49. Shaoting Shock

8.7K 1K 243
                                    

Sampai di rumah sakit Shaoting langsung mencari ruangan Dokter Lu, Dokter yang terakhir kali menangani istrinya.

Sampai di ruangan Dokter Lu, Shaoting melihat Zangyi dan Xuling sedang menunggu diluar dengan cemas.

"Mayor." Zangyi memberi hormat saat melihat kedatangan Shaoting.

"Bagaimana istriku, kenapa dia bisa pingsan? " Tanya Shaoting dengan cemas.

"Nona masih diperiksa oleh Dokter Lu, tadi nona sedang mengobrol dengan para saudari di rumah dinas, tiba-tiba saja Nona langsung pingsan." Jelas Zangyi dengan tenang, walau begitu dia juga merasa bersalah karena tidak becus menjaga nonanya, hingga membuat nonanya pingsan.

Pintu ruangan Dokter Lu terbuka, terlihat perawat yang dulu juga menangani Li Ranran, dia melihat Shaoting diluar.

"Mayor Gu, silahkan masuk, Nyonya Gu baru saja siuman. "

Tanpa menunggu lama Shaoting masuk kedalam ruangan Dokter Lu. Dia melihat istrinya duduk sambil memegangi perutnya, dia nampak meneteskan air mata. Hal itu langsung membuat Shaoting kawatir.

"Ranran, katakan dimana yang sakit, jangan menangis, aku mohon jangan menangis. " Shaoting langsung memeluk istrinya.

Li Ranran yang dipeluk Shaoting justru semakin menangis kencang, hal itu justru membuat Shaoting semakin kalang kabut.

"Tenanglah, jangan menangis. Katakan siapa yang mengganggumu. " Shaoting mengelus punggung istrinya.  Dia lalu menoleh kepada Dokter Lu, "Dokter Lu, ada apa dengan istriku?" Shaoting bertanya dengan cemas.

Dokter Lu sudah tidak kaget dengan sikap Mayor Gu yang seperti ini kepada istrinya, Dokter Lu lalu tersenyum, "Mayor Gu jangan kawatir, Nyonya Gu baik-baik saja. "

"Tapi kenapa dia menangis? " Shaoting sedikit menaikkan intonasi bicaranya.

Li Ranran sudah mulai bisa menenangkan dirinya, "Kakak Gu, aku baik-baik saja. " Li Ranran memegang lengan suaminya.

Shaoting lalu menoleh pada istrinya, "Apakah sudah tidak sakit lagi? " Shaoting masih kawatir dengan istrinya ini.

"Percayalah, benar kata Dokter Lu, aku baik-baik saja. " Li Ranran meyakinkan suaminya.

"Lalu kenapa tadi Ranran menangis? "

Li Ranran lalu membawa tangan Shaoting ke perutnya, "Aku menangis karena bahagia kak. "

Shaoting masih belum paham dengan segala maksud tindakan istrinya, "Haa?? Kenapa Ranran menangis karena bahagia? Apa perut Ranran sudah tidak sakit? " Tanya Shaoting dengan muka polosnya.

Li Ranran memukul pelan lengan suaminya, dia kesal dengan ketidakpekaan suaminya ini. "Iiiisssh kenapa kakak tidak peka sama sekali."

Dokter Lu tersenyum dengan segala tingkah pasangan di depannya ini.

"Lalu kenapa Ranran? Tolong jangan membuatku kawatir. " Shaoting benar-benar tidak paham sama sekali.

Li Ranran lalu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. " Kak, disini ada anak kita. Aku hamil kak. " Wajah Li Ranran nampak berbinar.

Shaoting terdiam, otaknya masih mencerna ucapan istrinya. "Hamil? Ranran hamil? " Tanyanya memastikan.

"Ya, aku hamil. " Ucap Li Ranran dengan semangat, dia lalu melihat suaminya termenung. "Apa kakak tidak menyukainya? "

Shaoting langsung memeluk istrinya, "Tidak, aku justru sangat bahagia. " Shaoting menciumi seluruh wajah istrinya, "Terimakasih Ranran, terimakasih. "

Li Ranran tertawa geli dengan tindakan suaminya, "Kaak, masih ada Dokter Lu disini. "

(END) Istri Yang Dimanjakan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang