41

914 44 21
                                    

Setibanya di rumah sakit, Dr Park dan Dr Han dipanggil oleh Dr Seo agar datang ke ruangannya.

"Kenapa tiba-tiba.." gumam Dr Han yang sebenarnya tadi sedang sarapan.

Dr Park melirik rekannya itu, "Ada nasi di sudut bibirmu" ucapnya memberitahu.

Dr Han dengan segera membersihkannya.

"Sudah hilang?" tanyanya menatap Dr Park.

Dr Park mengangguk.


"Kalian sudah sampai" kata Dr Seo menyambut.

"Ada apa paman tiba-tiba memanggil kami berdua?" tanya Dr Han to the point.

Dr Park berdehem, "Dr Han, kita sedang ada di rumah sakit" bisik Dr Park mengingatkan Dr Han kalau dia harus bersikap sopan pada senior di tempat kerja.

Dr Seo yang mendengarnya pun terkekeh, "Tidak apa-apa Dr Park, Dr Han adalah keponakan kesayanganku" ujar Dr Seo.

Dr Han melirik Dr Park dengan sombong.

Dr Park menghela napasnya. Ia menyesal sudah bersikap baik, seharusnya ia pura-pura saja tidak melihat dan mendengar.


Tiba-tiba Dr Seo mengeluarkan selembaran untuk masing-masing.

"Dari kalian, adakah yang pernah mendengar azamara?"

Baik Dr Park dan Dr Han menggeleng karena memang mereka baru pertama mendengarnya.

"Silahkan dibaca terlebih dahulu" saran Dr Seo. 

Sementara dua dokter muda di hadapannya itu fokus membaca, Dr Seo menerangkan.

"Besok, kapal azamara akan berlabuh di Busan. Lalu tanggal 12, mereka akan berangkat ke Sapporo, Jepang dan kalian akan ditugaskan disana. Menjadi dokter di kapal pesiar"

Dr Park yang belum selesai membaca seketika menghentikan bacaannya dan menatap Dr Seo tak percaya.

"Kami tidak memiliki pengalaman untuk bekerja di kapal, Dr Seo" ucap Dr Park menyurahkan isi pikirannya.

"Tidak masalah, ada dokter senior dari rumah sakit pusat yang akan bersama kalian"

"Berapa hari kami akan ditugaskan?" tanya Dr Park.

"Tidak lama, mungkin 20 hari?"

20 hari itu waktu yang lama, batin Dr Park, yang kemudian menunjukkan ekspresi sedih. Itu artinya ia harus meninggalkan Jaehee selama itu, dan acara makan malam keluarga harus ditunda.

Melihat perubahan ekspresi Dr Park, Dr Han menerka pasti Dr Park memiliki hal pentin atau janji pada hari saat mereka pergi.

"Paman, eh, Dr Seo, apa tidak ada dokter lain yang bisa pergi? Kenapa harus kami?" tanya Dr Han sambil memainkan bulpen yang menganggur di depannya.

"Kalian berdua dokter paling muda diantara semua dokter yang ada di rumah sakit ini, itu bagus untuk menambah kalian berdua. Bukan begitu, Dr Park? Kau tidak keberatan kan?"

Meski dalam hati rasanya ada yang mengganjal, tapi Dr Park selalu loyal pada pekerjaannya sehingga ia pun menjawab, "Benar Dr Seo, saya tidak keberatan".

Dr Han berbisik pada Dr Park, "Dr Park, kau tampak tidak senang tapi kenapa kau hanya iya iya saja?" tanyanya heran.

Dr Park menatap balik Dr Han, "Tidak semua dokter bisa mendapatkan kesempatan itu Dr Han. Akan lebih baik segera mengambil kesempatan itu sebelum orang lain yang akan mendapatkannya" jelasnya.

Dr Seo tersenyum lebar mendengarnya. Ia senang anak didiknya begitu berdedikasi untuk pekerjaan meski ini semua terjadi karena permintaan konyol seseorang.

FATE // SUNGHOON AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang