BINGKISAN & MENGENALKAN

4.3K 336 64
                                    

PERINGATAN!!!

Part ini akan membuat kita senyam senyum sendiri apalagi klean pasti udah liat kan video Paul bantu Nabila yang dulu abis keseleo, aku udah pingsan tadi dan baru sadar ini makanya baru bisa ngelanjutin cerita🙏🏼

Untuk kapal salmon, eratkan pegangan untuk tetap dukung karya mereka. Jangan denger huru-gara cukup tutup mata dan telinga, kita harus dukung terus PANAROMA oke?
Janji ya!!!!

Happy reading!

Paul kini sedang berada di dalam ruang rapat OSIS, ia juga anggota OSIS lainnya sedang rapat membahas mengenai PENSI yang akan segera diadakan satu minggu lagi. Nabila dengan setia menunggu di luar ruangan ditemani oleh Anggis dan juga Rachel. Tadinya Nabila ingin pulang duluan tapi Paul memerintahkan ia untuk menunggunya sebentar dan Nabila hanya bisa mengikuti kemauannya.

"Berarti nanti panggungnya gak menghadap kesini ya Ul, tapi menghadap ke utara?" Tanya Rony yang masih sibuk menggambar pemetaan panggung pensi. Paul memperhatikan sejenak gambaran peta yang Rony sudah gambar, ia masih mengamati tata letak setiap penempatannya.  Paul ingin acara pensi kali ini berjalan mulus dan baik mengingat nanti ketika dirinya naik kelas 12 pasti sudah tidak bisa ikut campur tangan dalam acara PENSI di dekolahnya.

"Kayaknya ini tuker tempat sama ini aja Ron, biar gak terlalu menghadap ke gerbang masuk." Jawab Paul, setelah menjawab pertanyaan Rony pun diberikan pertanyaan lain mengenai biaya konsumsi juga rundown acara oleh panitia lainnya.

Setelah rapat cukup lama sekita hampir satu jam, dirinya menutup rapat itu dengan baik. Paul berharap semua rencana yang sudah terstruktur dapat berjalan dnegan baik smapai hari H. Panitia dan anak OSIS pun keluar ruang rapat satu persatu, begitu juga dengan Rony dan Paul yang keluar bersamaan.

"Eh ada Nabila?" Ucap Rony dengan nada sedikit meledek Paul.

"Hehe, iya kak Rony. Aku disuruh Paul nunggu dia." Jawab Nabila polos, Paul hanya tersenyum kearahnya.

"Ya ampun Nab kok lo mau-mauan sih disuruh ni orang?" Rony melirik ke arah Paul menatapnya penuh makna, Rony sudah tau isu terbaru yang sedang hangat-hangatnya yaitu Paul dan Nabila sudah berpacaran. Rasanya kuping Rony sampai panas mendengar perbincangan seluruh siswa dan siswi disetiap tempat saat ini karena selalu sedang membahas soal Paul dan Nabila.

"Lo ngeledek sekali lagi gak akan gue restuin sama Salma." Perkataan Paul hanya bisa membuat Rony diam memperlihatkan ekspresi malasnya.

"Warmin gak?" Ucap Rony mengalihkan, padahal Rony sudah tau jawabannya pasti tidak. Karena tidak mungkin Paul membiarkan Nabila ikut ke Warmin.

"Lo aja sama anak-anak ya, gue skip dulu."

"Ya ya ya ya. Yaudah deh gue duluan ya Pol, Nab." Rony melambaikan sekilas tangannya sambil berjalan mendahului mereka berdua, kemana Anggis dan Rachel? Tentu saja mereka sudah duluan pulang di jemput oleh pak supirnya masing-masing.

Paul memberikan tangannya pada Nabila bermaksud agar Nabila menyambut tangannya lalu bergandengan. Tapi Nabila justru malah memberikan minuman yang tadi ia sempat beli bersama dengan Anggis dan Rachel sebelum keduanya pulang.

"Haus kan habis rapat?" Tanya Nabila dengan ekspresi polosnya, Paul hanya menggeleng pelan dan tersenyum gemas melihat tingkah Nabila.

"Maksud aku gini, sayang." Paul meraih tangan Nabila dan menggenggamnya erat, Nabila hanya bisa pasrah dan menahan salah tingkahnya. Ia harus bisa membiasakan diri dengan sikap manis Paul.

Mereka berjalan mengarungi lorong sekolah yang kini sudah tidak ada siapapun. Jam sudah menunjukan pukul 17:00, maka dari itu hampir semua siswa dan siswi sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

STORY OF PANAROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang