33. Peliharaan Ezra

950 17 0
                                    

Assalamu'alaikum bestiee!
Annyeonghaseoo ✨

Tandain kalo ada typo yaa :)

°

°

°

[H A P P Y  R E A D I N G]

AKSA sampai di markas setelah menempuh waktu kurang lebih 10 menit. Kenapa cepat sekali? Ya sudah pasti ia mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata alias ngebut.

Ia membuka pintu markas dan berjalan masuk ke dalam dengan langkah lebar dan cepat. Tunggu, ia merasakan menendang sesuatu.

Pyikk pyikk pyikk

"INI ANAK AYAM SIAPA?!" Teriaknya menggelegar membuat mereka semua menghampiri keduanya itu.

"ASTAGHFIRULLAH ANAK GUE! MOCII!" Ezra langsung menghampiri anak ayam yang sudah terkapar mengenaskan akibat ter tendangan oleh Aksa.

"Yallah Ci, lo ngapa bisa begini si?" Ucapnya sambil membelai pucuk kepala anak ayam yang berada di gendongannya.

Stres.

Satu kata yang ada di pikiran anak-anak Black Spider saat melihat tingkah konyol Ezra.

Ezra langsung beranjak ke arah sofa, untuk memberikan minum kepada hewan peliharaan nya itu.

Aksa mengikutinya, dan dilihatnya Ezra yang sedang memberikan minum kepada anak ayam tersebut. Ia menggelengkan kepala nya, tak habis pikir dengan kelakuan Ezra.

Sama anak ayam aja perhatian apalagi sama kamu? Eaahhh.

"Lo ngapain bawa anak piyik ke markas?" Tanya Aksa yang masih penasaran kenapa Szra membawa anak ayam yang memiliki bulu berwarna kuning itu.

Masakannya kan itu ayam warna warni mainan anak kecil.

"Awalnya tuh ada anak kecil yang lagi nangis di pinggir taman, nah gue inisiatif tuh nyamperin dia. Gue tanya kenapa nangis, terus katanya dia pengen beli ayam warna warni gitu kan, karena emang pada dasarnya gue baik hati dan tidak sombong ya gue anterin ke tukang ayam nya sekalian gue beliin. Gue liat-liat tuh ayam cakep amat gitu kan warna warni, lucu. Yaudah gue beli aja, jadiin anak gue." Mendengar penjelasan Ezra membuat para anggota inti Black Spider menghela nafasnya pasrah.

"Tapi lo gak ada niatan buat taro tuh ayam di sini kan?" Tanya Delvin. Entah mengapa ia menjadi curiga, seprti nya temannya itu memiliki niat terselubung.

Ezra menyengir, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Nah itu dia, rencananya emang mau gue tari disini. Kalo gue bawa balik ntar yang ada malah di goreng sama emak gue. Lagian biar disini juga rame."

"GAK!!" Ucap Aksa, Gaffi, dan Valdi bersamaan.

"Plis bos, izinin moci tinggal di sini." Mohonnya  dengan mengeluarkan puppy eyes kepada Aksa. Bukannya membuat luluh malah membuatnya jijik.

"Najis. Gausah gitu, lo jelek." Ujar Aksa sambil meminun minuman kaleng yang ada di sana.

"Lagian lo ngapain pake melihara tuh piyik si, Jra. Ntar kalo di berak kemana-mana, bau anjir markasnya." Ujar Gaffi

"Yang ada malah nyusahin." Timpal Valdi

Ezra menatap Gaffi dan Valdi tajam, seolah memancarkan aura permusuhan. Ia menatap ke arah Delvin berharap sang wakil bisa memberinya izin.

Mengerti tatapan Ezra, Delvin pun angkat bicara. "Tanya sama si Aksa. Gue gk ikutan." Ucapnya setelah itu ia beranjak dari sofa.

Kini tinggalah Aksa, Gaffi, Valdi, dan Ezra tak lupa juga moci. "Bos boleh ya. Kasian lah, dia juga makhluk hidup." Tak berhenti Ezra masih memohon kepada Aksa.

"Oke boleh! Tapi kalo sampe tuh piyik bikin masalah, gue lempar ke kali depan." Finalnya

Ezra pun langsung menubruk sang ketua. "Anjir lepas bangsat. Gak usah peluk-peluk, gue  masih waras." Melepaskan pelukan kasar Ezra.

"Moci bilang makasih. Berkat Om Aksa, Om Gaffi, dan Om Valdi lo boleh tinggal di sini."

"OM OM GIGI LO GENDUT!"

.

.

.

22.00

Asha menguap ngantuk saat sedang belajar, ia melihat jam ternyata sudah jam 10 malam, pantas saja dirinya sudah merasakan kantuk.

Ia meletakkan tangannya di atas meja dan menelusup kan kepalanya, kemudian ia memejamkan matanya secara perlahan.

Ceklek

"Sha." Panggil Aksa yang baru saja tiba di rumah.

Kepalanya clingak clinguk mencari keberadaan istrinya itu. Dan netra elang nya menangkap keberadaan istrinya yang sedang tertidur di ruang tamu dengan buku-buku yang masih berada di sana.

"Udah tidur ternyata." Dengan segera ia menggendong Asha menuju kamar.

Diletakkannya secara perlahan Asha di atas kasur agar tidak terganggu, setelah itu Aksa beranjak untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian Aksa telan menyelesaikan ritualnya. Pria itu duduk di ranjang sebelah istrinya.

Di tatap nya wajah cantik istrinya, sungguh cantik ciptaanmu, alis tebal, bulu mata lentik, bibir pink alami, kulit putih, nikmat mana lagi yang engkau dustakan.

Cup.

Entah dorongan dari mana pria itu berani mengecup kening istrinya.

"Selamat tidur kesayangan Attar."

Setelah mengucapkan itu, Aksa perlahan menyusul istrinya ke alam mimpi.

-TO BE CONTINUED-

Gimana sama part ini, seru gak?
Kalo gak nyambung bunly minta maaf yaa :)

Pesan untuk mereka ?

Jangan lupa follow, komen, like,dan promosiin cerita ini ke temen-temen kalian semua.✨

Bunly menerima saran dan kritik dari kalian..🤗❤️

Follow instagram :
@blackspiderr_
@lollyyvii

See you bestiee ❤️✨

27 Juni 2023

𝐀𝐊𝐒𝐀 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang