"Sebelah barat dan timur melaporkan, dua orang tersangka kabur dengan mobil sedan menuju Utara, harap helikopter dan tujuh prajurit angkatan bersenjata menuju tebing laut Utara!" suara seorang Jenderal lewat radio komunikasi, matanya dapat melihat titik GPS lewat udara.Mobil yang dikendarai Hyunsuk terus melaju mempolosok hutan, penyergapan secara tiba-tiba ini membuat dua orang berpangkat Bos tidak memiliki persiapan. Yoshi sesekali menjenguk lewat jendela, ia memerintahkan Hyunsuk untuk terus mempercepat laju kendaraan, suara berisik helikopter menandakan pihak federal semakin dekat.
Para pengedar berhasil tertangkap, mereka digilir masuk ke dalam bus Polisi, bahkan ada sekitar lima belas pasukan bersenjata masuk ke dalam Mansion untuk melakukan pemeriksaan, kalau-kalau para pelaku tersebut masih bersembunyi di dalam sana. Lain dengan Jihoon yang tak mengetahui penyergapan tersebut, ia masih berbaring dengan keringat sebiji jagung. Suhu tubuhnya terasa panas, luka tusuk di perutnya masih meraungkan rasa sakit nan perih.
Seorang Polisi mengancungkan senjata, saat mereka menemukan Jihoon tengah berbaring waspada, namun terlambat Jihoon dengan gesit mengambil pistol miliknya, tangan kirinya memegang luka di perutnya—suara adu peluru mencekam ruangan, Jihoon tiarap di antara perkakas. Matanya dapat melihat belasan orang sedang sibuk mencondongkan senjatanya, melangkah ke arah mana pun untuk kembali menemukan dirinya.
Jihoon menahan napas, dibidiknya salah satu dari belasan itu, satu peluang besar saat peluru berhasil mengenai seorang Polisi yang jatuh berdarah. Semua Polisi mengarahkan senjata, tidak ada apa pun kecuali satu rekan mereka telah mati, Jihoon melepas sepatunya, ia mengendap-endap keluar dari ruangan itu namun salah satu dari mereka mengetahui—sejurus tembakan mulai berdetum bergantian, dengan tertatih-tatih Jihoon berlari keluar lewat pintu belakang Mansion.
Ia terkejut saat beberapa Polisi lain justru berjaga di tempat itu, ia terdesak, lari hingga terpeleset. Kakinya dengan leluasa menendang pihak federal, teriakan hingga tembakan peringatan menuli dalam rungunya. Jihoon berlari cepat menjauhi area itu, pasukan bersenjata ricuh ikut berlari mengejar tawanan—Jihoon berbelok ke arah kanan, matanya melirik pasukan bersenjata semakin banyak dari arah manapun, Jihoon terdesak, ia tidak fokus—ia bingung harus berlari kemana.
Jihoon terdiam, mulutnya memuntahkan darah, belasan peluru menmbus kulitnya, Jihoon tak percaya tapi pistol yang dipegangnya merosot jatuh, kedua kakinya getir bertahan—lagi, tembakan kembali menuli, beradu hingga menembus perut, kaki, tangan bahkan kepala. Jihoon terlambat, ia menyadari bahwa hidupnya berakhir di tempat ini. Tubuhnya jatuh berdebum, salah satu dari pasukan bersenjata mengecek dengan waspada, kemudian orang itu memberikan kode pada temannya, Jihoon tewas tertembak.
Di lain waktu, Hyunsuk berkeringat dingin saat pihak federal semakin banyak mengejar, jalan seperti buntu, mobil Polisi dengan sirene yang memusingkan mengecoh fokus Hyunsuk. Di dalam mobil itu, mereka berdebat, tentu saja perihal arah—hingga tak disadari sebuah mobil Polisi menabrak dasbor mobil yang dikendarai Hyunsuk, kedua orang yang menumpangi berpegangan dengan kuat—mobil oleng karena Hyunsuk melepas setir.
Tepat di depan sana, mobil menghantam tebing, terguling hingga masuk ke dalam laut. Yoshi memukul pintu yang terkunci, Hyunsuk sudah tak sadarkan diri—Yoshi mengembungkan pipinya menahan napas, tinjunya berdarah akibat pintu mobil tak kunjung terbuka. Yoshi menendang pintu itu, ia bersyukur dalam batin saat pintu terbuka, Yoshi berenang ke arah permukaan. Ia berenang cepat, kepalanya kemudian muncul di permukaan, napasnya tersengal dengan degup jantung yang cepat—ia segera berenang ke tepian, tepat pada terumbu karang.
Bau busuk tak mengenakan menyergap Yoshi, saat kedua tangannya berhasil memeluk bebatuan. Ia menoleh, jasad Mrs. Betty susah membusuk digerumbungi lalat yang hinggap lalu terbang, perut Yoshi langsung mual, ia lekas menjauh mencari tempat lain—dari bawah ini, tidak lagi terdengar pihak federal mengitari area tebing. Yoshi mencoba naik ke atas batu, ia mengambil napas dengan tergesa-gesa—membenarkan rambutnya yang acak. Ia mendengus kesal, matanya menatap jauh ke arah laut yang gemerlap akibat pantulan cahaya matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST OF VALOR| TREASURE
Mystery / ThrillerMereka bilang, Haruto gila. Setelah mengunyah kecoa. Ia divonis sebagai disabilitas mental, yang ke depannya harus masuk sekolah ABK. Namun hal itu ditolak mentah oleh Ayahnya, dengan keras kepala Ayah Haruto tetap mendaftarkannya pada sekolah swast...