7 | Butuh Diyakinkan

1.1K 112 7
                                    

Mobil milik Mika tiba tak lama setelah perbincangan di antara keempat anggota timnya selesai. Mika dan Hani terus memperhatikan dari dalam mobil, sebelum keduanya turun bersama Alwan. Raja dan Ziva tampak baru saja akan pergi ke rumah para warga yang terkena sakit misterius, sementara Rasyid dan Tari memperhatikan mereka dari kejauhan. Hal itu jelas memancing rasa ingin tahu Mika dan Hani, karena tidak biasanya Rasyid dan Tari hanya melihat dari kejauhan ketika Ziva mulai mendekat ke rumah korban. Setahu Mika dan Hani, biasanya Rasyid akan menjadi orang nomor satu yang mengajukan diri jika harus mendatangi rumah korban. Kali ini, jelas perbedaan itu sangatlah mencolok bagi mereka.


"Kalian kok tumben tidak ikut dengan Ziva dan Raja ke rumah warga?" tanya Mika, to the point.

"Ziva meminta kita berempat untuk menunggu di sini. Dia yang akan lebih dulu pergi ke sana bersama Raja. Dia bilang, makhluk-makhluk yang dikirim bersama teluh untuk para warga yang sakit itu sejak awal sudah menatap ke arah kita. Jadi Ziva ingin tahu, apa yang akan terjadi jika dirinya dan Raja pergi ke sana. Lalu dia akan memberi tahu kita agar waspada atau mencari jalan lain untuk ikut ke sana menyusulnya," jelas Tari, agar Mika dan Hani memahami dengan cepat.

"Maksudnya, saat ini kita sedang diawasi oleh makhluk-makhluk kiriman dari si pengirim teluh? Berarti Ziva sudah yakin kalau sakitnya para warga di Desa ini adalah karena kiriman teluh?" tanya Hani.

"Ya, Ziva sudah yakin soal itu. Dan benar, saat ini makhluk-makhluk kiriman itu sedang mengawasi kita. Ada kemungkinan bahwa makhluk-makhluk itu diperintahkan oleh si pengirim teluh untuk menghalangi setiap bantuan yang bertujuan ingin menolong para warga yang sakit. Entah kenapa feeling-ku mengarah ke sana setelah mendengar penjelasan Ziva, tadi. Seakan penjelasan itu akan mengerucut pada satu kesimpulan, di mana si pengirim teluh memang menginginkan kematian dari semua orang yang diteluh olehnya," jawab Rasyid.

Alwan--yang sejak tadi berdiri di samping Mika--mendadak mengerenyitkan keningnya usai mendengar semua penjelasan dari Rasyid dan Tari. Ia benar-benar terdiam dan bingung ingin mengatakan apa, saat tahu bahwa sakit yang diderita oleh para warga disebabkan oleh teluh.

"Jadi ... maksud Bapak-bapak dan Ibu-ibu, semua warga yang sakit itu bukanlah disebabkan oleh salah makan atau adanya penyakit dalam? Lalu ... Pak Raja dan Bu Ziva bisa melihat makhluk yang tidak bisa saya lihat?" tanya Alwan, ingin memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.

Keempat orang yang ditanyai olehnya kini menatap dengan kompak tepat ke arahnya.

"Iya, Dokter Alwan. Itu benar sekali. Ziva dan Raja memang memiliki kemampuan untuk melihat makhluk yang tidak bisa kita lihat. Serta, saat ini ketiga rumah warga yang terkena teluh itu memang di kelilingi oleh makhluk-makhluk kiriman dari si pengirim teluh. Jadi, nanti mungkin Dokter akan melihat yang lebih aneh lagi pada tahap selanjutnya. Kami harap Dokter tidak akan merasa kaget jika nanti melihat yang tidak wajar," jawab Mika, mewakili yang lainnya.

Alwan pun menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban tersebut.

"Uhm ... lalu, apakah nanti akan diketahui mengenai siapa yang mengirimkan teluh pada para warga yang sakit?" Alwan masih penasaran.

"Insya Allah akan ke arah situlah pada akhirnya, Dokter. Tujuan kami ada di sini bukan hanya untuk membantu melepaskan teluh dari para korban, tapi juga untuk menemukan siapa pelakunya, agar Pak Dirga bisa menindaklanjuti proses hukum terhadap pelaku. Tapi dengan syarat, selama pelaku tidak meninggal dunia ketika teluh kirimannya berhasil kami patahkan," jelas Rasyid.

"Berarti biasanya pelaku pengirim teluh itu bisa juga meninggal dunia, Pak Rasyid?"

"Iya, Dokter Alwan. Benar sekali. Terkadang, ada jenis teluh yang akan berbalik menyerang pengirimnya apabila target yang dituju oleh teluh tersebut tidak bisa mereka eksekusi. Tapi hal itu biasanya terjadi pada pelaku teluh kain kafan dan teluh boneka saja. Saat ini kami belum bisa memberi kepastian, mengenai teluh apa yang dikirim kepada para korban di Desa ini."

"Maka dari itulah Ziva meminta agar dilakukan USG pada para korban. Dia mungkin mencurigai sesuatu dan ingin melihat apa yang ada di dalam perut korban saat ini. Ya ... sampai korban tidak bisa makan, tentunya itu sangatlah ekstrim dan terlihat sekali bahwa pelaku mungkin ingin para korban cepat meninggal dunia," tambah Hani.

"Oh ... jadi proses untuk mengetahui jenis teluh juga bisa diketahui dengan bantuan medis, ya?" Alwan tampak sedikit kaget saat itu.

"Itu benar, Dokter. Terkadang kami tetap membutuhkan bantuan medis pada saat sedang melaksanakan pekerjaan kami. Dua minggu lalu kami menangani kasus teluh yang korbannya membutuhkan infus serta oksigen. Hal tersebut membuat kami melibatkan Ibunya Raja yang notabene adalah seorang Dokter, serta calon Istri Mika yang notabene adalah seorang Perawat. Hal seperti itu tidak bisa kami pungkiri sama sekali. Ada yang namanya saling membutuhkan di dalam pekerjaan kami, meskipun selama ini kami belum pernah memiliki anggota tim yang berprofesi sebagai Dokter. Maklum, pekerjaan kami sebenarnya agak kurang bisa dipahami dengan akal sehat manusia pada umumnya," ujar Rasyid.

"Mungkin tergantung kepada manusia itu sendiri, Pak Rasyid. Memang ada beberapa orang yang sulit untuk menerima bahwa hal-hal gaib itu ada di sekitar kita, contohnya seperti sihir atau teluh yang sejak tadi kita bahas. Tapi ada juga beberapa orang yang sangat percaya dengan hal tersebut dan bahkan sering menghadapinya, contohnya seperti kalian. Semuanya tetap tergantung pada kepercayaan masing-masing," nilai Alwan.

"Dokter Alwan sendiri bagaimana? Apakah Dokter bisa menerima penjelasan dan percaya pada apa yang kami jabarkan barusan?" tanya Mika, tampak ingin tahu.

"Saya pribadi jelas percaya pada hal seperti itu, Pak Mika. Sebenarnya, sudah beberapa pasien yang saya pernah tangani namun sama sekali tidak bisa saya temukan memiliki penyakit apa di dalam dirinya. Hasil pemeriksaan para warga di Desa ini jelas bukan yang pertama kali saya dapatkan. Sudah ada sebelum-sebelumnya pasien saya yang sulit untuk didiagnosa apa penyakitnya, tapi dia mengeluh sangat kesakitan. Jadi ... saya tidak benar-benar kaget saat mendengarkan penjelasan dari kalian berempat, karena sebenarnya saya sudah lama membutuhkan penjelasan atas kondisi korban yang sulit didiagnosa," jawab Alwan, apa adanya.

"Berarti sebenarnya Dokter Alwan butuh diyakinkan mengenai hal-hal seperti itu, ya? Agar Dokter sendiri tidak merasa penasaran terlalu lama?" duga Tari.

"Iya, Bu Tari. Lebih tepatnya memang demikian," Alwan membenarkan dugaan tersebut.

Sebuah mobil tampak baru saja parkir dan mereka bisa melihatnya dari jauh. Alwan tahu itu mobil siapa, sehingga dirinya segera menatap kembali ke arah empat orang yang masih ada di sampingnya.

"Tampaknya Dokter Zafran masih tidak mau menyerah. Mungkin, dia merasa harga dirinya tercoreng jika sampai memenuhi apa yang ditegaskan oleh Bu Ziva di hadapannya tadi," ujar Alwan.

"Langkahnya tidak akan bisa sampai ke sini, Dokter. Tenang saja," tanggap Rasyid, sangat dingin.

* * *

TELUH RAMBUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang