Chapter 51: Awkward Silence

539 70 8
                                    


LIZZIE'S POV

"Tuhan.. kau menaku-- Niall?" ucapku.

Niall berdiri dengan piyama tidurnya di depan pintu dapur.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya.

"Aku bertanya duluan" jawabku.

Ia menghela napas.

"Aku kesini untuk mengambil cemilan malam." jawabnya.

Ia menenggak-kan kepalanya untuk giliranku menjawab.

"Aku bermim- Uh aku tidak bisa tidur." jawabku.

Ia menaikkan satu alisnya. "Baiklah" katanya.

'Diam dalam kecanggungan'

"Mau ikut?" kataku.

"Tentu. Terimakasih." ucapnya.

Aku mengangguk. Ia menuang susunya dan duduk didepanku.

"Jadi.. Dimana kau bertemu Nancy?" tanyaku.

"Oh uh aku bertemu dengannya ditaman" jawabnya.

Aku mengangguk.

"Ia terlihat baik" kataku.

"Yeah" ucapnya dan memakan oreo.

Aku menunduk melihat pergelangan tangannya. Ia tidak mengenakan gelangnya lagi. Aku mengedip-ngedipkan mataku menjauhkan air mata.

"Jadi... kau dan Harry" ia memulai.

"Yeah" jawabku.

"Aku senang untukmu" katanya.

Ia terlihat seperti ingin menangis.

"Terimakasih" jawabku.

Ia mengangguk dan meminum beberapa tenggak susunya.

Diam.

"Dengar Niall. Aku tidak mau kita bertingkah seolah-olah seperti orang asing lagi. Setidaknya bisakah kita berteman" ucapku.

Ia senyum dan mengangguk.

Kami berdua berdiri dan aku mencuci gelasku.

"Aku akan jalan sampai depan kamarmu." katanya.

Aku mengangguk setuju. Kami berdua jalan ke ruangan kami.

"Jadi.. uh.. good night Liz" ucap Niall.

Ia memelukku.

Ini hanya sebentar tapi aku tidak peduli. Aku suka berada dalam dekapannya. Aku mereka hangat dan aman didekatnya.

"Malam Niall" bisikku.

NIALL'S POV

"Jadi.. uh.. good night Liz" ucapku sedikit gugup.

Kami berpelukan walaupun hanya sebentar.

Aku rindu dengan kehadirannya di tanganku.

Aku rindu perbincangan kami yang bisa bertahan sepanjang malam.

Aku rindu kecupan dan pelukannya.

Aku rindu Liz.

Aku rindu Liz-ku.

Kami melepas pelukannya.

"Malam Niall" bisiknya.

Ia masuk ke kamar dan menutup pintunya.

"Malam Liz" bisikku kembali tanpa ia dengar.

Aku pergi ke kamarku. Aku bersandar ditempat tidurku dan menatap langit-langit kamarku.

Aku harap aku bisa mendapatkannya kembali. Aku merindukan dirinya. Aku rindu melihatnya bahagia dan ceria. Tapi sekarang ia terlihat sedih dan diam.

Tapi... semenjak ia bersama Harry kurasa ia sudah tidak sedih dan menjadi lebih bahagia bersama.

Tapi ada sesuatu yang sangat menggangu.

Aku dapat mengatakan. Ia menggigit bibirnya dimanapun aku dan Nancy berada diruangan yang sama dengannya.

Aku harus mencari tahu apa yang ia sembunyikan.

Dan jika kau bertanya-tanya dmengapa aku tidak mengenakan gelang "Forever & Always" ku, aku mengenakannya di pergelangan kakiku.

Aku tidak berpikir kalau Liz masih mencintaiku, tapi aku masih. Jadi aku mengenakannya di pergelangan kaki agar ia tidak mengetahuinya. Kau tidak tahu seberapa rindunya aku degan Liz. Aku sangat mencintainya. Aku akan melakukan apapun agar ia kembali. Aku janji. Apapun.

.

.

.

.

(tadi ada yang minta double update. so here it is. maaf ya pendek dan typo-typo nya. im gonna leave for now, i need to go to church haha. DONT FORGET TO VOTE!

btw mau spoiler... "what if Harry get a lot of hates?" and "what if Nick is back?" haha)

Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang