Warning : Typo (Bantu correct kalau nemu ya)
Author's POV ...
Hari sudah hampir malam, mereka sudah mengecek tempat ini saat sore tadi memastikan tempat ini benar-benar aman.
"Alright, Aris? Dimana Aris?" Tanya Newt. Mereka mulai menengok ke kiri dan kanan untuk mencari keberadaan Aris.
"Im here." Ucap anak itu saat dia muncul dari sisi lain gedung membawa kayu kering.
"Tak bisakah kalian ringankan tangan untuk membantuku?" Ucapnya. Newt menghampiri Aris disusul frypan lalu membantunya untuk membawa kayu tersebut.
"Masih ada lagi?" Tanya Newt.
"Yup, ayo. Aku akan menunjukannya padamu." Ucap Aris. Newt menyodorkan kayu ditangannya kepada Frypan lalu mereka pergi.
"Jadi apa sebenarnya yang kau inginkan?" Tanya Minho pada Jorge. Mereka duduk bertiga sejajar dengan Thomas yang terlihat mengasah sebuah kayu.
"I don't know. Aku punya Brenda. Satu-satunya jalan untuk kesana adalah kalian. Seperti yang kau saksikan, aku hidup bersama pasukanku dan memelihara cranks dilantai dasar. Aku mengikat mereka dengan rantai agar mereka tak berkeliaran dan untuk mengurangi populasi mereka agar Brenda tidak didekatkan pada hal yang buruk. Sekarang aku sadar, Aku tak akan hidup selamanya didunia ini. Bagaimana jika aku sudah tak ada? Tak mungkin aku meninggalkan kewajiban berbahaya untuk dia jaga. Lalu, bagaimana jika sewaktu-waktu cranks itu lepas? Bisa jadi Brenda dalam bahaya. Aku percaya, bersama kalian akan baik-baik saja. Itulah alasanku membantu kalian. Aku melakukannya untuk Brenda." Ucap Jorge.
Pria itu sangat memprioritaskan Brenda. Hanya Brenda yang dia miliki. Hanya Brenda satu-satunya kehidupan yang menjaganya.
Thomas menoleh melihat Cessie yang duduk bersama Brenda dan Teresa. Pria itu kemudian menatap Brenda lalu tersenyum walaupun Brenda tak melihatnya..
"Kau seharusnya adalah ayah yang baik." Ucap Thomas. Jorge mengangguk.
"Dulu aku adalah ayah dan suami yang buruk." Ucap Jorge lalu berhenti. Minho tau arah bicaranya, itu sebabnya Minho berdiam.
"Aku menyaksikan mereka mati dihadapanku. Mereka terpapar radiasi dari matahari diluar rumah. Mereka menggeliat menahan saki, lalu seketika mereka terdiam sampai aku sadar bahwa mereka telah tiada. Hingga aku menemukan Brenda. Gadis kecil yang bersembunyi di kolong meja saat ku periksa setiap rumah yang kusinggahi. Saat itulah aku menjaganya, menganggapnya seperti anakku sendiri. Menebus semua kelalaian yang kulakukan dikehidupan dahulu." Ucap Jorge sedih. Thomas tak tau harus mengatakan apa untuk menghibur Jorge. Yang pasti pria seperti Jorge hanya butuh waktu banyak dengan orang yang dia cintai.
Thomas berpaling menatap Cessie. Gadis itu terlihat murung, Thomas tak tau apa yang dia pikirkan. Disisi lain, Cessie sesekali melirik Minho dan Thomas saat mereka sedang berbicara. Cessie penasaran dengan pembicaraan mereka. Tapi apapun yang mereka bicarakan, Cessie yakin itu tentang hal yang menyedihkan. Dia bisa membaca ekspresi mereka.
Tiba-tiba Minho berdiri berjalan kearah mereka. Cessie sempat berpikir pria itu akan menghampirinya, tapi nihil. Minho berhenti tepat didepan Teresa.
Brenda menatap Minho aneh setelah mendapati wajah Cessie yang tak mengenakan.
"Ikut aku." Ucap Minho dengan nada yang sangat dingin. Teresa mengernyit lalu mengikuti pria itu dari belakang. Mereka beralih ke ruang sebelahnya.
Kenapa dadaku sesak?. Pikir Cessie dalam hati. Pikirannya terbang menerawang jauh kedepan. Pikirannya kacau, ada sesuatu yang membuat jantungnya berdebar kencang. Rasanya dia panik, takut, dan ingin menangis.
Tangannya mulai bergetar."Cessie, are you okey? Kau kelihatan pucat. Hey, tanganmu bergetar Cess." Ucap Brenda penuh kekhawatiran. Gadis itu segera memegang kedua tangan Cessie agar tangannya tidak bergetar.
"Aku tak tau Brenda. Baru kali ini aku mendapatkan gejala seperti barusan." Jawab Cessie. Bibirnya bergetar dengan warna merona yang pudar menjadikannya terlihat sangat pucat.
"Kau yakin ini pertama kalinya?" Tanya Brenda dengan suara yang bergetar.
Cessie mengangguk menjawab pertanyaan Brenda.
"Panic attack." Gumam Brenda. Gadis itu tetap duduk sambil memegangi kedua tangan Cessie yang menggigil.
"Thomas!" Teriak Brenda, Thomas tak mendengar teriak gadis itu. Dia masih fokus merbicara dengan Jorge.
"Ah sialan. THOMAS!!" Umpat gadis itu yang diakhiri dengan kalimat seru yang kuat.
Thomas menoleh kearah Brenda. Wajahnya langsung berubah saat melihat Cessie yang sudah seperti mayat hidup.
"Come here!" Panggil Brenda. Thomas langsung berjapan setengah berlari kearah mereka. Jorge menyusul Thomas seketika Newt dan Aris datang. Frypan sesekali menoleh dari tempatnya duduk sambil menyusun kayu-kayu yang Aris dan Newt bawa.
"Cessie?" Ucap Thomas. Seketika pria itu duduk disamping Cessie, menggosok wajah gadis itu dengan tangannya kemudian merapikan rambut Cessie kebelakang agar Cessie bisa leluasa.
"Sepertinya dia terkena serangan panik." Jelas Brenda. Panik? Sejak kapan aku terserang panik? Tanya Cessie dalam hati. Gadis itu tak menyangka dia akan terkena serangan panik. Apa ini karena melihat Minho dan Teresa? Pikirnya lagi.
Bagaimana tidak, gadis itu terus memikirkan hal yang tidak-tidak tentang mereka berdua. Mengingat semua kejadian yang Minho dan Cessie lakukan dibelakang para glader membuat Cessie memikirkan hal yang sama dengan Teresa.
Newt datang membawa sebotol air minum dan berhenti didepan cessie. Brenda yang peka mulai bergeser membiarkan Newt duduk disamping Cessie.
"Cess, are you alright? Here, I brought drinking water for you." Ucap Newt menyodorkan air itu pada Cessie.
Cessie sempat berpikir seberapa baik dan perhatian newt pada dirinya, tapi hatinya masih egois untuk mendapatkan Minho yang jelas-jelas hanya mempermainkannya.
Cessie meraih botol itu lalu meneguknya dengan tangan yang gemetar. Newt menahan botol minum itu agar Cessie dipermudah untuk melakukannya.
"You look terrible, cess. But quote beautiful. Don't be panic again." Ucap Newt sembari membantunya minum.
Thomas memijat tangan Cessie sedangkan Brenda bersandar dipundak Jorge yang menatap tiga orang dihadapan mereka penuh pengharapan.
Seketika tangan gadis itu mulai berhenti bergetar. Dadanya yang sesak mulai kembali ringan.
Cessie menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Tangannya yang dingin mulai hangat melukis seberkas senyum diwajah Thomas yang menyadarinya.
"That's my gurl. You did it." Ucap Thomas sembari memegang pipi Cessie.
"Holy shit. Apa itu barusan?" Tanya Cessie sambil tertawa. Newt yang melihat Cessie dari samping menyadari lekukan wajahnya yang menawan.
Mata itu tetekuk cantik dengan garis hidung yang membukit. Hidungnya yang kecil membuat kesan manis dengan penampakan bibir merona penuh membuat pikiran Newt kemana-mana.
Saat mereka terdiam, mereka mendengar suara kecil yang tertawa. Itu tawa Teresa. Brenda menatap Newt seakan-akan mereka tau apa yang akan terjadi.
Beberapa saat kemudian Teresa kembali disusul Minho dengan wajahnya yang sama.
Dingin.
Dingin sedingin salju yang pernah Cessie ingat.
To be next...
What do you think about this drama?
Minho pinter banget ngedrama ya :'v ditambah Teresa yang kayak deskripsian kalian di komen. TSUNDERE TO THE BONE :')
BTW TELL ME PLEASE!! TSUNDERE ITU APAAA?😭🤣
NEXT!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST)
FanfictionSetelah subject A0 mengorbankan diri menyelamatkan subject A1, para creator makin tertarik pada subject A0. Subject A0 berhasil membuat subject incaran creator yaitu subject A7 dan Subject sisanya lulus dalam uji coba maze. Subject A0 tersengat Grie...