00.00
Jam kali ini sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Tak disangka lagi, ternyata Antara masih tak bisa tertidur. Ia hanya bisa menangis merenungi nasib nasibnya yang semakin lama semakin menggila.
Ia sangat berharap, jika ada seorang pria yang diturunkan tuhan hanya untuk dirinya. Dan dia harap, pria itu bisa menjadi pengganti janji janji ayahnya yang ternyata sangat tak bermakna.
•••
"Tuhan.. tolong kasih Antara satu pria yang bisa jadi pengganti papa, papa sekarang udah beda, seratus persen beda. Bahkan papa ngak peduli lagi sama Antara." Cicitnya benar-benar merasa sedih saat ini, ia merasa kesepian. Hanya luka yang bisa menjadi temannya, Seakan bahagia selalu menjauhinya.
"Antara bingung.. wanita kaya Antara emang pantas hidup ya?" Sambungnya.
Tiba tiba, telinga Antara berdengung, dan seperti ada yang berkata "Jangan nyerah dulu, kamu pantas hidup."
Ketika mendengar suara itu, Antara terkejut dan tak menyangka. Ia melihat sekeliling kamarnya, berusaha mencari sumber suara.
Namun hasilnya nihil.. suara itu tak kunjung ditemukan, dan bahkan menghilang cepat dari pendengaran. Hanya memori perasaan Antara-lah yang mampu mengingat dan mengukir ucapan itu.
Antara sempat terdiam karna memikirkan suara-suara yang muncul memenuhi gendang telinganya, sebelum kemudian ia berkata "Bang Theo.. maafin Antara, Antara gak seharusnya ngomong gitu. Abang bener, Antara itu kuat!"
Antara mendongakkan kepalanya ke atas dan berkata lagi "Bunda.. Antara masih kuat kok! Bunda baik-baik ya disana, kalau nanti udah waktunya.. Antara dan Avazia bakal pulang buat nemuin bunda"
Disela perkataan Antara, ternyata Avazia terbangun dari tidurnya, Antara terkejut dan untung saja Avazia tak mendengar ucapannya tadi. "Kak Ara kenapa belum tidur?" Avazia mengucek matanya beberapa kali lalu menatap Antara dengan tatapan penuh pertanyaan.
"kakak gak bisa tidur, kamu tidur duluan aja nggak pa-pa hehe" jawab Antara tersenyum tipis.
"Iya kak" Itu jawaban terakhir dari Avazia, setelah itu dia merebahkan tubuhnya kembali ke kasur dan memejamkan matanya untuk tidur.
'Antara kan kuat, adeknya bang Theo itu gak lemah. Jangan nyerah ya cantik..'
━━━━━━῭⊱𖤜Antara Queend Aliza𖤜⊰΅━━━━━━
01.25
"Astaga.. jam nya cepet banget sih, jadi dari tadi gue cuma melongo gitu, ngeratapin nasib yang bahkan gak ada gunanya." Gumam Antara melihat ke arah jam berada.
"Tapi kalo gue tau itu gak ada gunanya kenapa gue lakuin ya.." tambahnya
"Definisi ngomong sendiri, tanya sendiri, jawab sendiri."
Beberapa menit kemudian, Antara sempat teringat dengan kejadian beberapa jam lalu yang menimpanya.. ia tau bahwa besok akan ada ujian sejarah dan bahasa. Antara sangat menyukai mata pelajaran itu.
"Besok ada ujian.. mendingan gue belajar aja kali ya, lagian udah pasti gue nggak bisa turu." Antara menghela napas panjang sebelum dia beranjak dari kasurnya, menuju meja belajarnya.
Ia berdiri, lalu berjalan ke arah meja belajar yang berada dekat di sampingnya... Setelah sampai, ia duduk dan langsung membuka buku sejarah dunia.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
-Aqueenza [✓]-
RandomCERITA INI BELUM MASUK KE TAHAP REVISI YA! KARENA AUTHOR LAGI FOKUS TAMATIN DULU, JADI KALAU ADA TYPO BISA DI KOMEN LANGSUNG^^ "Ternyata gini rasanya mati-matian nahan luka di dada." Antara Queen Aliza. Panggil saja ia Antara. Wanita berusia 16 tah...