Chapter 10 : Om Om Mesum?!

91 63 39
                                    

"Gue kangen bang Theo" Antara mengeluh di dalam kamarnya saat ia sedang duduk di sofa kecilnya.

Ia berdiri dan berjalan ke arah meja belajar dengan 4 laci. Ia membuka laci ke dua dan mengambil sebuah bingkai foto.

Itu adalah foto Antara dan Theo saat berlibur ke pantai selatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Itu adalah foto Antara dan Theo saat berlibur ke pantai selatan. Suasananya sangat tenang dan pemandangannya sungguh indah, ditambah senja yang menemani mereka ketika masih bersama.

Antara ingat dengan jelas, bahwa Theo pernah membuatkannya istana pasir dengan Theo sebagai raja dan Antara sebagai ratu.

--

"Bang, aku mau jadi raja di istana ini!"

"Nggak boleh! Raja itu buat aku"

"Kamu jadi pembantu aja!"

"Ihhh nggak mau bang!"

--

"Lucu.." Antara menatap foto itu tersenyum sambil mengingat kejadian beberapa tahun lalu bersama Theo.

"Andai lo masih ada di sini bang, lo bakalan tau seberapa jahatnya papa ke gue semenjak lo dan mama nggak ada" gumamnya mengubah raut wajahnya menjadi datar.

Antara meletakkan foto itu kembali di dalam laci, ia kemudian mengambil buku khususnya yang berisi kumpulan puisi singkat yang berupa wakil dari semua perasaannya.

Ia mengambil pena yang terselip di dalam buku lalu menuliskan beberapa kalimat di dalamnya.

--

-Hanya sebuah kenangan
Bukan sebuah kebahagiaan
Hanya berada di depan
Bukan sampai ke belakang-

--

-Mereka pergi
Sejauh surya mentari
Mungkin lebih jauh lagi
Pastinya tak'kan pernah kembali-

--

-Bukan untuk bersama
Kita hanya diciptakan untuk berpisah
Merasakan sakitnya masing-masing
Bukan indahnya kaitan pemancing-

--

-Dunia ini terlalu kejam dengan banyaknya siksaan tajam
Mereka hanya menusuk tanpa tau hati yang tertusuk
Perkataan mereka hanya seperti makanan busuk
Menjijikan bila dimakan dan tak pantas tuk di simpan-

--

Antara menyudahi gerakan tangannya untuk menulis beberapa puisi singkat. Ia meletakkan pena kecilnya di tengah tengah buku lalu menutupnya.

-Aqueenza [✓]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang