10

239 25 20
                                    


 
  "Berita dia tewas sudah menyebar, ini menghambat pencarian informasi karena Polisi tidak bertindak. Kecuali, satu informasi penting tentang anak itu," ucap Whisper, gadis itu duduk berhadapan langsung dengan Yoshi, satu rekan kerja Whisper mengambil sesuatu dari dalam tas.

   Whisper menunjukkan selembar kertas itu, ia menyerahkannya langsung yang disambut suka rela oleh Yoshi. Lelaki itu membaca beberapa informasi yang didapat melalui ulasan berita tewasnya Haruto, meskipun bisa saja pihak keluarga telah melakukan penipuan identitas.

"International boarding school, dia keturunan Jepang. Kau sudah menemukan orang terdekatnya?" Tanya Yoshi, menurunkan kertas itu, yang sempat melindungi wajahnya.

"Tidak tercatat, orang tuanya bercerai. Tidak lama ini, dia memiliki keluarga baru. Ada satu hal yang aneh dengan pernikahan itu, dia menyembunyikan banyak hal tentang dirinya." Whisper mencoba menjelaskan, meskipun apa yang didapat tidak cukup mengurangi rasa penasaran Yoshi.

"Kau yakin pernikahan baru itu tidak sepertujuan Haruto?" Tanya Yoshi memastikan, yang dibalas anggukan kepala oleh Whisper.

"Fokus dengan mencari kepribadian anak itu, kalau bisa, lakukan penyamaran agar kau bisa masuk ke lingkungan international boarding school," saran Yoshi, sembari membenarkan posisi duduknya. Matanya lekat menatap lawan bicara, berharap Whisper berhasil melakukan apa yang ia kehendaki.

"Whisper spy, minta rekanmu menyelidiki insiden terluka itu, ada sesuatu yang jelas tidak beres dari tikam di perutnya." tambah Yoshi, Whisper hanya mengangguk dan berjanji akan mengobati rasa penasaran Yoshi.

  Whisper meninggalkan ruangan ini, sementara Yoshi memilih beranjak dari tempat tidurnya, melangkah menuju jendela. Kepalanya bersandar pada kaca jendela, bola matanya tertuju pada dua lelaki yang duduk di bawah rindang pepohonan. Jihoon terlihat memberikan pelajaran perihal pekerjaan Haruto, luka jahitan itu sudah mengering—mungkin esok adalah hari pertama kerja Haruto sebagai pengedar.

  Mata Yoshi melihat baik-baik Haruto, ia tidak yakin jika anak terlalu muda sepertinya menjadi kancil pemegang barang haram. Jika bisa, Yoshi memberikan tumpangan hidup dan memperkerjakan Haruto di bidang kebersihan, tapi, ini sudah pilihan karena Yoshi harus mendapatkat latar belakang anak itu. Aksi Whisper spy tidak akan tercium bila Haruto jarang berada di Mansion atau pavilium.

  Yoshi menelan ludah, ia melipat kedua tangannya ke dada, berpikir bagaimana bisa pihak keluarga mengidentifikasi jasad orang lain dengan mengakui jika jasad itu adalah Haruto. Jika benar itu jasad Haruto, lantas siapa yang sedang bersama Jihoon? Aneh, pikir Yoshi. Ada satu hal yang mungkin telah mereka lakukan, selain mengakui jasad itu adalah Haruto—ada alasan tersembunyi mereka memalsukan indentitas.

  Sementara di luar mansion, Jihoon sedang sibuk merebahkan diri, menikmati waktu libur selama ia merawat Haruto. Lelaki itu merasa lelah setelah berbicara banyak perihal pekerjaan menjadi pengedar, sementara Haruto sendiri masih terus menyiapkan diri. Takut akan banyak hal, terutama kalau ia gagal, dan Polisi mengendus keberadaan narkoba.

  Haruto memejamkan matanya, saat ia ikut berbaring di samping Jihoon. Sembari menutup matanya dengan lengan kanan, menghindari rasa silau saat matahari menyalak yang cahayanya tembus dari celah dedaunan. Tidak ada percakapan apa pun dari keduanya, mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Bagaimana kau bisa bekerja di tempat ini? Apa kau juga ditemukan secara tak sengaja?" Tanya Haruto, mulai penasaran tentang Jihoon.

   Tidak ada jawaban, kecuali suara dedaunan yang bergesekan saat angin maniupnya. Jihoon kemudian meletakkan kedua tangannya di atas perut, sedikit menoleh ke arah Haruto yang menutup matanya dengan lengan.

FIRST OF VALOR| TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang