06

1.8K 75 1
                                    

Saat kecil aku sangat benci saat diajak ke rumah sakit.

Bukan karena benci aroma obat layaknya anak kecil pada umumnya.

Ibu bilang, dulu aku bisa melihat hantu.

Katanya tingkahku aneh sekali. Ketakutan, menutup diri, berteriak bahkan menangis.

Aku sendiri tidak ingat kapan tepatnya.

atau sungguh aku bisa melihat hantu?

Tapi setelah masuk SMP, kemampuan supranatural itu hilang dariku.

Cerita itu terdengar seperti karangan alih-alih kisah nyata.

Karena sudah lama sekali dan aku merasa tidak memiliki turunan mistis entah dari nenek moyangku.

Hmm... aku sudah berganti baju.


"Jaehee-ssi, silahkan masuk. Dr. Shin sebentar lagi akan datang"

Aku pun menuruti perintah suster yang sangat ramah padaku.

Kenapa mereka ramah sekali, bahkan kudengar bayaran di bidang pelayanan tidak digaji besar.

"Nona Na Jaehee?"

Aku berdiri, melihat wanita paruh baya yang mengenakan masker dan memakai jas putih ciri khasnya.

"Apa saya membuat anda lama menunggu?" sapanya.

"Ah tidak, aku juga baru duduk"

"Pertama-tama, mari kita cek profil anda lebih dulu"

Fyuuuh.... tidak perlu gugup karena ini bukan sidang, rileks saja... rileks dan nikmati sana waktumu disini Na Jaehee.

"....usia 29 tahun ? Terakhir kali menimbang berat badan anda 55 kg dengan tinggi 166 cm"

"Benar"

"Setelah ini, kita akan langsung masuk tahap pemeriksaan dimulai dari tekanan darah, ..............."

Dokter menjelaskan dengan rinci jadwal check upku hari ini.

Sampai jam berapa itu akan selesai, aku tidak ingat akan sebanyak itu.

Apa aku kuat? Karena jujur saja aku sudah merasa lapar.

"Sebentar, ada telpon masuk"

Aku mengambil ponselku dalam saku sementara Dr. Shin menerima panggilan.

Email yang kukirim semalam sudah mendapat balasan. Ah leganya....saat pekerjaan selesai dengan efisien.

"APA?!!"

"Dalmi pingsan saat hiking?! Kenapa tidak ada yang menghubungiku?!"

"Tolong kirim saja alamatnya, aku akan kesana menggantikan orang tuanya"

"SEKARANG!!"

Oh tidak, sepertinya sesuatu yang buruk terjadi.

Siapa itu Dalmi? Putrinya?


Tanpa mengatakan apapun, ia pergi meninggalkan ruangan. Sepertinya sedang buru-buru. Bahkan pintunya tidak ditutup dengan benar.

Bagaimana ini? Pemeriksaan bahkan belum dimulai.

Tindakannya tidak profesional, tapi aku juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi sampai gelagatnya jadi seperti itu.


Ia kembali, melepas jas putih dan menaruhnya lalu membungkuk ke arahku.

Reflek aku langsung berdiri. Ada apa?

"Maafkan saya karena tidak bersikap profesional. Ada hal mendesak yang tidak bisa saya tinggal sebagai seorang ibu"

FATE // SUNGHOON AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang