Chapter 34 : Daydream

410 55 5
                                    

Warning : typo (bantu correct)

Author's POV ...

Setelah selesai mengecek, Thomas berjalan kearah Cessie yang sedang merebahkan tubuhnya. Dari kegelapan, samar-samar Thomas masih bisa melihat gadis itu sedang menatap langit-langit sambil memikirkan sesuatu.

"Sedang berpikir?" Tanya Thomas sambil berlutut disamping Cessie. Cessie menatap Thomas dan tersenyum. Perlahan gadis itu memposisikan dirinya duduk didepan Thomas.

"Sedikit." Jawab Cessie.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Thomas sambil menata rambut Cessie yang separuh menutupi wajahnya.

"Entahlah, apa kau yakin kita bisa melarikan diri dari Wicked?" Tanya Cessie pada Thomas. Thomas sempat terdiam sambil memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan pada adiknya.

"Yeah. Trust me." Jawab Thomas. Sangat sulit jika harus berjanji walaupun Thomas tak tau apakah janji itu bisa ditepatinya atau tidak.

"Aku sudah capek melarikan diri. Apa aku harus menyerah saja? Apa aku harus datang kepada mereka agar mereka tak mengejar kalian?. Kau tau kan, subjek uji coba mereka itu aku. Mereka ingin memastikan jika aku bisa survive maka kalian selamat." Ucap Cessie. Thomas menggelengkan kepalanya, pria itu sangat tak ingin mendengar Cessie berbicara tentang uji coba.

"Noo. Don't say that. Kita akan survive bersama. Just trust me, Cess. You are all i have. Aku tak ingin mereka melakukan itu padamu." Ucap Thomas memegang kedua pipi Cessie.

"Kau tau sendiri kan? Kita berdua yang memulainya. Kita juga harus mempertanggung jawabkan apa yang kita lakukan pada mereka." Ucap Cessie sambil menatap para glader yang duduk melingkar di api unggun. Mereka terlihat sangat damai, melontarkan candaan dan sesekali bernyanyi menghibur diri mereka.

Saat sedang menatap para glader, seseorang dari samping menyapa Thomas dan Cessie.

"Like brother, like sister." Suara itu terdengar serek. Minho berjalan mendekat kearah Cessie dan Thomas.
Pria itu berhenti disamping Thomas yang sedang berlutut, lalu memposisikan tangannya di atas bahu Thomas. Cessie membuang nafasnya lalu berpaling menghadap ke tempat lain.

"Aman kan?" Thomas menanyakan hal itu pada Minho disusul anggukan dari Minho.

"What's wrong with her?" Tanya Minho, pria itu menatap Cessie dengan segala cara tapi gadis itu terus-terusan membuang pandangan kearah lain.

"Coba kau tanya langsung saja." Ucap Thomas tertawa.

"Yeah, looks like She does'nt want me to talk with you, Tom." Ucap Minho tersenyum simpul kearah Thomas lalu menatap cessie.

Mereka membicarakan tentang gadis itu seakan-akan Cessie tak ada dihadapan mereka. Cessie mendengus kesal dengan kedua pria dihadapannya.

"Aku bisa mendengar kalian." Ucap Cessie lalu berdiri. Sekarang posisinya sama dengan Minho, hanya saja Cessie lebih pendek dari pria itu. Cessie menatap sinis kearah Minho yang masih menatapnya dingin. Gadis itu langsung berjalan menghampiri yang lain di lingkaran api unggun tanpa melirik kearah Minho.

"Oh, dude. Kelihatannya dia sangat membencimu." Ucap Thomas lalu berdiri.

"Sialan. Adikmu yang satu itu sama sepertimu. Tolol." Ucap Minho lalu menepuk pundak Thomas.

Minho berjalan ketempat dimana para gladers dan Jorge berada. Awalnya Minho berjalan kearah Cessie karena kebetulan ada space kosong disampingnya, tapi saat menyadari Minho mendekat, Cessie malah menaruh kakinya kearah samping memakan space yang banyak. Newt yang melihat kejadian itu langsung melambaikan tangannya mengisyaratkan agar Minho duduk disampingnya.

"Dendamnya masih dalam soal kejadian tadi." Ucap Newt sambil tertawa.

"Biarkan saja dia, jika dia kesal aku akan sangat puas." Balas Minho diakhiri dengan senyum simpul.

"Bagaimana? Masih aman kan?" Tanya Newt saat Minho sudah duduk disampingnya.

"Untuk sementara ini masih aman." Jawab Minho. Thomas datang dan duduk disamping Teresa. Mereka berbincang hangat, sesekali Jorge menceritakan beberapa kisah saat dia memimpin pasukan cranks saat masih di markas mereka.

Cessie dengan seksama mendengar setiap kalimat yang Jorge ucapkan, pria itu berkesan baik dimata Cessie walaupun dalam pertemuan pertama mereka, Jorge terlihat sangat menyebalkan. Sesekali Cessie melirik Teresa yang berbincang ringan dengan Thomas.

Cessie sedikit bingung, jika Teresa berkencan dengan Minho, kenapa teresa tak duduk disamping Minho, lalu kenapa Minho tidak cemburu melihat Teresa dan Thomas yang begitu dekat. Teresa juga terlihat mengaitkan tangannya dilengan Thomas, bahkan Minho terlihat biasa-biasa saja.

Teresa melirik kearah Minho tapi pria itu selalu membuang pandangannya dan terus-terusan mencuri pandang kearah Cessie. Cessie yang sesekali berpas-pasan dengan tatapan Minho memilih untuk membuang pandangannya kearah Newt yang duduk disamping Minho.

Saat dipertengahan cerita Jorge, Minho tak sengaja menemukan pandangan Cessie yang menatapnya dengan tatapan kosong. Wajah gadis itu terlihat netral dengan pupil mata yang membesar. Minho bisa melihatnya dari tempatnya duduk dibantu pantulan cahaya api unggun yang memamerkan mata lentik milik Cessie.

Minho yang menyadari tak ada perlawanan dari tatapan gadis itu malah menantang menatapnya balik menunggu hingga gadis itu sadar. Benar saja, beberapa saat kemudian Cessie dibuyarkan saat Brenda yang duduk disampingnya menyenggol pinggang cessie.

"Apa?" Tanya Cessie pada Brenda.

"Sedari tadi Minho menatapmu. Kupikir dia menatap mu diam-diam, ternyata kalian berdua saling menatap satu sama lain." Ucap Brenda. Cessie memasang ekspresi kaget.

"Seriously?" Ucap Cessie. Dia baru sadar akan hal itu. Awalnya dia hanya menatap Minho menyimak ekspresi pria itu yang berubah-ubah saat berbincang dengan Newt, lama kelamaan dia malah terhanyut menyaksikan Minho dengan filter nyala api unggun yang membuat setiap lekukan wajahnya semakin jelas. Kontras dihidung dan rahangnya yang tegas membuat pria itu berkesan Gagah hingga Cessie tak sadar jika Minho telah menatapnya sejak tadi.

Cessie kembali menatap Minho memastikan yang dibicarakan Brenda padanya. Benar saja, Minho masih menatapnya dengan tatapan dingin. Cessie kembali mengingat momen ketika Minho dan Newt berbincang, sekarang ekspresi pria itu sudah berubah. Dingin. Mengintimidasi.

Cessie dibuat flashback dengan kejadian kemarin siang saat Cessie mengunjungi Minho dikamar tamu yang Marcus sediakan. Sekian lama gadis itu digantung dengan setiap sentuhan yang Minho berikan, sentuhan yang tak pernah sepenuhnya berakhir sesuai keinginan, akhirnya dia bisa benar-benar merasakan dengan nyata lembut bibir Minho.

Tanpa Cessie sadari, untuk yang kedua kalinya gadis itu menghayal saat menatap Minho. Salah tingkah karena Minho menatapnya, akhirnya Cessie menyalahgunakan tatapan Newt lalu mengedipkan mata kirinya kearah Newt. Minho berpaling mengecek Newt yang terlihat kikuk sambil menggelengkan kepalanya.

Melihat mereka berdua, akhirnya Cessie bisa menyelamatkan harga dirinya. Jika Minho tau Cessie menatapnya Secara diam, pria itu akan mengejek Cessie lalu meninggikan dirinya sendiri. Untung saja ada Newt, jadi Cessie bisa memanipulasi situasi agar Minho tau bahwa dia menatap Newt dan bukan menatap Minho.

Cessie tersenyum puas sembari dia melihat kedua tangannya sendiri. Seketika rasa ingin buang air kecil menghantar kakinya untuk segera berdiri. Mereka terdiam saat mendapati Cessie yang tiba-tiba berdiri.

"Ada apa nak?" Tanya Jorge. Brenda memegang tangan Cessie memastikan gadis itu baik-baik saja.

"Gadis aneh." Gumam Minho tapi masih bisa didengar mereka.

"Aku mau buang air kecil." Sambung Cessie dengan kesal.

Frypan menatap Minho dari tempatnya duduk lalu menaikan alisnya seakan-akan mereka sedang berbincang melalui telepati.

Melihat itu, Cessie dengan kesal langsung melangkah menjauh dari mereka, berbekal sebuah senter dengan keberanian yang ada Cessie mencari tempat yang aman untuk buang air kecil.









To be continue...























Next?

Comment apapun yang kalian pikirkan.

The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang