Empat hari hilangnya Haruto...Pihak Polisi setempat mengumumkan bahwa mereka telah menemukan jasad seorang anak laki-laki, tanpa identitas. Jasad ditemukan saat patroli malam kemarin, terhitung sekitar dua hari jasad setengah busuk itu berada di tangan pihak berwajib. Leroy, selalu saudara angkat Haruto yang mengetahui perkara malam itu—diam-diam mengunjungi kantor polisi, selama tiga hari ke depan, Leroy sudah mencari keberadaan Haruto.
Setelah pengusiran Haruto malam itu, besoknya pihak panti sosial datang untuk menjemput Haruto, kemudian Mama Seon-yong mengatakan bahwasanya Haruto pergi tanpa kabar di hari kemarin, dia berjanji akan menghubungi Haruto dan mencari Haruto sesegera mungkin. Bukan hanya sekadar pihak panti, Damian selaku ayah Leroy juga menanyakan perihal keberadaan Haruto. Meski Leroy tahu, ia tetap tutup mulut.
Kantor Polisi dipenuhi dengan orang-orang yang datang untuk melakukan identifikasi. Siapa tahu di antara mereka mengenal, atau mengetahui identitas tersebut. Leroy mengantri cukup lama, hingga akhirnya ia harus berhadapan dengan petugas untuk melakukan sedikit pengorekan informasi data Leroy.
"Ayahku baru saja menikah, adikku pergi dari rumah selama empat hari. Saat mendengar kabar bahwa pihak kepolisian menemukan jasad tanpa identitas, aku mencoba untuk mencarinya di sini, mungkin dia adalah adikku," jawab Leroy saat diajukan pertanyaan.
"Kau membawa identitas adikmu?" Pertanyaan itu meleset tiba-tiba, Leroy kemudian menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada, karena aku belum akrab dengannya. Aku hanya kasihan dengan Mama, dia harus mencari ke beberapa tempat untuk menemukan adikku," jawab Leroy dengan kebohongan, tapi jika berkata identitas lengkap Haruto—Leroy benar-benar tidak tahu.
Petugas mengembuskan napas, "Tidak bisa, tanpa berkas kau tak dapat melakukan identifikasi. Datanglah lain waktu, kami akan menjadwalkan pemeriksaan ini hingga dua hari ke depan, jika tidak ada yang mengenalnya, maka kami bisa mengirimkan ke pihak forensik." penjelasan itu banyak membantu, tapi tetap saja membuat Leroy kecewa, ia tidak dapat mengidentifikasi jasad yang mereka temukan.
Leroy keluar dari kantor Polisi dengan rasa gelisah, bagaimana caranya agar ia tahu identitas Haruto, seperti surat lahir atau apa saja yang dapat sebagai bukti bahwa ia adalah pihak keluarga. Leroy menggaruk kepalanya, ia bahkan lupa pakain terakhir yang dikenakan Haruto. Leroy berpendapat mungkin saja Haruto tewas malam itu, pasalnya Mama menghajarnya tanpa ampun—di bawah hujan, berjalan tanpa tujuan, mengingat jika Haruto juga inklusi.
Mereka sudah pindah rumah, ke suatu perumahan elite yang jauh dari tempat asal. Rumah itu sudah dijual, hanya menunggu hari sebelum pemilik baru mendiami—Leroy berhenti tepat di persimpangan, ia menatap kosong ke arah jalan, berpikir untuk melakukan sesuatu demi kejelasan kondisi serta posisi Haruto. Jadilah terbesit di kepala Leroy, untuk membuat brosur orang hilang dengan tanpa sepengetahuan orang tuanya, lagi pula ayah sibuk dengan pekerjaannya sementara Mama Seon-yong menikmati masa libur, menghabiskan waktu di dalam rumah dengan menonton acara TV atau sekadar di dalam kamr, tanpa merasa bersalah setelah mengusir Haruto malam itu.
---00---
Setelah insiden...
Dalton membuka tirai setelah Jihoon memanggilnya, anak yang ditemukan Tn. Yoshi pada empat hari lalu telah siuman, Dalton menyuntikkan obat dalam selan infus Haruto—kemudian membantu Haruto bangun dalam posisi bersandar. Saat pertama kali Haruto membuka matanya, ia terkejut saat melihat dua pria asing sedang berada di setiap sisi ranjang—mereka terlihat antusias sembari menunggu sesuatu.
Haruto menoleh ke arah kiri dan kanan, mencoba mengenali tempat ini. Bertanya-tanya, apakah ia sudah mati setelah ditikam pada malam itu, atau justru masih bernapas—apa ini mimpi? Tanyanya dalam hati, berusaha baik-baik mempendarkan matanya di tempat asing, bahkan belum bisa dikatakan secara gamblang bahwa ini rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST OF VALOR| TREASURE
Misteri / ThrillerMereka bilang, Haruto gila. Setelah mengunyah kecoa. Ia divonis sebagai disabilitas mental, yang ke depannya harus masuk sekolah ABK. Namun hal itu ditolak mentah oleh Ayahnya, dengan keras kepala Ayah Haruto tetap mendaftarkannya pada sekolah swast...