Chapter 7 : Keheningan malam penuh bintang

87 71 32
                                    

***

"mana makanan gue?" Tanya Zealova sembari mencari makanan di dapur.

"Gue belum masak Va.. gue masih harus belajar buat ujian besok, gue juga cape habis bersihin halaman sama ngepel satu rumah tadi.. jadi lo masak sendiri dulu aja ya". Ucap Antara yang sedang duduk di kursi di dekat meja makan.

"APA?! LO KIRA LO SIAPA NYURUH NYURUH GUE SEENAKNYA?! GUE YANG BERKUASA DI RUMAH INI SELAMA PAPA DAN MAMA PERGI!! LO NGGAK ADA HAK BUAT NGATUR NGATUR GUE DI SINI!". Bentak Zealova dengan memukul meja sekeras mungkin dihadapan Antara.

Antara sempat kaget, dia hanya terdiam. Matanya tak berkaca-kaca karena ia sudah biasa dibentak oleh keluarganya sendiri.

"Gue kakak lo, Va.. gue berhak ngingetin lo dan ngarahin lo kalo lo belum bi--"

"NGGAK USAH SOK SOK-AN MAU JADI KAKAK GUE!! GUE NGGAK SUDI PUNYA KAKAK GAK BERGUNA KAYA LO! TERLEBIH LAGI LO INI PENYAKITAN!!" Bentaknya lagi, memotong perkataan Antara yang belum sempat selesai bicara.

"Bisa bisa gue juga ikut kena virus penyakit lo yang nyusahin!" Tambahnya.

Antara masih mendengarkan cacian dari mulut Zealova yang selalu saja tak memilirkan perasaannya.

"Sekarang lo masak! Awas kalo gue balik lagi masih nggak ada makanan di dapur, habis idup lo di tangan gue!" Ucap Zealova merotasikan bola matanya sinis.

Kemudian ia berjalan menjauhi Antara hingga dirinya sudah tak ada lagi dihadapan Antara.

Ketika Zealova sudah menjauh dan meninggalkan Antara sendirian di dapur, Antara masih terdiam sebelum akhirnya ia menyenderkan wajahnya di satu tangan miliknya sembari memijat kepalanya yang terasa sakit.

"Gue bakaln sibuk banget sampe besok" gumamnya

"Dari pada gue ngeluh di sini, mending gue masak sebelum anak itu ngomel lagi ke gue.. bisa bisa dia ngadu ke papa lagi". Batin Antara mencoba untuk berdiri di kala kepalanya sedang tak baik baik saja.

Ia kemudian berjalan ke arah kulkas dan mengambil beberapa sayuran juga daging. Malam ini dirinya akan memasak ayam goreng kesukaan Avazia dan tumis kangkung.

Sungguh masakan yang sederhana, tapi memiliki cita rasa yang luar biasa bila Antara yang memasaknya.

Kita akui, Antara memang tak secantik dan se-sempurna wanita lain, bahkan dirinya bodoh dalam pelajaran matematika dan IPA yang sering mendapatkan delapan puluh ke bawah.

Namun kita tak bisa meremehkan kekuatan Antara yang bisa kuat menghadapi ujian bertubi tubi seperti sembelit yang sangat menyakitkan.

'Kalo sembelit nggak bisa keluar tai, kalo sakit hati nggak bisa keluar apa?' -author sesat.

Selain kuat, dia juga pintar dalam memasak. Saya akui Antara lebih pas jadi wanita rumahan daripada wanita karier yang cocok dengan tipe Zealova, tapi kalau Antara mau berusaha. Bukankah dirinya bisa mencapai cita cita dan klimaks dari semua hidupnya?

'aku masih menunggu semua orang sadar kalau mereka itu salah menilai aku'. Batinnya sembari mengiris iris bawang putih, cabai dan bawang merah yang sudah tersedia dihadapannya.

-Walau sedikit brandal dan bodoh, tapi dia tak pernah lelah untuk berharap dan berusaha serta berdoa agar dirinya bisa bahagia di puncak permasalahannya nanti-

***

"Nahh udah selesai!". Gumamnya senang karena dirinya sudah selesai memasak makanan sederhana yang sangat bergizi untuk adik-adiknya.

-Aqueenza [✓]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang