LAMPU HIJAU

4.3K 274 42
                                    

Kini Paul sudah berdiri disamping pintu kelas Nabila, dirinya menunggu Nabila yang tak kunjung menampakkan diri. Dirinya fokus memperhatikan setiap ada siswa atau siswi yang keluar dari pintu.

"Powl." Ucap Nabila menepuk pelan lengan Paul.

"Hei." Sapanya dengan tersenyum senang, akhirnya Nabila keluar juga dari kelasnya.

"Nunggu lama yaa?" Tanya Nabila sambil berjalan beriringan dengan Paul.

"Engga kok, aku gak sabar aja jadi dateng ke kelas kamunya kecepetan." Kini keduanya menuju parkiran motor di sekolah. Sepanjang jalan menuju parkiran Paul dan Nabila saling bercanda, Paul tidak bisa diam terus mengomentari setiap ada orang yang berpapasan dengannya. Hal itu membuat Nabila yang mudah tertawa menjadi tertawa terus-terusan. Semua mata siswa dan siswi SMA IDOL tertuju pada keduanya, semua terheran-heran bagaimana bisa Paul yang dikenal sebagai lelaki cool, pendiam, dan bisa banyak oceh dan bercanda tawa bersama wanita yang kini berada dengannya.

"Pake helm ya, biar safety." Paul memakaikan helm pink milik Salma yang ia pinjam tadi pagi. Kini jantung Nabila berdebar begitu sangat cepat.

"Makasih Powl." Paul tersenyum manis membalasnya.

Keduanya sudah diatas motor vespa matic merah menikmati perjalanan, Paul selalu mengoceh dan mengomentari setiap orang yang ia lihat. Nabila tentu tertawa sampai sakit perut, apalagi kalau Paul sedang meroasting.

"Kita sebenernya mau kemana sih Powl?" Tanya Nabila sedikit mengencangkan suaranya karena angin sedang kencang.

"Nanti kamu juga pasti tau." Jawab Paul sambil tersenyum dibalik helmnya.

Tak lama mereka tiba di tempat itu. Tempat yang Paul tuju ternyata adalah Pantai PIK 2, dimana ada pemandangan pantai yang cantik nan indah disana.

Nabila melihat sekeliling dan tersenyum bahagia, begitupun dengan perasaannya yang sangat senang. Bagaimana bisa Paul tau bahwa dirinya menyukai pantai dan sudah lama Nabila ingin ke tempat ini.

"Powl, kamu?" Nabila menahan harunya.

"Iyaaa. Aku pernah baca di riwayat MPLS dulu kalo kamu suka banget sama pantai. Tapi maaf ya aku cuma bisa bawa kamu kesini dulu buat saat ini, karena disini aja yang kejangkau." Ucap Paul menjelaskan.

Entah lah, tanpa aba-aba Nabila tiba-tiba memeluk Paul dan membuatnya mematung seketika. Bagaimana bisa Nabila yang biasanya kaku dan kikuk didepannya tiba-tiba berani memeluknya.

"Makasih ya Powl." Lirik Nabila yang masih bisa didengar oleh Paul.

Paul membalas pelukan Nabila dan mengusap kepala Nabila dengan halus. Nabila pun melepaskan pelukannya dan berlari kecil menuju kearah pantai dengan sangat bahagia.

"Sini Powl!!!" Teriaknya yang kini sudah berada di atas pasir pantai.

Suasana pantai sore ini sedikit sepi dan tak ramai pengunjung, Paul memang sengaja membawa Nabila ke tempat itu pulang sekolah agar bisa menyaksikan sunses sebentar.

"Seneng?" Paul kini sudah berada disamping Nabila yang sedang memandangi pemandangan pantai dan menghela nafas lalu membuangnya secara perlahan, Nabila sangat menikmati suasananya.

Nabila menoleh ke arah Paul dan memandanginya, Paul yang biasanya menggoda Nabila dan membuat Nabila salah tingkah kini malah justru sebaliknya, Paul yang kini salah tingkah dibuatnya.

"Kenapa?" Tanya Paul kikuk.

Nabila menggeleng pelan lalu berjalan agak mendekati air pantai. Paul yang sedikit dibuat bingung oleh sikapnya hanya bisa mengikuti Nabila kemana ia akan pergi.

STORY OF PANAROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang