AKAN BERLALU

4.7K 380 171
                                    

Hari demi hari sudah mereka lalui, hubungan mereka (Paul Nabila, Rony Salma) pun semakin hari semakin dekat dan hangat. Bukan hanya mereka namun teman-teman disekitarnya pun semakin solid dan sudah seperti layaknya keluarga besar.

Hari ini adalah hari ketiga anak SMA IDOL melakukan ujian kenaikan kelas. Anak inti Vespapeace dan para partnernya kini sibuk belajar di kantin sekolah.

"Pelan-pelan Diman, belum masuk ke otak gue itu." Protes Alfredo pada Dimansyah yang sedang mengajarinya rumus matematika.

"Udah daritadi ini gue ulang-ulang sampai lima belas kali, Do." Balas Dimansyah malas.

"Ah elah, lagian kan kita kelas IPS. Kenapa ketemu lagi sama matematika sih." Edo mengacak rambutnya.

"Yaelah Do, biasanya juga kita nyontek Paul. Sans aja." Ucap Nayl yang daritadi hanya membolak balik halaman pada bukunya saja.

"Masalahnya, Gue kali ini duduk paling depan. Gak bisa nyontek." Balas Alfredo yang sedang frustasi, biasanya ia duduk dekat Paul, tapi kali ini urutannya kembali diacak.

"Kayaknya gara-gara UTS lo dapet nilai bagus deh. Bu Berti curiga, jadi posisi lo dijauhin dari Paul HAHAHAHA." Ledek Rahman yang mendapat tatapan sinis dari Alfredo.

"Mana kak Edo, coba Syarla bantu." Tawar Syarla diiringi senyuman.

"Heh bocil, lo kan baru mau naik kelas 11. Mana paham sama materi gue." Balas Alfredo sewot.

"Ya kan niat aku baik, mau bantu." Ucap Syarla memajukan bibirnya.

Novia, Rachel, dan Anggis hanya bisa menertawakannya.

Paul dan Nabila memisahkan diri dari mereka yang sedang berdebat. Nabila fokus belajar, sedangkan Paul daritadi hanya senyum-senyum memandangi ekspresi Nabila belajar. Seperti biasa, Paul jarang belajar tapi sudah pasti ia peringkat pertama. Karena otak Paul memang cerdas, sekali ia memperhatikan guru mengajar pasti bisa langsung ia pahami materinya.

"Serius banget?" Ledek Paul yang membuat Nabila menatapnya.

"Aku belum paham sama rumus ini, Powl." Balas Nabila yang masih serius membaca buku Fisikanya.

"Kamu ngerti gak?" Tanya Nabila pada Paul sambil menunjuk materi yang ada pada bukunya. Pertanyaan Nabila membuat Paul tertawa kecil.

"Aku gak ada mapel fisika. Aku kan IPS, sayang." Jawab Paul lembut sambil mengusap kepala Nabila.

"Huft." Nabila menghembuskan nafasnya kasar, ia lumayan stress dengan materi yang akan diujikan kali ini.

Paul beranjak dari duduknya untuk mengambil sesuatu yang ada pada tas yang ia letakkan di meja dimana inti Vespapeace berkumpul.

"Nih, biar gak pusing." Paul memberikan cokelat pada Nabila, Nabila tau kalau Nabila sangat menyukai cokelat.

Nabila tersenyum sumringah dan moodnya kembali stabil. Ia membuka cokelat yang Paul beri dan langsung memakannya.

"Makasih Powl!" Seru Nabila diiringi cengiran.

Ditempat yang sama, hanya berjarak beberapa bangku. Salma dan Rony juga sama-sama sedang memisahkan diri untuk memahami materi mereka masing-masing.

"Animisme merupakan..." Ucap Salma yang sedang menghafal bersama Rony.

"Animisme merupakan..." Ucap Salma lagi sambil melihat keatas seperti sedang mengingat materi yang sudah ia hapalkan.

Rony tidak kuat melihat ekspresi Salma yang kebingungan, ingin sekali rasanya Rony tertawa melihatnya.

"Aduh, apa sih lupa." Salma menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

STORY OF PANAROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang