24. Ternyata Serigala

12.1K 1K 123
                                    

Li Ranran terbangun karena silau oleh sinar matahari yang masuk lewat celah jendela kamar Shaoting.

Ketika membuka mata, dia menyadari jika hari sudah siang. Dia terkejut, saat akan bangun, dia merasakan tubuhnya sakit semua. Dia seperti orang yang habis berlari jauh, pinggangnya rasanya mau patah, lalu kedua kakinya terasa lemas.

"Sssshh." Ringisnya,karena merasakan bagian bawahnya yang ngilu. Dengan perlahan dia mencoba duduk, dia meringis melihat seluruh tubuhnya penuh dengan kissmark.

"Haiiiss, dasar Serigala, aku jadi mirip orang kena penyakit kulit. " Gerutunya, "Bagaimana aku menutupinya di depan keluarganya jika seperti ini"

Shaoting masuk ke kamar, dia melihat Li Ranran sudah bangun, dia masuk membawa nampan berisi sarapan untuknya.

"Ranran sudah bangun? " Shaoting mendekat ke ranjang.

Melihat Shaoting masuk ke kamar, Li Ranran segera membenarkan selimut yang menutupi tubuh polosnya. Dia melotot kearah Shaoting.

Shaoting terkekeh melihat istrinya melotot padanya. "Aku membawakanmu sarapan, biar aku suapi" Dia segera duduk di sebelah istrinya.

Li Ranran tahu jika dia tidak bisa makan sendiri dengan keadaan saat ini, dengan tangan yang memegangi selimut, jadi dia menurut saja.

Shaoting menyuapi istrinya dengan telaten. Sesekali dia mengusap kepalanya.

Selesai makan, Li Ranran menunggu Shaoting keluar, dia akan pergi mandi. Dia cukup malu berjalan kek kamar mandi jika masih ada Shaoting dikamar. Dia menatap Shaoting, menggerakkan bola matanya dari nampan ke Shaoting. Seakan mengkode untuk segera keluar mengembalikan nampan itu.

"Kenapa Ranran memandangku seperti itu? " Tanya Shaoting pura-pura tidak paham dengan kode istrinya.

"Kenapa kakak tidak segera keluar? " Tanyanya sedikit sebal, karena merasa suaminya kurang peka.

"Memangnya kenapa? " Shaoting menggoda istrinya.

"Aku mau mandi. "

Shaoting justru menyeringai saat mendengar jawaban istrinya. Dia lekas meletakkan nampannya di meja. Bergegas mendekati Li Ranran.

"Kakak mau apa? " Li Ranran gugup saat Shaoting mendekatinya.

Shaoting tidak menjawab, dia justru menyingkap selimut yang dipakai istrinya, lalu mengangkat tubuh polos istrinya ala bridal style.

"Kak, apa yang kakak lakukan? " Pekik Li Ranran, karena takut jatuh dia segera berpegangan pada leher Shaoting.

"Tentu saja untuk membantumu mandi. " Bisiknya dengan sensual.

Merasakan alarm tanda bahaya, Li Ranran menjadi semakin gugup. "Kak, aku bisa mandi sendiri. "

"Sssstt, menurutlah Ranran. "

Huaaaa sistem tolong akuuu, teriak Li Ranran dalam hati. Tapi sistem sama sekali tidak merespon.

_____***_____


Di dalam kamar mandi, Shaoting mendudukan istrinya di pinggiran bak mandi yang terbuat dari batubata yang di lapisi semen.

"Kita mandi bersama. " Ucap Shaoting sambil menyambar bibir Li Ranran. Dia melepas pakaiannya sambil tetap berciuman. Li Ranran hanya bisa pasrah.

Setelah melepas pakaiannya, tangannya tidak menganggur. Shaoting meremas kedua payudara istrinya. Sesekali dia memilin-milin ujung payudaranya.

(END) Istri Yang Dimanjakan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang