Warning : typo (bantu correct)
Author's POV...
"Kau tak tau berapa banyak tantangan yang kuhadapi agar aku bisa melihatmu hidup. Kau terlalu keras kepala, aku heran apa yang membuat mu berubah. Kau sangat jauh lebih keras sebelum semua terjadi. Aku selalu tersiksa sejak awal mendapati kau berciuman dengan pria satu itu. Herannya lagi saat ingin menemuimu aku malah menemukan hal yang sama yang kalian lakukan. Sama seperti di glade. Ingin Skali kuhajar pria itu tapi Jorge dan kakak sialanmu itu malah menyingkirkan ku dari hadapan Newt." Minho menarik tangannya dari leher Cessie, menopang tubuhnya di pintu lalu mendekat menyisahkan jarak tiga senti dari wajah Cessie.
"Aku ingin saja melakukan hal yang tak seharusnya. Hal yang pernah kita lakukan sebelum uji coba sialan yang membawa kesengsaraan, tapi aku tak bisa. Aku tak bisa melakukannya." Bulu kuduk Cessie berdiri. Dia tak mengerti apa yang dikatakan Minho. Pria itu terdengar asal melontarkan kalimatnya seolah-olah mereka pernah bertemu tapi Cessie tak tau dengan hal itu.
Cessie salah fokus dengan Minho. Matanya turun menatap bibir Minho, bau alkohol tercium harum disetiap kata yang dia ucapkan, begitu sebaliknya. Minho tak tahan melihat gadis itu sedekat ini. Dia sudah dibuat kesal dengan Newt. Newt terus saja melakukan hal yang tak dia lakukan. Minho hanya ingin melakukan itu pada Cessie sewaktu-waktu gadis itu mendapat kembali ingatannya. Tapi semakin lama dia menunggu, semakin tak dia temui celah bahwa Cessie akan mengingatnya.
Apa dia harus menunggu sedikit lebih lama? Tapi rasanya tidak mungkin. Sialan. Umpat Minho dalam hati.
Cessie menggigit bibir bawahnya membuat batin Minho menjerit, meronta untuk segera menyentuh gadis itu.
"Don't do it, Cessie. Apapun yang kau rasakan, just please, don't do it." Ucap Minho sambil meletakan jari telunjuknya dibibir Cessie. Tiba-tiba suara pintu terdengar. Seseorang mengetuk sambil memanggil nama Minho.
"Minho? Are you there?" Teriak seseorang. Itu suara Teresa. Cessie sangat mengenal suara gadis itu. Gadis yang menyuruhnya untuk tidak datang ketempat dimana Minho berada.
"Sstt" seketika Minho menutup mulut Cessie. Pupil matanya membesar, apa-apaan ini?. Pikir Cessie.
"Minho? Aku ingin bicara denganmu. Minho? Apa kau didalam?" Seru Teresa dibalik pintu. Cessie mulai memikirkan sesuatu tentang mereka berdua. Apa mungkin Minho dan Teresa berkencan sejak mereka terpisah saat melarikan diri? Cessie terlalu overthinking dengan kedekatan Teresa dan Minho.
"Jangan menyahut." Bisik Minho disamping telinga Cessie. Seketika bulu kuduknya berdiri. Rasanya seperti disetrum dengan tegangan listrik rendah membuat kulitnya menegang dan sensitif.
Mata Cessie terkunci dalam tatapan Minho. Minho yang merasa diburu waktu yang begitu lama, perlahan mulai menerobos dari peraturan yang dia buat. Peraturan untuk tidak menyentuh Cessie disaat gadis itu tak mengingat kisah yang terjadi diantara mereka.
"Aku selalu membaca kembali peraturan yang kubuat sebelum aku menghancurkan mereka." Bisiknya kemudian bibir itu menyentuh bibir Cessie. Tangan yang sebelumnya menopang di pintu sekarang berpindah tempat. Minho memegang pipi Cessie kemudian turun tepat di pertengahan lehernya membuat kulit Cessie semakin menegang. Ini kali pertamanya saat aturan yang Minho buat dibobol oleh dirinya sendiri.
Untuk yang pertama kalinya ekspektasi sesuai dengan realita. Kali ini Cessie bisa merasakan bagaimana mencium seseorang tanpa membayangkan orang lain. Rasanya jahat membayangkan Minho saat berciuman dengan Newt, tapi siapa yang peduli lagi? Sekarang malah terasa benar karena orang yang menciumnya adalah Minho.
Di bawah sadar yang dikuasai oleh minuman keras membuat pria itu semakin liar. Setiap seruan Teresa yang memburu Minho, membuat pria itu semakin intens terhadap cessie. Situasi yang terburu-buru sangat memacu adrenalinnya.
Cessie membalas ciuman itu, tangannya ingin menyentuh tubuh Minho tapi pria itu terus saja menolak. Dia tak ingin dirinya disentuh membuat Cessie tersiksa.
Kejadian itu terjadi selama satu menit dan terhenti saat sentuhan dan fantasi Minho yang semakin liar dan saat Teresa berhenti berseru. Dia tak ingin terlalu jauh, tapi entah kenapa setelah melakukan itu, Minho merasa sangat marah. Dia sangat marah terhadap dirinya sendiri. Setelah melakukan hal itu dia kembali memikirkan kejadian Newt dan Cessie saat di glade dan beberapa jam yang lalu. Apa Newt melakukan hal yang sama dengan yang dia lakukan barusan? Apa rasa itu terasa sama? Minho tak ingin berbagi dengan siapapun sesuatu yang telah menjadi miliknya, tapi bagaimana bisa dia mengontrol miliknya sementara yang menjadi miliknya kehilangan ingatan? Rasanya mustahil. Rasanya tak benar memaksakan hal yang sama dengan bentuk yang berbeda.
Cessie tersentak saat Minho mulai memundurkan dirinya. Pria itu memerah, lalu mengacak rambutnya sendiri dan kembali kemeja tempat dia berdiri tadi.
Cessie menatapnya dengan pertanyaan yang menguasai pikirannya.
"keluar." Ucapnya pelan tanpa menatap mata gadis itu. Cessie tak tau apa yang terjadi, dia hanya ingin stay ditempat itu tapi-
"KELUAR!" Teriaknya lagi saat mendapati Cessie yang masih berdiri diruangan itu. Mata gadis itu berkaca, Takut melihat Minho bertingkah kasar.
Tanpa pikir panjang, Cessie langsung keluar membanting pintu itu membuat Minho sadar bahwa dia telah menyakiti Cessie dengan perkataannya.
"BRENGSEK!!" Teriak Minho frustasi.
Cessie berlari menuruni tangga, air mata mengalir dipipinya. Baru saja tadi Minho menciumnya tapi kenapa setelah itu terjadi dia malah mengusir Cessie. Apa ini ada hubungannya dengan Teresa? Apa Minho sadar bahwa dia telah mengkhianati Teresa?. Pikir Cessie dalam hati. Dia tak tau lagi tempat apa ini, yang jelas dia menemukan Newt berdiri sambil memandanginya.
"Kau terlihat buruk." Ucap Newt menghampiri Cessie. Cessie terdiam ditangga saat Newt menghampiri dan menuntunnya untuk duduk.
Cessie mengusap air matanya tapi terlambat, Newt sudah terlanjur melihat pipinya yang dihiasi air yang mengalir dari matanya.
"Dia pria yang baik Cessie. Dia hanya butuh waktu. Biarkan dia berperang dengan pikirannya. Aku yakin dia akan kembali seperti semula." Ucap Newt mengelus pipi Cessie dengan lembut. Newt memberinya masukan seolah-olah dia mengerti yang dialami Cessie. Mata Cessie terasa terbakar. Rasanya ingin menangis lagi. Memandang senyuman Newt membuatnya menyadari bahwa newt sangat perhatian padanya, sifat Newt yang lemah lembut selalu membuat gadis itu tenang.
"Kau sangat baik Newt. Maafkan aku. Maafkan- aku. Aku telah memperlakukanmu buruk." Ungkapnya. Newt memeluk Cessie, mengelus bahunya. Isak tangis terdengar. Cessie menangis dipelukan Newt, bahkan Newt sendiri tak menyangka gadis itu bisa menangis dihadapannya. Newt menghafal gadis itu. Gadis yang ceria dan memiliki aura positif terhadap sesamanya. Dimana aura itu? Yang Newt temui sekarang hanyalah kesedihan dan kesengsaraan lewat tangisan itu. Newt tak tahan mendengar isakan itu.
"Harusnya kau tertawa, bukan menangis seperti ini." Ucap Newt menghadapkan wajahnya kearah Cessie. Mereka berdua saling menatap.
Newt mengelap air matanya sambil tersenyum.
"Kau cantik. Sangat cantik. Sekalipun kau menangis, kau tetap cantik. Aku tak ingin melihatmu cantik dalam kesedihan, aku tak ingin melihat Cessie ku sedih." Mata itu bersinar saat mengungkapkan ucapan itu kepada Cessie. Cessie mendapatkan support yang luar biasa dari Newt.
"Thankyou Newt." Ucap Cessie sambil memeluk pria itu.
"Aku akan selalu sama sejak awal maze hingga akhirnya kebebasan dipihak kita. Aku menyayangimu Cessie."
To be continue...
Next?
Comment apapun yang kalian pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST)
FanfictionSetelah subject A0 mengorbankan diri menyelamatkan subject A1, para creator makin tertarik pada subject A0. Subject A0 berhasil membuat subject incaran creator yaitu subject A7 dan Subject sisanya lulus dalam uji coba maze. Subject A0 tersengat Grie...