Chapter 3: Haruskah Aku Memberitahunya?

3.6K 162 0
                                    

Lizzie's P.O.V

"Kenapa kau terlihat kelelahan dan buru-buru ketika datang kesini?" Tanya Niall

Haruskah aku memberi tahunya? Tentu saja tidak aku baru berkenalan. Aku melihat kebawah dan memejamkan mata sejenak kemudian air mata mengalir di pipiku. Aku menggelengkan kepalaku tidak. Aku tidak bisa memberitahunya. Maksudnya belum. Dia akan berpikir berbeda jika aku memberi tahu.

"Ada apa? Aku tau kita baru bertemu tapi kau bisa memberitahuku apa saja. Kau bisa mempercayaiku" ucapnya

Aku terkejut dengan kalimut itu. Kau bisa mempercayaiku. Jake pernah bilang kalimat itu kepadaku ketika aku masih bersama dengannya.

"Percaya adalah kata yang sangat kuat" Ucapku dengan pelan

"Kau bisa memberitahuku" katanya. Aku menggelengkan kepalaku dan menunduk lagi.

"Kau akan berpikir berbeda mengenaiku" jawabku. Ia menegakkan kepalaku dengan jarinya di daguku.

"Itu tidak benar. Kau adalah satu dari semua orang yang paling cantik, baik dan gadis yang menyenangkan yang pernah aku kenal, Liz! Tidak ada yang dapat merubahnya" ucap Niall. Aku hanya tersenyum ke arahnya.

"Terimakasih. Tidak ada seorangpun yang pernah mengatakan itu sebelumnya" kataku. Itu benar. Semua yang aku dapat biasanya hanyalah hinaan.

"Seseorang memang harus mengatakannya, sekarang bisa kau beritahu?" kata Niall

"Niall. Aku berjanji akan memberitahu mu tapi tidak sekarang. Aku baru bertemu denganmu. Aku harus mengetahui kamu lebih baik dulu" balasku

"Aku mengerti. Bagaimana kalau besok sepulang sekolah kita bertemu di Starbucks?" ucap Niall

"Boleh. Dan, jam berapa sekarang?" tanyaku

"Jam 8:45" jawabnya. Aku langsung kaget

"Sial sial sial! Dia akan membunuhku" kataku sambil mengambil gitarku

"'Dia' siapa?" tanya Niall penasaran

"Aku belum bisa memberitahumu. Tapi aku harus sampai dirumah jam 9 atau aku bisa mati" jawabku. Aku mengambil oreoku, memakannya dan meminum susu di gelas yang Niall siapkan. Niall mentertawaiku.

"Apa? Ini harus dimakan. Aku harus makan beberapa lagi" kataku mengambil sisa oreoku. Niall tertawa lagi. Kemudian Niall dan aku menuruni tangga.

"Hey, kenapa buru-buru?" tanya Louis

"Aku tidak bisa bahas sekarang. Aku harus pulang atau aku bisa mati" Ucapku dan melanjutkan berjalan dengan Niall. Aku dan Niall masuk kedalam mobil dan memberitahu jalan kerumahku.

Ketika sampai dirumah aku bilang "terimakasih untuk pelajarannya dan oreonya" kemudian memeluknya. Ia tertawa dan memelukku balik.

"Tidak masalah" Jawabnya.

Aku melepaskan pelukannya dan mencium pipinya. Dia "blushing". Aww! Dia terlihat menakjubkan saat blushing. Aku keluar dari mobil dan bilang "By the way Niall. Kamu terlihat lucu saat tersipu" Aku memberikannya kedipan. Ia tersenyum dan bilang "Goodnight Liz"

Kemudian ia pergi dan aku berjalan ke arah rumahku. Lampu di ruang tamu masih menyala. Sial. Aku menyembunyikan gitarku disemak-semak dan memanjat ke jendela kamarku. Aku berhasil sampai walaupun terjatuh kelantai kamarku

"Ow!" kataku kesakitan

"Butuh waktu lama untuk sampai disitu?"

Shit.

WebRep

Overall rating

Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang