35

928 49 4
                                    

"Ambil saja, aku memberimu cuma-cuma" ujar Heeseung seraya memberikan kacamata pada sahabatnya.

Jaehee pun segera memakainya.

Sementara Heeseung memakaikan mantel kepadanya.

"Aku sudah memakai mantelku"

"Tetap saja, ini terlalu dingin. Astaga bagaimana kau bisa sampai kesini um?" kata Heeseung sambil tersenyum.

"Aku naik taksi kemari" jawab Jaehee dengan polosnya.

Heeseung tertawa kecil mendengarnya.

Jaehee memukul lengannya dan berkata pelan, "Terima kasih".











Setelah membayar dengan credit card Heeseung dan mendapatkan kamar untuk tidur, Heeseung tentunya tidak langsung pulang, melainkan untuk mendengarkan cerita Jaehee.

"Haaahhhh....... tiba-tiba aku tidak mengantuk lagi" ucap Jaehee begitu memasuki kamar.

"Kau punya hutang cerita padaku jadi kau belum boleh tidur" kata Heeseung mengingatkan.

Dan sekarang mereka berada dalam satu ruangan. Hanya mereka berdua.

Jaehee tengkurap di atas ranjang sambil menekuk lututnya dan memegangi bantal.

Sedangkan Heeseung duduk diatas karpet dan menyalakan TV.

"Sudah jangan dinyalakan, memangnya ada siaran apa jam setengah satu malam"

Heeseung yang sedang mengotak atik remote TV seketika menghentikan aksinya dan mengambil satu bantal, bersiap mendengarkan cerita Jaehee.

"Ayo ceritakan padaku, apa yang membuatmu datang padaku sambil menangis" desaknya tak sabaran.

Tapi sebelum itu, Jaehee ingat kalau awal semua permasalahan ini datangnya dari Heeseung. Jadi ia ingin mendengar dulu alasan kenapa Heeseung menelponnya.

"Oh ya, kau tadi menelponku kan?"

"Ah itu... apa aku mengganggu tidurmu? Maaf, karena aku tidak bisa menunggu besok untuk memberitahukan kabar baik"

"Kabar baik apa???"

"Akan digelar pameran lukisan di balai kota Seoul akhir bulan ini"

"Heol!" seru Jaehee senang, sambil menutup mulutnya. Matanya langsung berbinar mendengar kata 'pameran' dan seketika ia lupa pada masalahnya sendiri.

"Dan dengan koneksiku, aku bisa mengajukan seniman Nahee menjadi salah satu pengisinya"

"Jangan berbohong!" Jaehee menepuk bahu Heeseung dari belakang.

"Siapa yang berbohong, aku belum pernah seserius ini"

"Kenapa ini ada hubungannya dengan institusimu?"

"Karena setiap instansi pemerintah diberikan kuota prioritas"

"Kedengarannya sangat keren!" antusiasme Jaehee semakin membuncah.

"Jadi, apakah kau bersedia menjadi salah satu seniman yang berpartisipasi disana?"

"Heeseung oppa....." ucap Jaehee yang tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

Seketika ia benar-benar disembuhkan dari sakit hatinya.

Moodnya pun membaik. Berkat kabar gembira yang dibawa oleh Heeseung.

Keduanya pun lanjut mengobrol mengenai banyak hal sebelum akhirnya Jaehee tertidur dan Heeseung meninggalkannya sendirian.

"Mimpi indah" ucapnya, sebelum menutup pintu.














FATE // SUNGHOON AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang