Lizzie's P.O.V
"Dimana Niall?" kata Harry sesampaiku di rumah.
Aku tidak menjawab. Aku hanya tetap berjalan dan kekamarku, mengunci kamarku.
Aku tidak bisa mengencani Niall. Aku tidak bisa. Aku akan mendapat banyak hate. Sekarang saja aku sudah mendapatkan banyak kebencian karena menjadi teman mereka dan bayangkan saja jika aku pacarnya Niall.
"Liz. Buka pintunya" kata Harry
"Tidak" jawabku
"Aku punya Oreo" katanya.
"Tidak akan terpengaruh" jawabku
"Aku tau kau mau" sahutnya
"Ugh.. Baiklah" Ucapku.
Aku membuka pintu dan Harry masuk dengan cepat... Tanpa Oreo
"Aww! Dimana oreoku?" kataku
"Di dapur" katanya sambil tertawa. "Sekarang. Beritahu aku apa yang terjadi" lanjutnya
"Tidak" kataku sambil menyilangkan tanganku.
"Beritahu aku" katanya
"Tidak" jawabku
"Aku akan membunuh Oreo mu jika kau tidak mau katakan" ucap Harry
"JANGAN OREO-KU!" teriakku
Dia tertawa. "Maka itu beritahu aku"
Aku menghela nafas.
"Niall asked to be his girlfriend" gumamku
"Huh?" kata Harry
"NIALL MEMINTAKU UNTUK MENJADI PACARNYA!" kataku
"Dan kau bilang iya?" tanya Harry
"Tidak" jawabku
"Kenapa tidak. Kau menyukainya, dia menyukaimu. Kalian berdua suka makan dan tertawa banyak. Kenapa kau bilang tidak" katanya
"Aku hanya tidak bisa! Memikirkan semua hate yang akan aku dapatkan. Aku sudah mendapat banyak hate hanya karena berteman dengan kalian semua. Bayangkan kebencian apa lagi yang akan aku dapatkan jika aku dan Niall berkencan" kataku
"Dengar. Jika mereka benar-benar fans kami, pasti mereka akan respect denganmu. Aku tau Niall dan kami semua akan menghentikan hate itu. Just Please. Berikan dia kesempatan. Dia sangat menyukaimu." kata Harry
"Aku juga ingin memberikannya kesempatan. Tapi aku fikir dia sudah tidak ingin berbicara denganku lagi" kataku
"Tentu saja dia mau" ucap Harry
"Thank You Harry" kataku dan kemudian memeluknya
"Your welcome" jawabnya
"Sekarang. Ayo ambil Oreo yang kau janjikan" kataku
Kami pun turun ke tangga dan Niall masuk ke rumah. Momen Awkward terjadi sekarang. Kami semua hanya diam.
"Apakah kalian berpikir ini awkward?" kata Louis
"Yeah.." jawabku
"Well.. Bye" kata Louis dan meninggalkan ruang tamu
"Yeah bye" kata Liam dan Zayn
"Aku akan meninggalkan kalian untuk berbicara" kata Harry
Dia pergi dan disini tinggal Aku dan Niall.
"Niall?" kataku
Ia tidak menghiraukan aku dan pergi ke dapur
"Ugh" Kataku sambil ikut berjalan ke dapur
Ia membuka kulkas
"Niall" kataku.
Ia masih tidak mau menjawab.
"Niall lihat aku. Aku ingin bicara denganmu" kataku dan memegang pundaknya dan ia berbalik badan ke arahku
"Apa yang ingin kau bicarakan! Kau bilang tidak. Aku mengerti okey. Aku mengerti kau tidak ingin menjadi pacarku" katanya
"Ada alasan mengapa aku bilang tidak" kataku
"Lalu kenapa" ucap Niall
"The hate" kataku dan kemudian aku lari ke kamarku
Aku membanting pintu dan berbaring tengkurap ke tempat tidurku
Niall's P.O.V
"Apa yang ingin kau bicarakan! Kau bilang tidak. Aku mengerti okey. Aku mengerti kau tidak ingin menjadi pacarku" kata-ku
Aku masih tidak percaya ia bilang tidak. Aku mengira dia juga menyukaiku. Di studio rekaman aku benar-benar kecewa dan hanya menangis. Aku juga mengacak-acak tempat itu.
"Ada alasan mengapa aku bilang tidak" katanya
"Lalu kenapa" tanyaku
"The hate" kata Lizzir dan kemudian ia lari.
The hate. The fucking hate from the "fans" is keeping us apart. Terkadang aku berharap mereka bisa menjadi baik kepada orang yang kami cintai. Apa tujuan utama mereka membenci, bahkan mereka tidak melakukan apapun kepada mereka semua. Mereka tidak pernah saling bertemu. Aku lari menghampiri Liz. Pintu kamarnya di kunci. Aku mengetuk pintu kamar Lizzie.
"Liz. Buka pintunya" kataku
"Tidak" sahutnya
"Aku punya oreo" kataku
"Tidak akan lagi jatuh karena mereka" jawab Lizzie
Aku tertawa.
"Please buka pintunya"kataku
Ia membuka pintunya dan aku melihat matanya merah karena menangis.
"Kumohon Liz. Beri aku kesempatan. Aku akan melakukan apapun untuk menghentikan semua hate itu. Mereka bukan fans kami jika mereka membenci orang yang kami sayang. Please. Kamu mau menjadi pacarku?" kataku
Dia menghela nafas dan bilang "ya"
Aku tersenyum dengan lebar dan menariknya kepelukanku
"Thank you thank you thank you" kataku
Dia hanya tertawa pelan
"Finally! Inilah waktunya!" teriak Louis
"Kau menguping? Kau dari tadi disini?" tanya Liz
"Tidak. Kami semua disini" katanya
Tiba-tiba yang lainnya juga keluar.
"Hello"
"Erm.. Hi"
"Vas Happenin"
Kami semua tertawa
"Ayo kita rayakan ini" teriak Louis
"Dimana?" tanyaku
"Um.. di taman!"sahutnya
"Lou. Ini hampir jam sepuluh malam" kata Liz
"Dan?" jawabnya
"Ayo!" kata Harry
Kami semua pergi dari rumah dan masuk ke mobil. Louis yang menyetir, seperti biasa ini bukan ide yang bagus.
WebRep
Overall rating

KAMU SEDANG MEMBACA
Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)
FanfictionSemua yang aku inginkan hanyalah belajar untuk bermain gitar. Aku tidak pernah meminta untuk guru yang merupakan seorang dari boy band paling terkenal di dunia. Tapi aku tidak mengkomplain.