GUDANG & TAMU BULANAN

4.3K 314 45
                                    

"Pagi, sayang." Sapa Paul yang membuat Nabila sontak kaget menoleh kepadanya. Ternyata Paul sudah berada di depan gerbang rumah Nabila daritadi, dirinya tidak menyangka bahwa Paul akan menjemputnya.

"Loh Powl kok kamu disini?"  Tanya Nabila sambil melihat ke sekitar, takut Ibu tirinya itu mengikutinya.

"Loh, kan aku pacar kamu. Mulai sekarang biar aku yang antar jemput kamu, oke?" Jawab Paul tersenyum lebar sembil menyetarakan tingginya dengan Nabila.

"Tapi Pow-" Belum juga Nabila melanjutkan ucapannya Paul sudah memasangkan helm yang baru saja dia beli khusus untuk Nabila. Nabila tertegun dan bingung dengan cara apalagi ia menolaknya.

"Pokoknya kamu gak boleh nolak, mulai sekarang aku yang antar jemput kamu. Titik." Paul berjalan mendekati gerbang rumah Nabila lagi, tentu saja Nabila panik dan mengikutinya.

"Powl mau ngapain?" Tanya Nabila yang kini memegang erat lengan Paul.

"Mau pamit lah ke Ayah kamu, mana?" Tanya Paul balik, bukan Ayahnya yang keluar justru Rossa yang keluar dari dalam.

Rossa melihat Paul dari ujung kepala sampai ujung kakinya, tidak tersenyum sedikit pun seakan tidak menyambut baik kehadiran Paul.

"Kenapa ya tante? Saya mau pamit ke Om David, ada?" Paul malas berbicara dengan orang jahat, jadi dirinya menunjukkan sikap songongnya itu.

"Gak ada, sudah berangkat dari habis subuh. Kamu ngapain kesini pagi-pagi?" Jawab Rossa jutek, Paul menyeringai dan membalas tatapan Rossa.

"Ohh yaudah. Ayo Nab." Paul menggandeng Nabila dan Nabila hanya mengikutinya saja, ia bear-benar berada diposisi yang membingungkan saat ini.

Paul dan Nabila sudah berada diatas motor dan Paul pun langsung bergegas mengendarai motornya itu, sedangkan Rossa masih terdiam ditempatnya menatap Paul dengan penuh dendam. Baru kali ini Rossa temui orang yang tidak menghormati dirinya.

"Powl kamu gak boleh gitu, kenapa tadi kamu gak juga sih pamit ke Mama Rossa?" Tanya Nabila yang kini sudah melingkarkan tangannya pada perut Paul. Paul melirik ke spionnya untuk melihat wajah wanita yang saat ini akan ia jaga dan ia sayangi seperti dirinya sendiri.

"Ngapain aku pamit ke orang jahat." Jawab Paul spontan.

"Jangan gitu Powl, mau gimana pun dia tetap Ibu aku..." Ucap Nabila dengan halus. Bagaimana tidak makin cinta Paul dengannya, sejahat apapun Ibu tirinya Nabila tetap menghormatinya dan menganggapnya.

***

Ditempat lain, Salma sedang berjalan di lorong sekolahnya dengan earphone yang ia pasang di kedua telinganya. Salma berjalan melihat lurus tanpa menengok ke kanan dan kiri, Novia dan Syarla yang berada tepat di belakangnya hendak mengejutkan Salma. Tapi niatnya terurungkan karena tiba-tiba Rony berada disamping Novia dan Syarla bersama Dimansyah juga Rahman. Rony berjalan mendahului keempatnya, ia bermaksud untuk mengsejajarkan langkahnya dengan Salma.

"Hai Sal." Sapa Rony dengan senyum manisnya, Salma hanya melirik kearahnya dan mendiamkannya.

"Haloooo Salmidunnn" Rony melambaikan tangannya dihadapan muka Salma seolah menyadarkan Salma dari diamnya.

"Ck, apasih Ron." Entahlah Salma juga bingung kenapa dirinya sangat sensitif sejak pagi tadi, menurutnya seluruh orang menyebalkan saat ini. Paul juga sudah kena sasaran, tadi pagi Salma memarahi Paul hanya perkara Paul mengetuk pintu kamar mandinya pada saat Salma sedang pup.

Salma mempercepat langkahnya meninggalkan Rony, Rony diam ditempat kebingungan. Ada apa dengan Salma hari ini? Padahal semalam mereka baru saja bercanda dan tertawa bersama.

STORY OF PANAROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang