(warning : typo dimana-mana - bantu correct kalau Nemu typo ya <3)
Author's POV ...
"I got it!" Ucapan Gadis itu membuat mata Cessie terbuka lebar. Bagaimana bisa di situasi yang sangat sesat gadis tersebut malah mengundurkan dirinya untuk segera melarikan diri hanya demi mengambil kalung sekecil itu.
Seseorang menggenggam tangan Cessie membuat gadis itu terkejut.
"We need to go. Come on Cessie! We don't have much time!" Ucap Newt dengan tatapan yang sangat khawatir.
"Follow me!" Sambung brenda kemudian mengarahkan mereka ke arah yang berlawanan. Newt berdecak kesal tapi apa boleh buat. Jalan yang menuju ke arah jendela sudah dikepung.
Suara tembakan bergema diseluruh gedung itu. Beberapa peluru meleset mengenai dinding di dekat mereka. Brenda terus saja berlari mentun Cessie dan Newt, sementara Newt berusaha menghalangi Cessie agar peluru tidak tertancap di tubuhnya.
"Brenda, kemana kau menuntun kami? Ini buntuh!" Teriak Newt yang masih menggenggam tangan Cessie.
Pasukan dari wicked muncul dihadapan mereka, mengarahkan pistol dan hampir menembak kearah mereka berdiri.
"Kita tidak perlu menembak mereka, Kita butuh mereka hidup-hidup. Jangan lukai anak-anak itu sedikitpun." Ucap salah satu diantara mereka.
Brenda tiba-tiba berjalan melewati balok baja yang melintang di elevasi lantai kedelapan. Gadis itu benar-benar diluar nalar.
"Ayo Cessie. Newt! Cepatlah lagunya akan segera berakhir!" Teriaknya kearah mereka. Newt dan Cessie memiliki pendapat yang sama tentang gadis itu 'she's crazy!'. Pikir mereka berdua. Pasukan Wicked mulai berjalan mendekat ke arah mereka. Newt sudah tidak ada pilihan lain lagi selain mengikuti apa yang Brenda perintahkan.
Newt menarik Cessie memegang tangannya dengan perlahan menyebrang dari ketinggian. Adrenalin Cessie semakin terpacu, gadis itu benar-benar merasa sangat ketakutan.
"Ini terlalu tinggi Newt. Aku tak bisa." Ucapnya ketakutan. Newt berusaha menenangkannya.
"It's okey Cessie. I promise you are safe with me. I know you can do it. Just take a deep breath and take a look at me. Aku akan menuntunmu, hanya saja percayalah padaku maka kita akan melakukannya bersama-sama. Aku berjanji padamu. Sekarang, lihat aku dan jangan melihat kebawah." Ucap Newt dengan penuh perasaan. Cessie bagai tersihir dengan Newt. Pria itu benar-benar lembut dan meyakinkan Cessie.
Tanpa disadari, gadis itu mulai melangkah dengan tatapannya yang masih terkunci dimata Newt.
"Good job!. Sedikit lagi." Ucap Newt dan-
Suara ledakan besar bergema di seluruh ruangan dan gedung."Lagunya telah habis. Lompat Newt! Lompat!!" Teriak Brenda yang sudah berada diujung. Tiang-tiang baja yang berdiri tegak mulai runtuh mengakibatkan bangunan tersebut menjadi collapse.
"Newt! Im scared." Bisik Cessie dengan suara yang bergetar. Newt terperanjat membuatnya sedikit terhenti dan kemudian mereka melompat sambil tangannya yang tak sedikitpun melepas gadis itu.
Mereka tersungkur di hadapan Brenda membuat Brenda sedikit lega karena mereka selamat. Situasi buruk tak berakhir secepat itu, bangunan mulai roboh memaksa mereka bertiga untuk terus berlari. Brenda terus menuntun jalan hingga mereka tiba di suatu ruangan yang memiliki lubang berbentuk kotak seperti lubang lift tanpa hoist dan meluncur melalui tali.
Saat tiba di bawah, mereka bertiga melompat menghindari reruntuhan yang memasuki lubang itu. Seketika tempat menjadi gelap dan berdebu. Jalan keluar sudah tertutup, Cessie yakin mereka terjebak tanpa berpikir akan menemukan jalan keluar.
Newt yang mulai sadar, berusaha mencari Cessie ditengah kabut debu yang berterbangan.
"Cessie!" Serunya.
"Im here." Sahutnya diikuti suara batuk dari Cessie dan Brenda.
"Bloody hell Cessie." Gumam Newt. Cessie tertawa mendengar pria itu. Walaupun mereka terjebak, setidaknya dia sedikit lebih aman karena Newt ada bersamanya. Cessie sudah bodoh amat lagi dengan kawanan mereka yang lain. Tapi apa boleh buat? Minho sudah memperingatkannya untuk terus melanjutkan pelarian, tapi dia malah memilih untuk tidak meninggalkan Brenda membuat Newt masuk dalam masalah ini.
"You guys alright?" Tanya Newt dengan aksen britisnya. Cessie mengangguk disusul suara dari Brenda.
"Yeah. Lumayan." Gumam Brenda.
"Jadi apa rencana kita sekarang?" Tanya Cessie sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Terlihat seperti kita sedang terjebak dibawah tanah." Ucap Newt tersenyum simpul kearah Brenda.
"Ayo bantu aku." Ucap Brenda kepada mereka. Brenda mulai membuka besi yang menyerupai lorong kebawah. Mereka membantu gadis itu hingga akhirnya mereka tiba di lorong seperti pipa besar yang gelap.
Bermodalkan senter mereka berjalan menyusuri lorong itu dengan sangat tegang.
"Apa kau tau jalan keluarnya?" Tanya Newt.
"Yeah. Jorge pernah memberitahuku. Tapi dia tak pernah menunjukan ku, but im pretty sure that i remember." Jelas Brenda membuat mata Cessie melebar.
"Brenda, kau tau? Di glade ada satu pria yang memiliki sifat sama sepertimu. It's Minho! Kalian cocok beradu skill siapa yang paling tajam dalam melontarkan kalimat!" Ucap Cessie jengkel. Newt tak menyangka gadis itu bisa melontarkan kalimat menusuk tentang Minho.
"Im sorry Newt. Aku tak bermaksud mengata-ngatai sahabatmu, tapi jujur saja apa yang ku katakan adalah benar. Dan aku juga yakin kau memikirkan hal yang sama denganku." Jelas Cessie panjang lebar.
Satu mereka sedang berjalan tiba-tiba dari arah belakang yang tampak sangat gelap, sesosok makhluk menyeramkan muncul dan berteriak.
"CRANKS!" Seru Newt
Newt menyuruh Cessie berlari didepannya mengikuti langkah Brenda. Sungguh sial!. Ucap Cessie dalam hati. Brenda Benar-benar tidak memiliki sisi yang menguntungkan. Sejak awal bertemu dengannya saja gadis itu sudah sering masuk dalam masalah.
"Run Cessie! Run!" Seru Brenda didepan Cessie.
"Of course Brenda! Kau pikir akan akan diam saja menatap makhluk seseram itu dalam kegelapan?" Ucapnya disela-sela pelariannya.
Cahaya sudah mulai terlihat, karena mereka dibuat kecewa karena realita tak sesuai dengan ekspektasi. Di ujung adalah jalan buntu dengan jurang yang sangat tinggi, Newt menunjukkan jalan lain yang mengarah mereka berbelok ke sebelah kanan menaiki reruntuhan gedung yang sangat tinggi dan curam.
Mereka terus memanjat dan sesekali mereka bertarung melawan para Cranks yang mulai mendekat ke arah mereka. Saat mereka sudah sampai di pintu untuk masuk ke dalam bangunan, salah satu cranks langsung melompat ke arah Brenda membuatnya terjatuh ke bawah.
Awalnya Cessie dan Newt dibuat sport jantung, mereka pikir Brenda akan jatuh ke tanah tapi untung saja dia hanya jatuh dibangunan dengan kaca yang besar.
Sialnya lagi kaca itu mulai retak dan Cranks berlarian diatas kaca itu. Newt berusaha meraih Brenda tapi tak kunjung sampai. Cessie yang melihat hal itu tidak ingin lagi diperhadapkan dengan kematian. Gadis itu melompat kearah cranks membuat cranks melepas genggamannya di kaki Brenda dan Newt langsung menarik Brenda ke sisi kirinya.
Kaca tersebut langsung retak membuat Cessie terjatuh bersama cranks yang jatuh bebas dari ketinggian tujuh puluh meter. Sebelum Cessie semakin jauh, tangan Newt selalu siaga dalam setiap gerakan yang gadis itu buat.
"I Gotchu!" Ucap Newt sambil menggembungkan pipinya sedikit. Dia terlihat menahan berat gadis itu agar dia tak jatuh disusul Brenda yang membantu Newt menarik tangan Cessie.
To Be Continue...
Mau next?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST)
FanfictionSetelah subject A0 mengorbankan diri menyelamatkan subject A1, para creator makin tertarik pada subject A0. Subject A0 berhasil membuat subject incaran creator yaitu subject A7 dan Subject sisanya lulus dalam uji coba maze. Subject A0 tersengat Grie...