Chapter 25: Kenndra─Azava

34 13 1
                                    

"Minta coklat nya dong Va" Kenndra mengambil sepotong coklat yang ada di tangan Azava.

"Mmmmmhhh jangan banyak-banyak, Ndraaaa" Azava merengek cemberut pada Kenndra.

"Cuma diikitt, Vaaaa" Kenndra mengambil coklat tersebut dan langsung melahap semuanya. Azava melongo dengan kening mengerut di sana.

"Ck, Kenndraaa!" Azava mendecak kesal. Dirinya terus merengek sampai akhirnya ia mengeluarkan rasa marahnya pada Kenndra. Ia memalingkan wajah ke samping, "terserah ah!" Pungkasnya.

"Jangan marahh donggg, nanti jadi tua gimuanaa" Kenndra memasang wajah dengan mata ala pupy-eyes.

"Hmmh!" Azava masih tak meresponnya, ia hanya memberi deheman singkat padat dan jelas bahwa dirinya sedang kesal dengan pria di sampingnya.

"Gue beliin coklat lagi mau?" Kenndra memiringkan kepalanya mengarah ke wajah Azava yang masih terlihat marah padanya.

Azava menunduk ke bawah untuk melihat wajah laknat jodohnya di sana. "Serius?" Tanya-nya.

"Serius honey"

"Najis!" Azava berdiri dan langsung berjalan menjauhi Kenndra.

Kenndra menormalkan posisi kepalanya, "lah, Va! Azava! Kok gue ditinggal pergi sih!?" Kenndra berteriak memandangi punggung Azava yang lama-kelamaan menghilang dari pandangannya.

──────────────────────────────

***

"Mas?"

"Hmm?"

"Kamu nggak ngerasa kurang soal hukuman Antara?

"Kurang gimana?" Adnan menoleh ke arah istrinya.

"Ya masa hukuman orang yang udah berani mau bunuh Zia, cuma ditunda uang jajan dua bulan tambahannya sita semua aset sih?"

"Memang saya harus melakukan apalagi?"

"Kenapa kita nggak usir dia aja, itung-itung buat bayar semua rasa sakit Zia, kan?" Adnan menatap tajam mata istrinya.

"Kamu yang bener aja! Apa kamu mau kita di cap sebagai orang tua terkejam hah?!" Adnan mencoba menahan emosi yang sudah ingin meluap sebesar-besarnya. Nggak kamu usir pun, kamu sudah menjadi orang tua yang kejam.

"Aku nggak bercanda sayang.. kaya.... Nggak adil aja gitu, aku juga kasian sama Zia"

"Hmm... Baik, saya coba. Hanya selama dua bulan, kan?"

Valin hanya menjawabnya dengan anggukan kecil dan senyuman miring terlekuk di wajahnya. Hatinya sangat berbunga-bunga, mungkin dia bisa merasakan hidup bebas tanpa beban dan mencoba mengambil alih semua kekuasaan Adnan.

──────────────────────────────

Balik lagi ke pov Antara dan Gevan. Sekarang mereka lagi ngapain ya? Masa iyasih bakal ada adegan romantis di sana, kan Antara udah bisa dibilang 'milik Devin.' kayanya.. bakal berpaling ke Gevan atau tetap sama Devin?

──────────────────────────────

'Udah jam dua lebih empat puluh lima..pengen pulang deh' Antara melirik jam yang berada di sekitar kamar Gevan. Ia merasa sudah bosan duduk tanpa gerakan di atas kasur bersama pria yang sekarang masih sibuk memainkan ponselnya.

-Aqueenza [✓]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang