5

0 1 0
                                    

Sore hari nya Serena memutuskan untuk menyiram tanaman bunga mawar yang ada di halaman rumah, bunga milik Oliv yang menjadi bunga favoritnya.

Entah angin dari mana tiba-tiba Serena ingin menyiram bunga padahal biasanya diri nya selalu tidak ingin dan paling malas jika di suruh untuk menyiram oleh Oliv.

Saat sedang asik bermain air Serena langsung mengingat sesuatu bagaimana kalo ia mengerjai Deon saat ini.

Wow itu bukan lah ide yang buruk untuk di lakukan pikir Serena di susul dengan senyum penuh arti.

Serena mengedarkan pandangannya mencari target yang ia inginkan lalu tatapan nya tertuju pada orang itu yang sedang duduk.

"Bang" teriak Serena memanggil Deon yang sedang bermain hp di teras rumah sedari tadi.

Deon yang sedang fokus bermain hp langsung berdecak kesal mendengar teriakan nyaring itu "Diam ga lo gw lagi nge-game nih" balas Deon tak kalah berteriak.

"Bang sini deh" titah Serena tak menghiraukan ucapan Deon yang terdengar sangat kesal karena tujuan nya saat ini bukan itu.

Deon tak menyahut lagi ia kembali fokus pada hp nya dan mencoba untuk tidak menghiraukan teriakan Serena menganggap nya seperti angin lalu adalah hal terbaik untuk saat ini.

Tak mendengar sahutan lagi membuat Serena harus mengeluarkan jurus andalan nya yang sudah pasti akan berhasil.

Serena menarik nafas terlebih dahulu sebelum akhirnya "DEON ANESWARA DINATA" teriak Serena.

Seketika Deon mematikan hp nya dan berjalan ke arah Serena yang sudah menganggu nya bahkan memanggil semua nama panjang nya.

Deon berlari menghampiri Serena yang terlihat menyiram bunga "Berani lo panggil nama panjang gw" ujar Deon dengan tatapan tajam nya.

Serena langsung berbalik dan menyemprotkan air keran yang ada di selang untuk menyimpan bunga.

Mendapat serangan mendadak itu membuat Deon sedikit kaget sekaligus marah.

Melihat raut wajah Abang nya yang mulai kesal di tambah tadi membuat Serena tertawa.

Tak ingin kalah dari Serena yang menyemprot nya Deon langsung mengambil selang yang satu nya lagi dan mulai membalas nya.

Sedangkan di dalam rumah Oliv mencari mereka ke kamar nya masing-masing tapi tidak ada sama sekali.

"Serena"

"Deon" panggil Oliv tapi masih tetap sama saja tidak ada sahutan.

Lalu Oliv kembali ke lantai 1 dirinya mencoba mengingat apakah tadi anak nya pamit ke luar rumah tapi rasanya tidak sama sekali.

"Kemana mereka berdua" batin Oliv sangat khawatir sekaligus ingin sekali rasanya memarahi mereka yang jarang ijin kepadanya jika hendak pergi.

Selalu di buat jantungan dan khawatir oleh kedua anak nya membuat Oliv harus sabar menghadapi mereka.

Langkah nya terhenti ketika mendengar suara keran air dari arah luar padahal tadi dirinya tidak menyiram bunga lalu itu siapa?

Karena penasaran Oliv langsung berjalan ke arah luar untuk memastikan apakah keran nya bocor? pikir nya saat ini.

Saat sampai di teras rumah Oliv diam menatap Serena dan Deon yang sedang bermain kejar-kejaran yang seperti anak kecil.

Yang membuat Oliv akan marah adalah kenapa harus memakai air yang bisa membuat mereka menjadi sakit.

"Jadi kalian di sini" ucap Oliv terdengar sangat geram melihat tingkah mereka berdua.

Deon dan Serena yang sedang asik saling menyemprotkan air satu sama lain langsung menoleh ke arah Oliv yang sudah menyimpan kedua tangan nya di pinggang.

Serena langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Bunda" panggil Serena dengan cengengesan.

Ingin sekali rasanya Oliv mengeluarkan kata-kata mutiara emak-emak saat ini tapi ia memilih untuk tidak memarahi mereka karena di marahi pun untuk apa soalnya itu sudah terjadi mau di marahi sampai pagi pun ga akan bisa merubah kejadian itu, lebih baik Oliv memilih untuk memberi tahu mereka daripada harus memarahi nya.

***
"Bunda" panggil Serena terdengar lemas dari arah tangga.

Oliv yang sedang membaca majalah pun langsung menoleh ke arah Serena yang terlihat sangat pucat.

Serena tak langsung menyahut ia berjalan ke arah Oliv lalu langsung memeluk nya.

Oliv yang merasakan suhu tubuh Serena yang hangat pun langsung panik "Ya Allah anak bunda ini panas banget badan nya" ucap Oliv terdengar khawatir.

"Pusing Bun" sahut Serena memegang kepala nya yang terasa sangat pusing sejak kejadian tadi sore.

Tak lama terdengar suara bersin dari hidung Serena dan terlihat hidung nya menjadi merah.

"Nah kan udah bunda bilang jangan main air tadi" omel Oliv.

Bukan nya memberi saran malah di suruh meminum obat Oliv malah berbicara seperti itu memang benar the power of emak-emak.

Tapi meskipun selalu seperti itu rasa peduli nya selalu ada namanya juga ibu ke anak.

Oliv langsung mengambil air hangat untuk mengompres kening Serena agar suhu tubuh nya tidak terlalu panas lagi.

Selesai itu Oliv menyuruh Serena untuk meminum obat tetapi Serena menolak nya karena ia tidak menyukai obat dan tidak bisa meminum nya sedari dulu, lebih baik sembuh secara sendiri nya daripada harus meminum obat.

Oliv memilih untuk mengalah walaupun suka agak kesal tidak ingin sakit tapi selalu mencari cara agar sakit padahal tidak suka meminum obat.

Lalu Oliv langsung pamit untuk ke kamar terlebih dahulu karena ada kerjaan yang harus di selesaikan.

Serena mengijinkan nya dan ia masih tetap diam di ruang tamu sembari memainkan hp nya.

Lalu pandangnya tertuju pada tangga melihat ke arah Deon yang sedang menuruni tangga.

Deon yang melihat Serena sedang duduk di sofa langsung menghampiri nya tadi ia sempat mencari Serena ke kamar pantas saja tidak ada orang nya.

Terjadi keheningan di antara kedua nya sampai akhirnya Serena merasakan perut nya lapar.

Tatapan nya pun tertuju pada Deon yang fokus menonton tv "Bang" panggil Serena.

"Hm?" sahut Deon tanpa menoleh ke arah nya.

"Bikin bubur dong" pinta Serena karena bukan tanpa alasan bubur buatan Deon selalu enak.

Deon menatap sekilas ke arah Serena yang sedang tersenyum ke arah nya lalu kembali menatap ke arah tv "Males" ujar Deon.

Seketika senyum Serena luntur ketika mendengar jawaban itu lalu ia pun kepikiran sesuatu "Bu-"

Sebelum Serena melanjutkan teriakan nya tangan Deon sudah terlebih dahulu membekap mulut Serena hingga membuat Serena kesusahan nafas.

"Ga usah adu" ucap Deon terus membekap bibir Serena sedangkan Serena ia susah bernafas.

"Woi lepas susah nafas nih" Serena memukul lengan Deon agar di lepaskan.

Deon segera melepaskan tangan nya sementara itu Serena mengatur nafas nya lalu menatap tajam ke arah Deon.

"Bikin ya please" pinta Serena memohon kepada Deon.

Mau tidak mau Deon menuruti keinginan Serena, walaupun hati nya berkata tidak bisa kah ia tenang sebentar saja.

"Bang cepetan kan ini salah lo tadi sore" teriak Serena dari arah ruang tamu terdengar sampai ke dapur.

Mendengar teriakan itu membuat Deon menutup kedua telinganya "Terus aja nyalahin gw" gerutu Deon yang merasa dirinya selalu salah di mata Serena.

Deon mulai memasukkan semua bahas nya ke dalam panci dan memotong sayuran yang akan di masukan ke bibir itu.

SERENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang