KILAS BALIK 2

332 44 1
                                    

Author's POV ...

H-1 Before The Maze

"Kita harus segera memasukan mereka ke maze. Cessie, kau mau kan terus menjalankan project ini hingga selesai?" Tanya seorang wanita.

"Butuh berapa lama hingga berhasil? Aku tak yakin mereka akan berhasil dalam waktu dekat ini." Jelas gadis itu. Itu Cessie, Dia berbincang bersama Ava selaku ketua dari organisasi W.C.K.D.

Dua pasang mata menatap mereka bergantian.

"Lebih cepat lebih baik. Kita harus cepat bergerak sebelum seluruh umat berubah menjadi cranks." Jelas Teresa sambil menatap Cessie.

"Yeah, pertanyaannya adalah berapa lama project ini hingga sampai pada titik puncak keberhasilan? Bagaimana jika semua subject mati?-" Thomas membiarkan jeda dikalimat itu lalu menatap Cessie.

Thomas tau bahwa Minho adalah subjek utama dalam percobaan ini dan dia tau persis bagaimana diposisi Cessie.

Cessie menatap Thomas dengan gugup dan takut. Dia tak ingin terjadi hal yang buruk pada Minho. Ava yang mengetahui reaksi Cessie mencoba untuk membuatnya tenang.

"Ini tak kan lama Cessie. Ingat, Teresa sangat berbakat dalam penemuan-penemuan biologinya. Yakinlah padanya dan dia hanya butuh perkembangan para subjek untuk melancarkan penemuan obat flare. Tenanglah Cessie. Minho adalah subjek paling kuat dan imun dari semua subjek yang ada. Dia pasti bisa melakukannya." Senyum tersimpul diakhir kalimat. Ava sangat pandai berbohong dan membuat mereka percaya seakan-akan apa yang dia katakan adalah benar.

"Promise me that you'll never left him die." Mendengar ucapan yang keluar dari Cessie. Ava tersenyum. Gadis itu mulai percaya padanya.

"I promise. Besok kita akan segera melepas mereka. Teresa, kau sudah membuat apa yang diperintahkan?" Tanya Ava pada gadis itu. Teresa tersenyum lalu berjalan mengajak mereka ke ruangan lab kerjanya.

Saat mereka tiba, Teresa menarik bilik yang menutupi sesuatu.

"Ini, aku sudah bekerja keras untuk ini. Kita sudah sangat siap." Ucap Teresa dengan bangganya. Thomas sangat takjub dengan kepintaran Teresa dalam hal yang berbau biologi.

Cessie menatap Inkubator yang berjajar di hadapannya. Inkubator yang mampu memuat tubuh manusia dengan isi cairan berwarna biru mudah yang bening.

"Kerja bagus, Teresa." Ucap Ava berjalan kearah Teresa lalu memeluknya singkat dan kembali fokus menatap inkubator-inkubator tersebut.

Cessie dibuat bingung. Pikirannya belum mencerna dengan baik fungsi dari benda itu. Cairan? Apa kita akan membiarkan mereka tenggelam didalam sana?

"Aku masih belum paham. Bagaimana cara kerjanya? Apa kita akan menyuruh mereka masuk dan meminum cairan itu? Atau kita biarkan mereka tenggelam didalam sana? Tapi bukankah jika dibiarkan tenggelam mereka akan mati?" Tanya Cessie penasaran. Ava tertawa kecil mendengar pertanyaan Cessie.

Tak salah jika mereka menyebut Cessie the brilliant one karena otaknya yang cepat memproses segala kejanggalan dan ketidak normalan dalam lingkungannya. Teresa menatap Cessie dengan kikuk.

"Kau benar. Mereka akan dibiarkan tenggelam didalam hingga mereka tak sadarkan diri. Cairan itu mengandung zat kimia yang mampu menghapus memori tertentu seseorang. Seperti namamu dan orang lain, wajah-wajah orang yang kau pernah temui tanpa menghapus jalan ceritanya ataupun kedua-duanya. Tapi dalam kasus mereka, Cara kerjanya sangat gampang. Memori mereka tentang segalanya akan dihapuskan. Mereka akan direset kembali seperti kertas putih tanpa mengetahui asal usul mereka, siapa mereka, keluarga, orang yang mereka kenal, serta aktivitas mereka akan dihapuskan. Tapi juga bukan berarti mereka seperti lahir tanpa tau dasar-dasar kehidupan. Mereka masih bisa mengenal pohon, makanan, sayuran dan nama-nama spesifik lainnya kecuali alur hidup mereka dan orang-orang yang mereka kenal. Kau mengerti maksudku kan?" Jelas Teresa.

Cessie sedari tadi tak percaya dengan perkataan itu.

"Bukankah itu ilegal?" Tanya Cessie balik.
Lagi-lagi ava tertawa padanya.

"Tidak ada legal dan ilegal Cessie. Dunia telah hancur dengan flare dimana-mana. Tak ada yang bisa saling mengkhakimi. Lagian yang kita lakukan adalah hal yang baik. Seandainya pemerintahan masih ada, mereka pasti akan setuju." Jelas Ava. Thomas hanya menatap mereka menyimak setiap penjelasan dan percakapan yang terjadi secara bersamaan.

"Itu tandanya Minho akan melupakanku?" Tanya Cessie spontan. Teresa menatap Cessie dengan pupil matanya yang mengecil.

"Sudahlah. Dia akan menemukan ingatannya kembali. Kita hanya perlu menjalankan tugas kita dengan benar maka semua akan kembali." Ava mengangguk dengan pernyataan Teresa.

"Benar. Yang dikatakan Teresa. Hari ini adalah hari yang kita tunggu-tunggu. Thomas, sampaikan pada Johnson untuk segera memanggil para subjek!" Perintah Ava. Thomas mengangguk diikuti oleh Teresa.

Cessie menghela nafas dalam lalu memutuskan untuk pergi ketempat berkumpul sekaligus tempat makan mereka. Cessie berjalan dengan sangat murung. Pikirannya kacau. Di sepanjang ruangan dia berjalan dengan kepala yang dipenuhi pertanyaan yang tak seorangpun mampu menjawabnya. Akhirnya dia mencari bayangan Minho tapi tak ada. Cessie memutuskan untuk duduk dan-

"Hey, aku mencarimu dari tadi ternyata kau ada disini" ucap pria itu. Pria itu tersenyum pada Cessie.

"A-aku...-" ucapnya terpotong karna seorang pria langsung datang keruangan itu menyuruh mereka semua untuk duduk. Dia membacakan nama-nama yang katanya akan dibawa ketempat yang mereka sebut surga.

Cessie sangat berat tak mengatakan yang sebenarnya . Itu bukanlah surga, melainkan laboratorium yang sebentar lagi akan menempatkan mereka ke dalam inkubator yang membuat mereka melupakan semua yang mereka alami.

Johnson membacakan nama-nama subjek. Dia memanggil Newt, Alby, frypan, gally, dan Minho. Minho tampak sedih tak mendengar nama Cessie dipanggil. Dia yakin suatu saat nanti akan tiba waktu Cessie untuk pergi ke safe Haven bersama yang lainnya.

"Aku akan menunggumu disana."ucapnya

"Aku akan sangat merindukanmu" jawab cessie memeluknya. Minho berbisik ditelinga Cessie.

"Aku mencintaimu cessie" ucap minho lalu mencium keningnya. Rasanya begitu hangat berada disisinya.

"Aku berjanji akan selalu menunggumu di manapun aku berada." Ucapnya kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Cessie yang masih berdiri ditempat yang sama memandanginya bersama beberapa orang masuk menuju kedalam ruangan lab.

Cessie menangis lalu kembali ketempat dia semestinya berada. Ketempat yang sama dimana Teresa menunjukan inkubator itu kepada mereka.

Tidak adil. Ucapnya dalam hati. Sangat berat harus membiarkan Minho lupa tentang dirinya. Dari sekian banyak umat manusia? Kenapa harus Minho? Kenapa kemampuan dan keunggulan darinya malah menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri?

Akibat keunggulannya yang murni menjadikan dia subjek utama yang diyakini Cessie akan melewati rintangan berat. Tak ada yang perlu disalahkan. Tak ada yang perlu disesali. Yang bisa dia lakukan sekarang hanya kerjakan bagian yang seharusnya dia kerjakan dan mempercayai Minho bahwa Minho bisa survive agar semua bisa berakhir.






















Comment anything.

Comment apapun yang kalian bayangkan.


Next >>>

The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang