VESPAPEACE VS PANDAWA

4.4K 322 34
                                    

Kini Paul berada dikamarnya, sedang memainkan ponselnya. Tak lama, terdengar ada suara ketukan pintu.

Tok tok tok

"Bang Paulyyy!" Teriak Salma dari luar kamar.

"Yoo, bentar." Paul melangkah kearah pintu kamarnya.

"CILUKBA!" Ucap Salma sambil memperlihatkan muka konyolnya.

"Apa sihh cacaaaa?" Paul mengacak-acak rambut adiknya itu dengan gemas. Tapi ada satu hal yang Paul sadari, ada sedikit lebam di pipi adik kedayangannya itu. Paul hendak memegang pipi Salma, tapi ditepis oleh Salma.

"Eh jangan dipegang."

"Kenapa?" Paul tau betul bahwa itu adalah luka lebam bekas pukulan.

"Sakit." Jawab Salma takut, ia takut jika Paul tau itu adalah ulah anak Pandawa pasti Paul tidak segan-segan untuk langsung balas dendam dan memerintahkan seluruh anak Vespapeace untuk menyerang markas Pandawa.

"Iya gara-gara apa?" Tanya Paul dengan tatapan mematikan, Paul tau bahwa kini Salma sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Anu umm.. Itu tadi kepentok tembok." Salma tidak berani balik menatap Paul, Salma tau Paul sudah merasa bahwa dirinya berbohong.

"Jujur, Sal."

"Eng-enggak gakpapa beneran." Ucap Salma makin gugup.

"Kalo gak mau jujur, gak usah ngomong sama gue dulu." Paul balik badan dengan rasa kecewa langsung hendak menutup pintu. Tapi Salma menahannya dan akhirnya ia pun berkata jujur pada Paul, karena jika kakaknya itu sudah marah atau kecewa dengannya susah membuatnya bisa cepat kembali mencair lagi. Dulu pernah Salma tidak di respon Paul selama 2 hari perkara Salma berbohong kalau ia baik-baik saja, padahal dirinya sudah positif typhoid.

"Bang jangan gitu... Iya deh gue jujur, tadi gue berantem sama anak Pandawa."

"Apa?! Berantem sama anak Pandawa? Kok bisa?" Paul tak menyangka anak Pandawa berani menyentuh adiknya itu.

"Nanti gue ceritain di dalem." Salma melangkah masuk ke dalam kamar Paul dan langsung menceritakan semua tentang kejadian tadi dengan anak Pandawa. Salma juga bercerita bahwa Rony lah yang membantunya tadi saat ia di kepung oleh anak-anak Pandawa.

"Jadi Rony yang nolongin lo?"

"Iya bang, sampe luka juga tadi." Jawab Salma yang kini mulutnya sudah dipenuhi cemilan.

Paul sudah lama merasa bahwa Rony ada rasa ke adik kesayangannya itu. Tapi Paul tau Rony tidak akan mengakuinya, jadi Paul tidak pernah bertanya juga memastikannya. Paul percaya bila Rony memang menyukai Salma pasti nanti dengan sendirinya ia akan mengutarakannya.

"Gue kan udah pernah bilang Sal kalo Rony tuh cocok sama lo." Yaaa ucapan Paul barusan tentu saja membuat Salma yang sedang menikmati cemilan tersedak.

"Eh minum nih minum." Paul langsung menyodorkan minuman.

"Lo ada-ada aja ya emang, ogah banget gue sama waketos terngeselin yang pernah gua kenal."
Kata Salma menatap sinis Paul.

"Maap berdjanda. Eh bercanda maksudnya" Goda Paul mencubit pelan tangan Salma.

***

STORY OF PANAROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang