10. Hampir Saja

11.9K 1.2K 19
                                    

Makan siang diisi dengan bermacam pujian untuk Li Ranran. Apalagi saat mereka mecicipi kue dan agar-agar yang dibawa Li Ranran.

Apalagi Gu Lanning, dia sangat mirip dengan Lingru. Dia sangat menyukai agar-agar dengan toping buah.

Gu Lanning lalu mengajak Li Ranran istirahat di kamarnya.

"Kakak ipar, apakah benar kakakku baik kepadamu? "

"Iya, kakak Gu adalah teman bermain kakakku. "

"Lalu apakah kakak ipar tidak takut pada kakakku? "

Li Ranran sebenarnya bingung dengan segala ucapan keluarga Shaoting, mereka bilang jika Shaoting kaku.

Sedangkan selama ini Shaoting sangat baik dan ramah padanya. Kaku darimana?

"Lanning, kenapa semua bilang jika Kakak Gu itu kaku dan menyeramkan. Menurutku dia itu baik dan ramah. "

Gu Lanning menganga mendengar penjelasan Li Ranran, " Kakak ipar, apakah kamu serius? "

Li Ranran mengangguk yakin. Setelahnya mereka membicarakan banyak hal.

Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk.

"Lanning biarkan kakak iparmu istirahat" Terdengar suara Shaoting.

Lanning segera membuka pintu kamarnya, " Iya kak. "

"Kalau begitu biar dia istirahat dikamarku. "

"Jangan kak, biar kakak ipar istirahat disini. "

"Jika istirahat disini, kamu akan mengajaknya bicara terus. " cibir Shaoting.

Gu Lanning meringis malu, "Itu karena kakak ipar sangat menyenangkan diajak mengobrol. "

"Ayo Ranran, istirahatlah dikamarku." Shaoting meraih tangan Ranran.

"Eh." Li Ranran hanya menurut saat dibawa ke kamar Shaoting. Dia sebenarnya agak tidak enak, karena dia belum menikah.

Bagaimanapun dijaman ini hubungan laki-laki dan perempuan masih ketat.

Gu Lanning hanya menggerutu saat kakak iparnya dibawa pergi kakaknya.

_____***_____

Saat masuk kekamar Shaoting, Li Ranran cukup kagum. Kamarnya sangat rapi.

Tempat tidurnya besar dan kokoh, lalu ada lemari yang diukir sangat indah.

"Tidurlah dulu, nanti sore baru aku antar pulang. " Shaoting mengelus rambut Li Ranran lalu berjalan keluar kamar.

"Tapi aku tidak mengantuk kak. " Li Ranran sebenarnya ingin mengobrol dengan Gu Shaoting.

Karena selama ini setiap bertemu hanya sebentar, dia ingin mengenal Shaoting lebih dekat.

"Benarkah? " Gu Shaoting berjalan kearah Li Ranran.

Li Ranran mundur saat jarak mereka semakin tipis, hingga dia jatuh terduduk di ranjang. Tapi Shaoting tidak berhenti sama sekali, dia justru semakin mendekatkan wajahnya.

"Benarkah Ranran tidak mengantuk?" Bisik Shaoting, Li Ranran dapat merasakan aroma nafasnya. Jantung Li Ranran berdebar kencang.

Karena posisi mereka saat ini lumayan ambigu. Tanpa menunggu lama Gu Shaoting segera menyambar bibir Li Ranran.

Awalnya Li Ranran hanya diam tanpa merespon, tapi setelah beberapa saat dia meletakkan kedua tangannya di leher Shaoting.

(END) Istri Yang Dimanjakan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang