40

984 57 2
                                    

Hanya melalui pesan singkat, Jimin sungguh mengakhiri hubungannya dengan Heeseung.

Heeseung yang membacanya tentu saja terkejut. Tiba-tiba ia ingin putus?!

Siapa yang tidak terkejut diputuskan secara tiba-tiba seperti itu.

Bahkan Heeseung tak merasa ada yang salah dengan hubungannya dengan Jimin.

Tapi apa ini? Putus? Sungguh?



Heeseung menghela nafas panjang.

Ia sedang berada di persidangan penting.

Ia harus fokus meski pikirannya terganggu.

"Jaksa Lee, kau baik-baik saja?" tanya partnernya, yang melihat wajah pucat Heeseung.

"Aku hanya dehidrasi" jawab Jaksa Lee sambil tersenyum dan membuka sebotol air mineral di depannya.

Ini tidak bagus. Ia benar-benar ingin segera persidangan berakhir dan menelpon atau menemui langsung Jimin untuk meminta penjelasan darinya.

Heeseung berusaha mengendalikan dirinya agar bisa fokus kembali. Terlepas dari masalah pribadinya, ia adalah seorang jaksa. Ia harus bersikap profesional agar tidak mengecewakan semua orang yang telah menanti.


"....mengingat parahnya kondisi mental dan fisik korban yang disebabkan oleh pelaku, untuk itu kami menuntut terdakwa hukuman selama 15 tahun penjara dan denda sebesar 15 juta won"

Semua orang bersorak mendengar tuntutan yang disampaikan oleh Jaksa Lee.

Jaksa Lee menatap korban yang menangis ditemani kedua orang tuanya yang juga sedang menangis.

Ia merasa iba pada mereka. Dunia begitu tidak adil untuk korban kekerasan seksual, apalagi di usia semuda itu. Untuk korban, tentu hukuman kurungan penjara beberapa tahun adalah waktu yang singkat, karena trauma yang membekas itu selamanya. 

Kalau saja di dunia ini tidak ada hukum yang mengatur, hukuman paling tepat untuk sang pelaku hanyalah satu. Kematian.

Tanpa sadar Heeseung menggenggam jarinya begitu erat sambil menatap pelaku yang tak merasa bersalah sedikitpun itu. Urat di lehernya tercetak begitu nyata menandakan ia sedang menahan emosinya.

Jaksa Kang disebelahnya pun menyadari dan menenangkan Heeseung.

"Kau sudah bekerja keras, Jaksa Lee" pujinya.

Jaksa Lee menghela napas.

"Kau juga sudah bekerja keras, Jaksa Kang".








#









Di apatemen Jaehee.

Nampak si pemilik dan pasangannya sedang bersimpuh di depan hadapan sang nyonya besar.

Jaehee dan Sunghoon berkomunikasi melalui tatapan mata sambil sesekali saling menyenggol. Membuat ibu merasa gemas dan mengingat ketika ia dan pacarnya (ayah Jaehee) muda dulu.

FATE // SUNGHOON AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang