Lizzie's P.O.V
Aku bangun dari tidurku karena nyanyian
"Happy Birthday to you. Happy Birthday to you. Happy Borthday Dear Elizabeth. Happy Birthday To You" Aku tersenyum dan melihat wajah the most amazing five guys yang aku cintai.
"Thank You Guys" kataku
"Sekarang bangunlah dan makan sarapanmu" kata Niall
Aku berdiri dan lari ke dapur meninggalkan mereka di tempat tidur.
"Mirip seperti Niall disetiap pagi" kata Harry
"HEY!" ucap Niall sembari memukul tangan Harry.
Aku mentertawakan mereka.
Aku melihat ke meja dapur dan melihat makanan terlezat yang paling suci yang pernah aku lihat di hidupku. Pancakes dengan Oreo di atasnya dengan Milshake Oreo disampingnya.
"INI SEMPURNA!" teriakku.
Aku duduk di kursi dan mulai makan
"Ini sangat lezat" kataku dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Terimakasih" kata Niall
"Kau memasaknya?" tanyaku
"Yupp" jawabnya
"God I love you! Masaklah tiap hari untukku" kataku kepadanya dan memeluknya.
Ia tertawa dan memelukku balik. Aku menyelesaikan makananku dan berbaring di sofa. Aku sangat kekenyangan.
"Kami punya hadiah untukmu!" teriak Louis
"Aku bilang jangan ada hadiah" kataku dan berdiri
"Kau akan menyukainya" kata Zayn
Ia memberikanku sebuah kotak. Aku membukanya dan terdapat CD Album dari Imagine Dragons.
"OMG! THANK YOU!" teriakku dan memeluknya
"Sama-sama" katanya
Louis selanjutnya. Ia memberika kotak tipis. Aku membukanya dan terdapat kaos hitam didalamnya. Aku mengambilnya dan
Tidak Mungkin.
"BAGAIMANA KAU TAHU!" teriakku
"Aku membuka history di browser internet laptopmu" katanya
Aku menatapnya.
"Aku shearusnya marah sekarang tapi aku suka kau melakukannya. AKU SUKA BAJU INI!" teriakku
Kau lihat tulisannya "IM A DANOSAUR! RAWR!". Merek dari "Danisnotonfire". Aku menyukai videonya.
"THANK YOU" kataku memeluknya.
Harry memberikan aku hadiah. Aku membukanya dan terdapat bingkai foto didalamnya. Dan ada foto aku dan Harry ketika kami pergi makan. Dan tulisan dibawahnya "Harry and Liz. Forever Best Friends "
"I love it! Thank you" kataku. Dan memeluknya.
Kemudian Liam memberikan kadonya.
Aku membukanya dan album Demi Lovato terdapat didalamnya.. dan dengan tanda tangannya.
"DAM IT GUYS! KAU SELALU MEMBERIKAN HADIAH YANG TERBAIK!" teriakku
Mereka tertawa, dan aku memeluk Liam.
"Sekarang giliranku." Kata Niall.
Ia membawaku keluar dari bis.
"Niall, ini hujan!" kataku
"Hujan ini membuatnya lebih baik" katanya
Aku tertawa dan mengikutinya saja. Kami berakhir di restoran Pizza.
"Niall. Bukannya apa-apa, tapi kenapa kita kesini?" tanyaku
"Kita tidak akan masuk kedalam. Ayolah" katanya
Ia menarik tanganku dan membawaku ke belakang restoran itu.
Kami benar-benar basah sekarang. Terlihat menyeramkan di belakang sini. Sepertinya ini sebuah lorong atau gang kecil. Niall berhenti dan aku menabraknya.
"Pakai jaketku" katanya
"Tidak. Aku tidak apa-apa" ucapku
"Kau kedinginan" katanya.
Ia memakaikan jaketnya kepadaku. Ia membawaku mendekatinya.
Ia tersenyum dan aku tersenyum balik. Ia menyondongkan kepalanya dan aku juga.
Aku tidak bisa menunggu lagi jadi aku membawa bibirku kepadanya. Ia tetap memegang jaketnya dan membawaku lebih dekat lagi sedekat mungkin. Aku meletakan tanganku ke lengannya.
Bibir kami tetap seimbang dalam ciuman ini dan kupu-kupu bodoh selalu beterbangan dalam perutku. Kami melepas ciuman kami tapi tetap menyandarkan kepala kami. Kami tersenyum satu sama lain.
"Wow..." gumamnya
"Ini hadiah terbaik yang pernah aku dapatkan" kataku
"Masih ada lagi" katanya
"Cukup hadianya" kataku
"Sebenarnya dua lagi" katanya
"Oh Joy" kataku.
Ia tertawa dan menarik tanganku. Kami kembali ke bis dan Liam memberikan handuk kepada kami.
"Thanks" kataku
Aku melihat sekeliling dan aku tidak percaya ada seseorang disini.
O.
My.
God.
WebRep
Overall rating

KAMU SEDANG MEMBACA
Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)
FanficSemua yang aku inginkan hanyalah belajar untuk bermain gitar. Aku tidak pernah meminta untuk guru yang merupakan seorang dari boy band paling terkenal di dunia. Tapi aku tidak mengkomplain.