RANDOM DAY

4.1K 304 59
                                    

Rony berjalan menelusuri koridor sekolah yang sudah sangat sepi, dirinya membawa tas pada pundak sebelah kirinya sambil mengunyah permen karet favoritnya. Langkahnya terhenti saat berada di depan kelas X IPS 2, Rony melihat di dalam masih ada sekelompok anak-anak yang sedang duduk melingkar. Rony memicingkan kedua matanya mencari keberadaan Salma disana, didapatinya Salma sedang bercanda dan tertawa bersama Novia dan Syarla.

"HAHAHAHAHAH NDA BISA GITU LAH. CURANG ITU WEE." Ucap Salma tertawa dengan gaya bicara yang sama dengan kakanya, Paul.

"Bisaa lah Salll kan kayak yang tadi gue jelasinn." Balas Syarla.

Salma, Syarla, dan Novia dan ketiga teman yang lainnya kini sedang membahas mengenai PENSI yang sebentar lagi akan di adakan. Rencananya, kelas mereka akan menampilkan sebuah drama musikal.

"Gue sebagai ketua kelas ikut aja ya, yang penting semuanya bakal aman. Kalian kan dipilih berdasarkan voting siapa aja yang bakal mewakili kelas buat ikut memeriahkan PENSI, jadi gue harap kita bisa bekerjasama dengan baik ya." Ucap salah satu teman sekelas Salma yang menjadi ketua kelas.

Salma tak sengaja melihat Rony yang sedang memperhatikannya dari pintu kelas. Novia, Syarla dan ketiga temannya yang lain pun ikut melihat kearahnya. Karena Rony menyadarinya ia pun langsung bersiul dan memalingkan pandangannya dari Salma, Novia dan Syarla tentu sudah siap untuk mengejek sohibnya itu.

"Ck. Ngapain sih tu anak." Ucap Salma di dalam hati diiringi tatapan tajamnya.

"Udah sana gapapa kalo mau pulang duluan, udah ditungguin ayang tuh." Novia terkekeh, ia tau bahwa akhir-akhir ini Salma sering bersama dengan Rony.

"Ekhem. Akhirnya ya, setelah dari dulu cuma berantem-berantem gemes jadi deket beneran." Syarla berdekhem diiringi downsmile.

Salma hanya diam dan menatap Rony penuh dendam, bisa-bisanya Rony masih berdiri disana mengunyak permen karet dengan santai.

"Yaudah-yaudah, kita udahin dulu aja yaa pembahasan kita hari ini. Terima kasih semuanya, selamat pulang dan hati-hati di jalan ya." Kata ketua kelas sambil beranjak dari tempatnya, dirinya agak segan dengan Rony yang dikenal sebagai wakil ketua OSIS.

Salma berjalan mendekat kearah Rony dan diikuti oleh Syarla juga Novia. Rony memberikan senyum manisnya pada Salma yang kini memberikannya ekspresi kecut.

"Umm... gue sama Syarla balik duluan ya Sal, Kak ron. Heheh gamau liat perang dunia ketiga soalnya." Ucap Novia diiringi cengirannya.

"Iya bener, kita duluan ya Sal, Kak Rony. Daaaaa!" Syarla melambaikan kedua tangannya sambil berlari kecil meninggalkan Salma dan Rony yang sama-sama masih terdiam disana. Salma menatap tajam Rony dengan muka datar.

"Apa Sal?" Tanya Rony yang padahal sudah tau bahwa kini Salma pasti sedang marah padanya.

Salma menjewer telinga Rony dan membuat Rony meng-aduh kesakitan.

"Aduh-aduh perih Sallll." Rengeknya sambil memegangi telinganya.

"Ya lagian. Lo ngapain sih berdiri disini ngeliatin gue gak jelas." Salma melepas tangannya.

Rony terkekeh gemas melihat Salma yang kini sedang marah-marah padanya. Rony tau betul bahwa gengsi Salma ini sangatlah tinggi dan sulit ia tembus, tapi Rony tidak akan pernah lelah membuat Salma luluh padanya. Perlahan tapi pasti, buktinya Salma sudah mengalami banyak peningkatan. Dari yang awalnya selalu naik pitam bertemu Rony, kini ia sering merasakan debaran kencang ketika dekat dengan Rony.

"Lo gak pulang bareng Paul sama Nabila?" Tanya Rony mengalihkan pembicaraan.

"Enggak. Mereka gue suruh duluan soalnya gue ada rapat dulu barusan kayak yang lo liat." Jawab Salma sambil mengenakan jaket rajutnya dan menutup tasnya yang tadi masih belum ia sleting.

STORY OF PANAROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang