EPILOG

1.3K 109 19
                                    

Pagi itu, tepat pukul sembilan pagi, penghulu menjabat tangan Mika dengan erat saat waktu untuk mengucap ijab kabul telah tiba. Mika tampak begitu tampan dalam balutan pakaian pengantin khas Sunda berwarna putih bersih yang serasi dengan kebaya pengantin yang dipakai oleh Santi. Santi juga terlihat sangat bercahaya pagi itu, saat akhirnya duduk di samping Mika yang akan segera menikahinya. Kebahagiaan terpancar dengan jelas di wajah keduanya, sehingga siapa pun yang melihat mereka saat itu akan segera tahu bahwa keduanya memang benar-benar saling mencintai dengan tulus.


"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan kawinkan saudara Mika Kanigara bin Frederick Kanigara dengan saudari Santi Paramitha binti Almarhum Muhammad Baihaqi, dengan mas kawin berupa satu set perhiasan emas seberat dua puluh lima gram beserta seperangkat alat shalat dan Al-Qur'an dibayar tunai karena Allah."

"Saya terima nikah dan kawinnya Santi Paramitha binti Almarhum Muhammad Baihaqi dengan mas kawin berupa satu set perhiasan emas seberat dua puluh lima gram beserta seperangkat alat shalat dan Al-Qur'an dibayar tunai karena Allah."

"Bagaimana saksi? Sah?" tanya penghulu.

"SAH!!!" jawab semua saksi dan tamu yang hadir untuk menyaksikan ijab kabul yang berlangsung pagi itu.

"Alhamdulillah, pernikahan ini sah!" putus penghulu.

"Alhamdulillahirabbil 'alamiin!!!" sahut para tamu, yang tampak sudah tidak sabar ingin menggoda kedua mempelai pengantin.

Mika dan Santi pun merasa sangat bahagia, lega, dan terus bersyukur karena ijab kabul pagi itu berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan sama sekali. Hal itu membuat mereka berdua merasa semakin lengkap, terutama karena mereka mendapatkan restu dari banyak orang untuk memulai hidup yang baru bersama-sama. Semua orang kini mengangkat kedua tangan untuk berdoa bersama, yang akan dipimpin langsung oleh penghulu yang menikahkan Mika dan Santi.

"Bismillahirrahmanirrahim. Baarakallaahu laka wa baaraka 'alaika wa jama'a bainakumaa fii khairin."

"Aamiin!!!"

"Allaahumma allif bainahumaa kamaa allafta baina Adam wa Hawwa, wa allif bainahumaa kamaa allafta baina sayyidinaa Ibraahiim wa Saarah, wa allif bainahumaa kamaa allafta baina sayyidinaa Yuusuf wa Zulaikha, wa allif bainahumaa kamaa allafta baina sayyidinaa Muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama wa sayyidatinaa Khadiijatal kubraa, wa allif bainahumaa kamaa allafta baina sayyidinaa 'Aly wa sayyidatinaa Faathimah az-Zahraa."

"Aamiin!!!"

"Allaahummaj'al haadzal 'aqda 'aqdan mubaarakan ma'shuuman wa alqi bainahumaa ulfatan wa qaraaran daaiman wa laa taj'al bainahumaa firqatan wa firaaran wa khishaaman wakfihimaa mu'natad dunyaa wal aakhirah. Aamiin yaa rabbal 'alamiin."

"Aamiin yaa rabbal 'alamiin!!!"

Setelah menjalani doa bersama, Santi pun segera diminta untuk mencium tangan Mika dan Mika pun diminta untuk mencium kening Santi agar bisa didokumentasikan oleh fotografer. Mereka berdua saling memasangkan cincin di jari manis, lalu setelah itu kembali diminta berfoto sambil memegang buku nikah yang sudah diberikan oleh pihak KUA usai ijab kabul terlaksana. Clarissa dan Frederick tentu saja merasa sangat bahagia ketika melihat putra mereka satu-satunya akhirnya menikah dengan seseorang dan akan menjalani kehidupannya yang baru. Mereka merasa lega luar biasa karena akhirnya tidak perlu lagi memusingkan hidup Mika yang terus saja sendiri selama bertahun-tahun ke belakang.

"Sudah, Mi. Mika sekarang sudah memiliki pendamping hidup. Mika sekarang sudah akan menjalani rumah tangganya sendiri bersama menantu kita. Insya Allah mereka akan berbahagia ketika menjalani hidup mereka yang baru," bujuk Frederick, agar istrinya segera berhenti menangis.

TELUH RAMBUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang