Chapter 42: Kami akan Lakukan Apapun untuk Melindungimu

1.5K 105 0
                                    

Lizzie's POV

"Apakah ia memberitahumu kemana mereka akan pergi?" Tanya Julia.

"Tidak. Tapi aku rasa aku tahu mereka akan pergi kemana" Jawabku.

"Ya aku juga"  ujarnya.

"Terimakasih" ucapku tiba-tiba

"Untuk apa?" Tanya nya dengan bingung

"Untuk datang kesini. Menjadi temanku. Ini sangat berarti" ucapku.

"Awww. Aku akan selalu disini untukmu Liz" katanya dan memelukku.

"Terimakasih Jules" aku memeluknya balik.

Kami berdua menonton film bersama dan seketika itu pintu depan terbuka dan tertutup kembali.

Aku menoleh kea rah pintu dan dagu ku menganga dengan apa yang aku lihat.

Disana berdiri lima orang laki-laki yang sangat berantakan.

Louis denan darah dihidung nya dan memegang perutnya.

Liam mempunyai lebam dan luka disekujur tangannya dan luka lebar di dahinya.

Zayn dengan bibir yang bengkak dan berdarah dan lebam-lebam pada tangannya.

Harry disana berdiri memegangi perutnya dengan jalan yang pinacang.

Niall. Ia terlihat paling parah.

Matanya benar-benar lebam, bibirnya terluka dan pipi nya lebam berwarna ungu.

"Oh my God!" kataku dan Julia yang segera lari ke arah mereka.

"Apa yang terjadi" ucapku.

"Jake" ujar Harry dengan singkat.

"Kesini. Semuanya berbaring di sofa dan karpet" ucap Julia.

Kami membantu mereka untuk membaringkan diri.

Niall, Louis dan Harry berbaring di sofa dengan Zayn dan Liam di lantai karpet.

"Ambilkan es batu dan perlatan obat" ucap Julia.

Aku mengangguk dan mengambil semua yang dibutuhkan.

Aku kembali dan membuka kotaknya.

Aku mengambil lap dan membersihkan darah pada hidung Louis.

Setelah selesai aku bertanya "Mana lagi yang sakit?"

"Perutku membunuhku" keluh nya.

Aku mengambil es batu dengan dililit kain dan pelan-pelan menaruh nya di atas perut Louis kemudian aku beranjak ke Zayn.

Julia selesai mengobati Harry dan ia sekarang mengobati Liam.

Aku dengan pelan-pelan membasuh darah Zayn pada bibirnya dan tangan nya. Aku meletakkan es batu pada bibirnya.

"Pegang ini dibibirmu" ucapku ke Zayn dan ia mengangguk. Aku beralih ke Niall.

Aku benar-benar tidak tega melihatnya seperti ini.

Sangat membunuhku melihatnya seperti ini.

"Jangan khawatir Liz, aku baik-baik saja" katanya.

"Tidak, ini semua salahku. Aku seharusnya tidak membiarkanmu membaca pesan itu" kataku membasuh darah pada wajahnya.

"Tidak apa" ucapnya.

"Sisi baiknya, kita menang" ujar Liam

Aku tersenyum.

"Sekarang tidak ada dari kalian yang bergerak. Aku dan Julia akan membuat makan malam" ucapku.

Mereka setuju dan aku dengan Julia membuatkan sup.

Ini adalah yang termudah untuk ku jadi mengapa tidak.

Selesainya itu kami membawakan sup nya.

Kami membantu mereka untuk duduk dan menangani mereka masing-masing mangkuk. Aku ngilu melihat mereka berusaha untuk makan. Mereka terlihat kesakitan hanya dengan mencoba memakan sup.

Tapi Liam dengan tangan yang satu lagi mengkukup nya langsung ke mangkuk karena ia tidak suka sendok. Tapi tetap saja ia terlihat kesakitan memakannya.

"Berhenti melihat kami seperti itu" ucap Harry

"Seperti apa" Tanya ku.

"Seperti kau merasa bersalah. Berehntilah. Ini bukan salahmu. Mereka memang mendatangi kami" ucapnya.

"Aku hanya merasa terluka melihat kalian seperti ini" ucapku.

"Hey cheer up. Kami akan lakukan apapun untuk melindungimu." Ucap Liam

"Terimakasih. Aku mencintai kalian" ucapku.

"Kami juga mencintaimu" ujar mereka dan kuah sup terjatuh dari mulut mereka ke mangkuk  mereka masing-masing.

Mereka menatap satu sama lain dan mengangkat bahu.

Mereka memakan makanannya kembali.

Aku dan Julia tertawa.

Oh how I love my boys.


VOTE AND COMMENT :)

Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang