomong sekarang!" titah Samuel begitu memaksa.

"ENGGAK! GUE NGGAK MAU!" Tata menolak sembari berlari di samping Samuel.

"TAAA!!"

"EMANG BUAT APAAN SIH?!"

"BUAT CAS ENERGI KEKUATAN GUA! GUA MAU LAWAN MEREKA!"

"Ck, bener-bener lo, Bo," gumam Tata geleng-geleng kepala tidak habis fikir dengan tingkah Samuel.

"TAA!! COME ON!" Samuel terus membujuk Tata.

Tata tersenyum kecut sembari menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan cepat. "IYA IYA!" Tata menurut. "G-GUE CINTA SAMA LO, SAMUEL!"

Samuel menyengir memperlihatkan giginya. Samuel menghentikan langkahnya, kemudian berbalik badan menghadap tiga psikopat itu.

"Heh, hati-hati!" ucap Tata berhenti melangkah dan berbalik badan dengan mata gusar menatap Samuel.

"MAKAN NIH!" Samuel memukul kepala salah seorang psikopat itu dengan buku yang diam-diam tadi ia ambil di perpus.

Weh, sejak kapan dia bawa tuh buku? Kagak sadar gue! batin Tata termangu melihat Samuel.

"Bo, ini bukannya terlalu aneh? Kenapa mereka bertiga kejar kita? Bukannya ini bikin mereka rugi? Mereka kan tadi cuma muncul berlima doang, kalau bertiga langsung ngejar kita, berarti ada kemungkinan seseorang yang nggak dikejar."

Samuel sembari berlindung dan menyerang psikopat itu sesekali menoleh Tata untuk menjawab. "Coba telepon dan tanyain mereka!"

"Oke!" Tata merogoh saku celananya. Entah nasib buntung apa yang sedang menimpanya, ia tidak menemukan ponselnya di saku. "Tunggu sebentar. S-Sam, ponsel gue nggak ada.. "

SCORE 100Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang