Cessie's POV...
"Come." Perintah pria itu sambil mengayunkan tangannya mengisyaratkan ku untuk kearahnya.
Aku dan Minho sudah agak jauh dari glader. Mereka masih sibuk mencari supply dan Minho terlihat sibuk mencari sesuatu yang ada disana.
"Apa yang kau cari?" Aku berjalan kearahnya. Disampingnya ada meja dengan kertas-kertas yang berserakan diatasnya.
Kakiku sakit, kurasa aku butuh duduk sekarang. Cari bajunya nanti saja, Kakiku lebih membutuhkan istirahat. Lagian siapa suru mengajakku lari disaat sebagian ceiran ditubuhku hilang dialirkan ketabung sialan saat di lab.
Aku menghembuskan nafasku kasar, Minho yang terlihat sibuk mencari sesuatu di atas terpal yang dipenuhi supply baju dan barang-barang untuk survive, tiba-tiba memalingkan wajahnya kearahku.
"Apa?" Tanyaku sambil memegang dengan erat selimut yang ku pakai.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Minho datar.
Apa yang kulakukan? Oh yang benar saja. Dia yang menyebabkanku seperti ini dan sekarang dia malah menanyakan apa yang kulakukan?
"Take a rest bitch!" Ucapku lancang tanpa terkontrol. Aku capek jadi tak ada protes jika aku beristirahat sejenak.
Saat melontarkan kalimat itu, seketika wajahnya berubah. Minho menatapku dengan tatapan khasnya yang mengintimidasi. Dengan sisa cahaya senter yang menerangi, aku bisa melihat bahunya yang mulai naik menandakan bahwa dia baru saja mengambil nafas panjang dan menghempaskannya secara kasar.
Minho mematikan senter yang dia nyalakan tadi, pupil mataku membesar berusaha untuk menyesuaikan dengan situasi yang ada.
"Minho?" Panggilku khawatir jika dia akan meninggalkanku sendirian disini.
Aku tak bisa melihat apapun. Aku memilih untuk tetap duduk dan tenang dari pada harus berusaha berjalan dan akhirnya hilang dalam kegelapan.
Tanganku kuulurkan kedepan mencoba meraba Minho berharap dia akan menyalakan senter itu.
"Minho? Apa yang kau lakukan?" Tanyaku lagi. Dia tak menimbulkan suara sama skali, bahkan suara langkah kakinya tak kudengar.
"Shit! Im freakin'out right now!" Ucapku panik.
Saat aku masih sibuk dengan situasi ku untuk mencari sedikit sinat agar aku bisa melihat, seseorang menyentuh leherku membuat bulu kudukku berdiri. Rasanya seperti aliran listrik dengan tegangan kecil mengalir disepanjang tubuhku.
"Minh-" ucapku tak sampai, dia menutup mulutku dengan telunjuknya. Aku tak bisa melihatnya dengan jelas tapi samar-samar aku mengenalinya saat mataku mulai beradaptasi dengan kegelapan yang ada.
"Sshtt." Bisiknya disamping telingaku.
Shiiiiiiittt!!
I cant handle this!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST)
Fiksi PenggemarSetelah subject A0 mengorbankan diri menyelamatkan subject A1, para creator makin tertarik pada subject A0. Subject A0 berhasil membuat subject incaran creator yaitu subject A7 dan Subject sisanya lulus dalam uji coba maze. Subject A0 tersengat Grie...