(Tandain kalau ada typo ya. Mohon maklum)
Author's POV...
Pagi yang indah dan sedikit panas, para glader bangun dan bergegas melanjutkan perjalanan. Mereka menatap lurus kedepan, gunung itu terlihat semakin menjauh, atau mungkin hanyalah fatamorgana yang mereka lihat. Hanya itu satu-satunya cara agar mereka bisa bertemu dengan right arm dan menyelamatkan mereka dari wicked.
Mereka berjalan di tengah teriknya matahari, suhu sangatlah panas, persediaan mereka telah habis. Air sudah tidak ada lagi.
Dengan langkah yang semakin lemah mereka terus berjalan di Padang gurun.
"Ya Tuhan, berapa lama lagi kita bisa sampai kesana?" Ucap gadis yang berjalan disamping Cessie.
"Entahlah. Gunungnya semakin jauh." Sambung Newt menatap gunung yang ada didepan mereka.
Krisis air, makanan, tempat istirahat adalah perpaduan paling sempurna untuk menjemput kematian.
"Aku tak tahan lagi." Uca Teresa. Cessie memegang tangannya.
"Are you okey?" Ucap gadis itu.
"No Cessie. Aku butuh istirahat." Sambungnya lagi dengan nafas yang tersengal-sengal.
Para gladers menghampiri Teresa. Thomas meraih air dibotolnya niat untuk memberi sisa airnya pada Teresa.
"Shit! Kalian masih punya air?" Tanya pria itu ketika mendapati botol minumnya yang kosong. Minho terlihat bergegas mengambil botol minumnya di ransel lalu mengumpat saat mendapati botolnya yang kering.
"Sialan." Umpatnya sambil melempar botol minumnya.
"Aku punya. Ini" ucap Aris menghampiri Teresa dan membantunya minum. Thomas menatap Aris kebingungan sementara Teresa yang terlihat sangat kehausan meminum air yang Aris beri padanya.
"How dare you." Ucap Thomas pelan tapi masih bisa didengar.
"Oh Gosh. Thankyou Aris." Ucap Teresa langsung mencium pipi Aris.
"What the hell happened here?" Ucap frypan sontak saat melihat tingkah Teresa dan Aris. Thomas menatap mereka terkejut, pria itu merasa cemburu dengan apa yang baru saja Teresa lakukan.
Minho menatap Aris lalu mengulurkan kedua jempolnya sambil tersenyum. Aris menatap Thomas balik sambil mengangkat kedua tangannya.
"Kau lihat kan? Bukan aku yang memulainya." Ucap Aris mengeringi dihadapan Thomas.
Newt memukul pelan perut Thomas dan tertawa.
"Hilarious." Ucap singkat Thomas yang keluar dari mulutnya.
"Aku suka kalian." Ucap Minho lalu menatap Cessie yang sudah tak sanggup menahan tawanya. Seketika tawa gadis itu pecah saat menatap Minho. Semua yang ada ikutan tertawa. Tidak ada yang lucu tapi suara tawanya yang renyah membuat mereka ikut tertawa.
Thomas antara cemburu dan ingin tertawa melihat adiknya.
"How dare you Cessie!" Ucap pria itu langsung mengejar Cessie.
Melihat Thomas yang berlari kearahnya membuat gadis itu berteriak meminta tolong dan berlari memutari para glader. Semua yang melihatnya tertawa hebat. Frypan yang tak tahan melihat Thomas dan Cessie memutuskan untuk mengejar gadis itu membuat Cessie berteriak histeris.
"Oh my Gosh! Nooooo!!" Teriaknya dengan wajah ketakutan sambil sesekali tertawa. Minho menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu. She's the most beautiful girl i've ever met. Ucapnya dalam hati. Seketika Cessie berlari dibelakang Minho meminta Minho agar menyuruh mereka berhenti mengejarnya.
Minho menyeringai kearah Cessie lalu menarik gadis itu kehadapannya dan menahan pinggangnya agar tak bisa lari sambil menatap Thomas dan fry yang sudah dekat.
Mata gadis itu membulat melihat tingkah Minho yang tak sesuai harapan lalu bergerutu kepadanya.
"Shit Minho! Aaaaa.." teriaknya saat Thomas dan fry menangkap dan menggelitiknya hingga mereka terjatuh ke tanah.
Newt menatap Minho mengisyaratkan bahwa dia puas dengan tindakan Minho. Minho yang melihat gadis itu menggeliat di pasir akibat geli merasa sedikit bersalah dan memutuskan untuk menyingkirkan Thomas dan frypan.
Minho menarik telinga Thomas dan fry hingga mereka berdiri lalu menghampiri Cessie membantunya berdiri dan membersihkan bajunya yang kotor itu.
"The hell Minho." Ucap fry sambil memegang telinganya.
"I don't believe this happened. Pertama, Teresa dan anak baru ini, kedua Minho yang berperilaku memiliki hak atas Cessie!" Ucap Thomas dengan nada marih tapi ekspresinya sebagai candaan.
Teresa tertawa lepas sambil memeluk Thomas dan membujuknya untuk tidak diambil pusing. Gadis itu hanya berterimakasih atas apa yang Aris perbuat padanya.
"Okey, karena cuaca mulai mendung, kita beristirahat disini saja. Kalian lihat? Perjalanan masih panjang dan tak ada tempat peristirahatan disini. Lahan ini sangat terbuka jadi kita gunakan cuaca mendung ini sebagai kesempatan untuk istirahat." Ucap Newt sambil membentangkan selimut diatas pasir.
Semua setuju dengan ucapan Newt. Mereka merebahkan diri mereka di satu selimut itu, mencukupkan diri agar mereka semua bisa muat walaupun kaki mereka sedikit keluar dari selimut yang dialas.
Cessie's POV...
Ah sialan. Niat meminta bantuan malah yang dimintai bantuan bersekongkol dengan Thomas dan fry.
Aku tidur berdemper disamping Minho. Wajahku menghadap wajahnya, dia menarikku agar semakin dekat dengannya hingga hembusan nafasnya bisa kurasakan.
Tidak perlu berprasangka buruk, aku tau jika dia menarikku agar lebih dekat untuk memastikan tubuhku tidak menyentuh pasir.
Dia terus menatapku,sesekali aku menengadah untuk menengok wajahnya tapi selalu berpaspasan dengan tatapannya yang sementara menatapku.
"Your face. You're blushing." Ucapnya.
Wait, blushing? Apa aku blushing? No way. Aku harus bilang sebelum dia menganggap aku blushing karena berdekatan dengannya.
"No!. Aku hanya kelelahan. Aku juga gerah jadi pipiku merah, bukan berarti aku blushing karena mu." Ucapku polos. Minho tertawa mendengar ucapanku.
"Aku bahkan tak bilang jika kau blushing karena ku. Kau sendiri yang menyebutnya." Sambung pria itu.
SIALAN!!
Aku baru saja mengatakan hal itu. Damn it! Sehari saja aku tak berpaspasan dengan Minho. Sejak di maze aku selalu terkena stunned darinya.
"Aku bisa mendengar kalian." Gumam Thomas dari posisinya.
"Sssttt. Istirahatlah sebelum aku mencium Aris lagi." Ucap Teresa membuat Thomas tunduk padanya. Semua tertawa mendengar hal itu.
Kurasa kami mulai sangat akrab. Walaupun jujur saja sejak awal di scorch aku seperti di ospek karena harus melewati scorch tanpa busana apapun selain selimut tipis yang menyelimuti tubuhku.
Wicked benar-benar harus membayar semua perbuatan mereka. Aku harus menemukan Ava dan memastikan wanita itu bersujud dikakiku. Dia harus membayar semua nyawa yang dia renggut, semua keluarga yang terpisah dari anak dan orang tua mereka.
Aku akan memastikan juga bahwa ide dan rencana gilaku tentang maze harus berakhir sebelum mereka melaksanakan uji coba maze selanjutnya pada anak-anak yang lain.
Aku memutuskan untuk menutup mataku dan meregangkan semua ototku agar aku tidak merasakan pegal diseluruh tubuhku.
Udarah berhembus dingin. Saat kesadaranku mulai hilang, aku bisa merasakan tangan seseorang mengelus bahuku dengan lembut, memberiku kehangatan hingga hembusan angin dingin tak menusuk dikulitku. Seketika mataku menjadi berat dan semuanya menjadi gelap.
To be continue...
Next?
Komen apa aja yang ada dipikiran kalian saat baca chapter ini.
Stay safe yah everyone...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST)
FanfictionSetelah subject A0 mengorbankan diri menyelamatkan subject A1, para creator makin tertarik pada subject A0. Subject A0 berhasil membuat subject incaran creator yaitu subject A7 dan Subject sisanya lulus dalam uji coba maze. Subject A0 tersengat Grie...