Chapter 64: Typical Niall

647 59 6
                                    

Picture of Niall when he got home from hospital.

LIZZIE'S POV

"Bagaimana dengan Nancy?" tanyaku.

"Aku sudah putus dengannya" jawabnya dan aku menjawab dengan anggukkan kepala.

Kami masih berada di rumah sakit, berbaring di ranjang Niall.

"Bagaimana dengan kau dan Harry?" tanya-nya.

Aku menunduk.

"Tentang itu... Kami hanya bersandiwara" gumamku.

"Huh?" ucapnya ingin mengetahui kenapa.

"Kami hanya bersandiwara." jawabku untuk kedua kalinya.

"Kenapa?" ucapnya.

"Ini ide Harry. Ia ingin kami bersandiwwara agar membuatmu cemburu dan kau ingin balik bersama denganku." ucapku pelan.

"Wow. Well rencanamu berhasil" katanya dan aku pun tersenyum.

"Yup. Dan aku bangga telah melakukannya." ucapku kemudian mencium pipinya.

"Bisakah kami masuk sekarang?" ucap Louis dari luar pintu.

"Yeah" teriakku sambil beranjak dari kasur Niall.

Ia cemberut ketika aku beranjak dan aku menjulurkan lidahku ke arahnya.

The lads, Perrie, Danielle, Eleanor dan Julia masuk.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Liam.

"Aku baik-baik saja. Tapi kaki ku sangat menyiksaku" jawab Niall.

Aku mengerutkan dahiku. Aku masih berpikir kalau ini semua salahku.

"Liz, kalau kau berpikir ini adalah salahmu. Berhentilah. Ini bukan kesalahanmu" ucap Niall tiba-tiba.

"Aku hanya berpikir kalau ini memanglah kesalahanku" ucapku pelan sambil menunduk.

"Ini salah Niall karena tidak berhati-hati" ujar Harry.

Kemudian Niall menjulurkan lidahnya kepada Harry.

"Omong-omong. Berapa lama kau akan disini?" tanya Zayn.

"Tidak lama. Dokter bilang dalam beberapa hari aku sudah bisa keluar dari sini ketika tanganku sudah membaik, tapi aku masih harus memakai gips" jawab Niall.

"Well kami membawakanmu sesuatu" ucap Harry dan ia keluar ruangan.

Ia kembali ke ruangan dengan membawakan Nandos.

"Yes! Aku sudah membaik!" teriak Niall.

Aku tertawa.

Typical Niall.

*****

"Oke. Kau yakin bisa melakukan ini?" tanyaku.

"Untuk ke sepuluh kalinya! Aku bisa!" jawab Niall karena aku terus menanyakan hal ini.

"Baiklah. Hati-hati saja!" ucapku.

Niall mulai berjalan dengan tongkat bantu jalannya untuk keluar dari rumah sakit. Aku tidak mau ia terluka lagi. Kami masuk ke dalam mobil dan aku membantu Niall.

Seketika kami sampai rumah, kami membantu Niall untuk duduk di sofa.

"Sejak kaki-ku ini patah. Bisakah kau mengambilkanku makanan?" ucap Niall dengan memberikan tatapan anak anjing yang inosen.

"Baik" ucapku.

Aku pergi ke dapir dan mengambil beberapa sayap ayam kemudian memanaskannya. Dan ketika selesai, aku meletakkannya di piring.

Aku memberikannya kepada Niall dan Niall mulai memakannya dengan sangat lahap.

Ponselku bergetar.

Aku memeriksanya dan Eric menelponku.

(by the way!!!!! Eric disini itu si Tyler Posey. Demi apapun aku fangirling sendiri!!!!!! WHO LIKES TEEN WOLF HERE??!! COMMENT BELOW!!)

"Hey! Rasanya seperti aku sudah tidak pernah berbicara denganmu!" teriakku.

"Aku tahu! Sekarang beritahu aku apa yang terjadi. Kau dan Niall berada dalam trending di twitter dan seluruh tumblr saat ini" ucapnya.

"Oh benar. Aku lupa mengatakannya kepadamu. Bisakah kita bertemu untuk makan malam?" tanya-nya.

"Tentu. Bisa kita bertemu di starbucks saja?" katanya.

"Tentu saja. Kapan kita akan bertemu?" ucapku.

"Bisakah saat ini juga?" ucapnya.

"Yup! Sampai jumpa disana." kataku.

Kami mengucapkan goodbye dan menutup panggilan kami.

"Niall, aku akan bertemu dengan Eric untuk sebentar. Minta saja kepada the lads jika kau ingin sesuatu, oke?" ucapku.

Ia menganggukkan kepalanya. Aku mengantungkan ponselku.

"Tunggu!" ucapnya.

Wajahnya penuh dengan saos dari sayap ayam.

Aku tertawa geli melihatnya.

"Yeah?" tanyaku.

Ia menunjuk bibirnya untuk meminta cium.

Aku memutarkan bola mataku dan mencium pipinya.

Ia menghela napas.

"Bersihkan" ucapku sambil mencubit hidungnya.

Aku meninggalkan rumah dan jalan ke starbucks.

Seketika aku sampai, Eric sudah ada disana dengan dua Vanilla Beans. Aku pun menghampirinya dan duduk.

"Ini untukmu" ucapnya.

"Kau sangat mengerti aku" ucapku.

Ia tertawa.

"Jadi, beritahu aku ada apa. Buatlah aku update" ucapnya sambil meminum setenggak minuman miliknya.

Akupun memberi tahu kepadanya semua yang terjadi. Mulai dari sandiwaraku bersama Niall sampai Niall masuk ke rumah sakit.

"Wow. Semua itu terjadi dalam dua bulan?" tanyaku.

Aku tertawa dan menjawab singkat "Yup".

"Aku ingin kau membantuku untuk sesuatu" ucapnya.

"Apa itu?" tanyaku.

"Kau tau kekasihku, Vennessa?" tanya-nya kepadaku.

"Yeah..." jawabku.

"Aku akan melamarnya besok" ujarnya.

Aku menaikkan kedua alisku.

"OH TUHAN! Kau akan menikah! Ah! Oh Tuhan! Sebentar lagi kau akan berbulan madu! Lalu kalian akan memiliki bayi kecil yang imut! AKU AKAN MENJADI BIBINYA! AHHH! Jika kau memiliki bayi laki-laki kau harus menamainya Chris, dan jika bayi itu perempuan kau harus menamainya Skylar! O MY GOD! Jika kau memiliki bayi kembar pasti ini akan menjadi hal terbaik yang pernah ada! O--" ucapku dengan semangat dan dipotongnya.

"Kawan!" ucapnya. "Kita sedang berada di publik!".

"Lalu?" ucapku.

"Aku akan melamarnya. Tapi aku tidak tahu harus bagaimana" ujarnya.

"Mungkin the lads dan aku bisa membantu" rekomendasiku.

"Baiklah. Tapi bagaimanakah kita melakukannya" ucapnya.

"Aku punya ide yang sempurna" ucapku.

.

.

.

Vote/Comment :)

Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang