Chapter 27 : Warning from Teresa

400 52 2
                                    

Warning : typo (bantu correct)

Author's POV ...

Tiga jam setelah kejadian Cessie pingsan ditengah kerumunan orang yang banyak, akhirnya gadis itu perlahan membuka matanya, mendapati Brenda dan Teresa duduk menatapnya sambil tersenyum.

"Teresa, kau disini." Suara yang keluar begitu lirih, perlahan Cessie mendapatkan kesadarannya.

"Dimana yang lain?" Tanya Cessie mencoba memposisikan dirinya sama seperti Brenda dan Teresa yang duduk.

"Mereka baik-baik saja. Bagaimana perasaanmu sekarang?" Sambung Teresa. Cessie memegang kepalanya kemudian kembali menatap Teresa.

"Sudah lebih baik dari situasi tadi. Dimana kita?" Tanyanya kembali.

"Masih ditempat yang sama Cessie. Tempat Marcus. Minho membawamu ketempat ini setelah dia melayangkan tinjunya kearah Marcus." Ucap Brenda dengan bangganya menceritakan hal itu pada Cessie.

"Wait, what?. Minho?"

Flashback

"Marcus! Aku butuh berbicara dengan mu. Sekarang!" Perintah Jorge ketika dia baru tiba dan langsung melihat pria yang dia cari. Awalnya pria itu terkejut dan pada akhirnya dia memilih melayani Jorge dan para glader.

Saat sedang menatap lurus kedalam, Minho tiba-tiba berlari masuk kedalam ketika pria itu mendapati bayangan Newt dan cessie saling berciuman ditengah kerumunan.

"Ups. Tidak semudah itu nak. Kau perlu membayar tiket untuk masuk kedalam." Ucap seorang pria memblok jalannya menyuruh Minho untuk membayar tiket masuk dengan cara meminum minuman yang pria itu serahkan.

"Kau mau aku mendorongmu agar kau menyingkir dari hadapanku atau kau sendiri yang menyingkir tanpa perlu bantuan dari diriku?" Ucapan itu lurus keluar dari mulutnya kearah pria yang Jorge sebut Marcus.

Thomas yang menyadari hal itu mendorong Marcus tapi pria itu malah memasang dirinya dengan percaya diri tanpa tau bahwa hal buruk akan terjadi jika dia tak menyingkir.

"Apa yang bisa kau lakukan?" Tanya pria itu menantang. Jorge menggelengkan kepalanya saat menatap tangan Minho mulai terkepal.

"I guess i do it my self." Dari arah kanan, pukulan meluncur tepat di wajah pria itu. Membuatnya tersungkur. Thomas menendang pria itu disusul jorge yang menyeret pria itu masuk kedalam bangunan dan membawanya naik melewati tangga menuju lantai tiga.

Flashback off


"Yup. Dia sudah ada disini bersama Thomas dan yang lainnya." Ucap Brenda.

"Kalau begitu aku akan menemuinya sekarang." Setelah mengucapkan kalimat itu, Cessie langsung berdiri dari tempatnya duduk tapi terhenti akibat Teresa menghalanginya.

Cessie menatap sinis kearah Teresa. Dia kembali mengingat kejadian sebelumnya saat Teresa menjadi pusat perhatian Minho.

Gadis itu benar-benar membuat Cessie muak, apa masih tak cukup dirinya menjual perhatian kepada Minho? Ucapnya dalam hati. Sekarang dia malah menghalangi cessie untuk menemui Minho.

"What's wrong with you?" Mungkin terdengar sangat mengintimidasi, tapi cessie yakin Brenda mulai berdiri dari tempatnya karena nada bicara Cessie yang diluar dugaan.

"Kau tak mengerti cess. Dia sedang tak ingin menemuimu. Dia hanya membantu Newt untuk membawamu kesini. Aku yakin dia masih belum ingin menemuimu. Dia terlalu menghawatirkanmu disisi lain dia menemukan sebuah kebenaran saat dirinya tak bersamamu. Minho sedikit menentang dirinya dan sifat mu, aku juga tak tau maksudnya apa, tapi itu saja yang dia katakan padaku. Katanya dia butuh waktu." Jelas Teresa. Cessie tak tau harus mempercayainya atau tidak, dia hanya butuh menemui Minho memastikan pria itu baik-baik saja.

"I don't care Teresa, i need to see him now! Aku tak butuh izin darimu." Ucap Cessie bersikeras menemui Minho. Brenda menggelengkan kepalanya menepuk bahu Teresa.

"Kau tau? Apapun yang kau pikirkan tentang gadis itu, aku setuju." Ucap Brenda pada Teresa kemudian berlalu dari hadapan Teresa. Keras kepala. Pikir Teresa.

Brenda menunjukan tempat dimana Minho berada lalu pergi menemui Jorge yang ada dilantai tiga. Posisi Cessie sekarang berada di lantai empat tepat di depan sebuah kamar. Cessie mengumpulkan niatnya untuk menemui Minho kemudian dengan keberanian, dia mulai membuka pintu itu mendapati Minho yang sedang berdiri menumpuhkan berat badannya ke tangannya yang menopang dimeja. Di atas meja terdapat botol minuman anggur dan minuman lainnya. Itu pasti minuman dari pria yang menyambut mereka tadi. Pikir Cessie.

Menyadari keberadaan Cessie membuat Minho menoleh kearahnya dengan tatapan yang dingin.

"Apa Newt tak mengajarkanmu untuk mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk?" Ucap Minho berjalan kearahnya yang masih terpaku didepan pintu. Cessie bisa mencium bau alkohol dari udarah saat Minho lewat disampingnya. Apa dia mabuk?. Tanya Cessie dalam hati.

Minho menariknya masuk kedalam kemudian mengunci pintu itu lalu berjalan kembali ketempat awal dia berdiri.

Cessie ingin menanyakan apakah pria itu baik-baik saja? Apakah sesuatu yang buruk terjadi? Bahkan masih banyak lagi yang ingin dia tanyakan.

"Minho." Hanya itu saja yang keluar dari mulut Cessie, bahkan Cessie sendiri meragukan dirinya soal keberanian jika harus berpas-pasan dengan Minho.

"Tidak? Dia tidak mengajarkanmu? Pantas saja. Kau belajar banyak dari pria itu, bahkan dia juga tidak meminta ijin sebelum menciummu. Oh, apa karena kau sendiri yang telah mengijinkannya?" Setiap pertanyaan sangat menusuk hati gadis dihadapan Minho. Cessie dibuat sakit dengan pernyataan dari pria itu.

"Stop it Minho." Suara itu bergoyang, rasanya ingin menangis tapi Cessie tidak ingin menangis hanya karna Minho mengatakan hal buruk tentang dirinya.

"Stop it? Tak ada yang memerintahku Cessie. kau tau itu?" Setiap kata yang terucap mengiring langkahnya yang kembali mendekat kearah gadis itu.

"Tak ada yang memerintahku juga tuan penting! Kau tak memiliki hak atas diriku!" Ucap gadis itu menantang Minho. Bukan Minho jika dia tak merasa tertantang, malahan Minho menyukai setiap tantangan dari gadis itu. Setiap perlawanan yang dia terima adalah tantangan yang dia sukai.

"Wah, lihat. Gadis yang polos sudah berani melawanku. Dahulu kau adalah orang yang patuh. Bahkan satu-satunya yang mengontrol dirimu adalah aku." Ucap Minho. Pria itu menatap kedua kakinya sendiri lalu menggoyangkan kaki itu. Cessie menatap heran dengan Minho.

"Dahulu? Sejak kapan aku patuh padamu? Apa kita pernah bertemu sebelum maze?" Tanya Cessie. Dia mulai penasaran dengan ucapan Minho. Apa benar mereka pernah bertemu? Atau itu hanya omong kosong yang dilontarkan Minho akibat mabuk. Pikirnya.

"Nope. Aku tak akan memberitahu mu." Ucapnya lalu kembali menatap Cessie.

"Kau mabuk, biar ku antar kau duduk. Ayo" belum Sempat memegang tangan Minho, pria itu langsung mendorong Cessie hingga gadis itu tersudut di pintu yang tertutup. Erangan kecil keluar dari mulutnya. Sakit. Ucap Cessie dalam hati.

"Look at you." Jari telunjuknya mengelus lembut pipi Cessie. Gadis itu menegang saat sentuhannya mulai turun ke leher. Im done. Aku tak bisa menahannya!















To be continue...










Next?
Comment apapun yang kalian pikirkan

The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang