Chapter 36 : Getting Wild

457 59 14
                                    

Warning : adult content!!!

Author's POV ...

"Kenapa kau selalu saja menghindari ku?" Tanya pria itu dengan nada suara yang sangat lembut. Lembut bukan berarti vibes menakutkan dalam diri Minho menghilang. Cessie membayangkan kelembutan Minho menjadi sesuatu yang mengerikan.

"Ak- aku tidak- Tidak menjahuimu." Setiap ucapannya terdapat jeda. Lidahnya terasa berat menjawab pertanyaan simpel yang diucapkan pria dihadapannya.

Cessie yang awalnya dibuat kesal semakin gugup. Bagaimana tidak? Dia bisa melihat Minho dengan sangat jelas. Wajahnya berbeda dari wajah sebelumnya yang Cessie lihat saat Minho berbincang dengan Newt didekat api unggun. Awalnya Cessie hanya menotis kontras rahang dan hidung Minho saat terpantul cahaya api unggun, kali ini Cessie bisa melihat leher dan bibirnya.

"Poor Cessie. Aku suka melihatmu kelelahan, tapi bukan berarti aku menginginkanmu untuk selalu lelah. Aku hanya merasa candu dengan ekspresi tersiksamu itu yang tanpa sadari membuat jiwaku ingin sekali berada di dekatmu." Ucap Minho. Pria itu mengucapkan kalimatnya tanpa ragu seakan-akan apa yang keluar seirama dengan pikirannya.

Cessie tersentak. Memangnya ada apa dengan ku saat lelah? Pikirnya dalam hati.

"Sekarang aku sudah menemukan jawaban dari pertanyaanku. Pertanyaan yang seringkali membuatku tersiksa dan ingin cepat-cepat menemuimu." Ucap Minho. Seketika Cessie sudah berada diatas meja. Tangan pria itu menuntunnya hingga dia bisa duduk diatas meja tempatnya mencari supply tadi.

"W- what are you doin'?" Tanya Cessie ragu. Minho menggenggam tangan Cessie, menuntun tangan itu kesamping pipi Minho dan mengelusnya lembut.

"Aku tau kenapa Newt berani melakukan hal itu padamu. Sama sepertiku, aku mulai kecanduan dengan dirimu. Aku mengetahuinya sesaat setelah aku menciummu. Aku ingin terus-terusan melakukannya tapi kau terus saja mengabaikan ku!" Ucapnya dengan tone yang rendah berakhir dengan tinggi.

Seberkas amarah terlihat disudut matanya saat mengatakan Cessie mengabaikannya. Gadis itu tak tau harus berbuat apa. Haruskah dia berteriak? Pikir Cessie.

"Why are you so hard for me? Kenapa aku harus dibaluri dengan semua perasaan yang was-was saat ingin melakukan hal yang lebih padamu? Rasanya keinginanku telah didepan mata tapi aku masih terikat dengan sesuatu." Jelas Minho. Pria itu menjelaskan semua ucapannya dengan perasaan yang bingung.

Bagaimana bisa dia kebingungam dengan dirinya sendiri? Tanya Cessie dalam hati. Cessie menengok kearah Minho saat mendengar kalimat akhirnya.

"Terikat? Apa maksudmu terikat sesuatu?" Tanya gadis itu. Pikirnya Minho memiliki memori tersendiri tentang masalalunya, atau mungkin-

Teresa?

"Ap- apa kau dan Teresa-" Minho menatapnya aneh

"Teresa? Kenapa dia?" Tanya Minho balik membuat mood Cessie berubah.

"Nothing, just forget it." Ucap Cessie, rasanya dia mengkhawatirkan sesuatu. Gadis itu membuang nafasnya diikuti dengan gigitan dibibirnya sendiri. Bibirnya malah hampir berdarah karena dia terus-terusan menggigit kulit kering dibibirnya. Sesekali Cessie memainkan jarinya membuat Minho menggeleng seakan-akan tidak setuju.

"Nope. Don't do that. Dont bite your lips." Perintah Minho. Cessie spontan kaget membuatnya mengernyit.

"Kau- kau menyuruhku? Ingat ucapanku, tak ada yang mengontrolku. Memangnya kau bisa apa?" Tantang gadis itu tanpa berpikir konsekuensinya.

Minho dibuat menjadi-jadi dengan perlakuan gadis dihadapannya. Ingin sekali tangannya yang besar menyiksa gadis itu dengan cara yang brutal tapi tak bisa. Disisi lain dia tak ingin menyakiti Cessie. Haruskah melakukan penyiksaan dengan cara yang yang membawa kenikmatan? Atau sebaliknya?.

"Kau menanyakan apa yang bisa ku lakukan?" Lagi-lagi, suaranya yang terdengar lembut malah menambah kesan mengerikan. Minho sudah terbiasa dengan perwatakan yang dingin menusuk miliknya, sangat aneh jika harus mendapati Minho yang lembut disaat sepi seperti ini.

Minho mendekat kewajah Cessie, menyisahkan jarak yang sangat dekat sembari menjawab pertanyaannya.

"Aku bisa menggigit nya untukmu." Benar saja, pria itu menempelkan bibirnya dibibir Cessie. Cessie bisa mencium aroma whiskey, tak heran jika pria itu membawa minuman dari tempat Marcus. Herannya dimana dia meminum minuman itu?.

Cessie dibuat tegang dengan setiap sentuhannya. Minho benar-benar menggigiti bibir gadis itu dengan lembut membuat Cessie terhanyut.

Gadis itu ingin sekali menolak, mengingat dia tak ingin kalah dan dikontrol Minho, tapi apa yang bisa dia lakukan sekarang? Rasanya sangat tepat memiliki seseorang yang bisa memberinya sentuhan dan perlakuan erotis sebagai terapi mental.

Cessie bisa merasakan tangan Minho yang melingkar di pinggangnya. Tiba-tiba saja pria itu menyentakan tubuh Cessie saat dia menarik pinggang cessie agar semakin dekat dengannya. Kedua kakinya terbuka tepat didepan Minho. Dia bisa merasakan perut Minho diselah kedua kakinya yang mengenakan celana jeans yang ketat.

Pria itu meremas paha Cessie membuat gadis itu merinding. Pikirannya serasa diblok membuatnya tak bisa memikirkan hal lain selain menikmati setiap sentuhan yang diberi.

Cessie semakin menjadi-jadi saat Minho perlahan turun disamping lehernya membuat gadis itu memiringkan kepala sambil membuka mulutnya dengan kedua pipi yang terasa panas. Rasanya geli tapi lebih nikmat dari pada seseorang menggelitik lehernya.

Tanpa disadari kedua kaki Cessie melingkar di pinggang Minho dan saling bertaut dibelakang pria itu. Tangan kiri Cessie memegang dada Minho dengan tangan kanan yang masih di udara. Minho melepaskan tangan kiri Cessie dan memegang tangan kanannya seolah-olah menolak Cessie untuk menyentuhnya. Minho juga melepas kedua kaki Cessie yang melingkar di pinggang Minho seakan-akan dia ingin mengurangi kontak dengan gadis itu.

Cessie yang awalnya terhanyut malah dihujani pertanyaan tentang Minho. Sejak awal Minho tak ingin disentuh oleh Cessie, bahkan dia menahan tangan Cessie dibelakang tubuh Cessie, tetapi terus saja mencium gadis itu.

Apa yang sebenarnya terjadi? Cessie sangat bingung dengan body language yang Minho tunjukan. Bagaimana bisa disaat seperti ini malah Minho sendiri yang bersenang-senang dengan tubuhnya? Apa dia hanyalah sebuah tempat pelampiasan?

Ingin sekali menghentikan aktivitas itu tapi tubuhnya menolak. Rasanya dia benar-benar telah masuk kedalam kenyamanan yang Minho berikan.
Pria itu memasukan tangannya dibalik kaos hitam pendek yang ketat, mengelusnya hingga ketubuh belakang Cessie membuat bulu kuduk nya berdiri. Tanpa dibuat-buat mulutnya mengeluarkan desahan kecil sekali hingga akhirnya dia memilih untuk diam dengan cara menggigit bibirnya sendiri.

Minho menatap wajah Cessie yang merah, gadis itu kelihatan menikmati permainannya. Cessie memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya membuat Minho semakin bergairah.

Dalam kegelapan malam, Cessie merasakan sesuatu yang menarik bagian payudaranya membuat tubuhnya semakin mengencang.

(I don't want to go into the specifics of that content. I'll let you imagine.)

Tubuhnya menggeliat. Minho membiarkan gadis itu semakin liar. Tak ada sedetikpun dia melepas pandangan dari Cessie. Gadis itu berhasil membuat Minho tersihir dan terobsesi dengan dirinya.

"Aku suka melihat kau menggeliat seperti ini. Berkesan privasi tapi aku benar-benar menikmati." Bisiknya disamping telinga Cessie.

Cessie merespon dengan desahan kecil yang dia usahakan agar tidak terdengar tapi terlanjur. Tubuhnya bertentangan dengan rencananya. Ditambah lagi Minho memainkan semuanya dengan hebat walaupun sejujurnya gadis itu ingin menangis.

"Kau tak perlu menahannya. Mendesahlah jika kau ingin." Ucap pria itu.








Komen apapun!!!

Next!!!

The Missing Property - Book 2 (Minho Fanfiction - TST) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang