Menyetir dengan kecepatan tinggi dan tidak memikirkan segala risiko yang akan diterimanya.
Sunghoon, yang baru saja tiba di parkiran rumah sakit tiba-tiba menyalakan kembali mesin mobilnya dan melupakan kewajibannya hanya karena ia ingin menenangkan hati dan pikirannya yang kacau, dengan cara menemui orang yang membuatnya semenderita itu, yaitu adalah Jaehee.
Ia belum pernah merasakan gundah seperti ini. Rasanya sangat tidak nyaman. Tidurnya pun tak nyenyak dan pikirannya kalut.
Ia memang tak menghubungi Jaehee, bukan karena ia tak peduli, tapi ia takut jika hanya mengomunikasikannya secara tidak langsung akan membuat keadaan semakin rumit.
Sunghoon yang memiliki kepribadian tenang dan tidak suka terlalu banyak berpikir, tiba-tiba saja menjadi pribadi overthinking bak remaja yang sedang galau karena sedang bertengkar dengan kekasihnya.
Masa pubernya sudah lama berlalu, saat ini ia sudah cukup matang untuk melewati fase tersebut. Seharusnya ia bisa berpikir lebih dewasa dan menghindari konflik.
Jaehee adalah satu-satunya gadis yang dibutuhkannya, baik secara fisik ataupun kepribadian, Jaehee adalah perwujudan dari tipe ideal Sunghoon walau ia tidak mampu menyebutkannya secara spesifik seperti apa tipe ideal.
Setelah melalui hari-hari bersama Jaehee selama dua minggu terakhir, Sunghoon semakin yakin bahwa ia membutuhkan Jaehee dan ingin terus selalu bersamanya karena saat berada di dekatnya, rasanya nyaman, dan membuatnya melupakan setiap masalah.
Mereka sebenarnya tidak banyak menceritakan diri masing-masing, karena keduanya sama-sama menyukai kegiatan fisik. Tapi bagi Sunghoon yang memiliki kepribadian tertutup, itu justru membuatnya senang karena tidak perlu menguras banyak tenaganya.
Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat untuk menunggu cinta, dan sekarang Sunghoon diberi kesempatan untuk mengejar kembali cinta lamanya. Sehingga ia pun tak ingin melepaskan kesempatan berharga ini.
Sebagai orang dewasa, bercinta itu bukan akhir. Hanya karena sudah menghabiskan malam bersama beberapa kali, bukan berarti mereka akan menjalin hubungan yang serius. Termasuk yang dilakukan Sunghoon dan Jaehee.
Itu pula yang membuat Sunghoon takut. Alih-alih pasangan, keduanya malah lebih mirip ke partner seks saja. Karena Sunghoon belum bisa memastikan perasaan Jaehee. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hanya Jaehee yang mampu membuat Sunghoon yang sedingin es bisa selunak kapas saat bersama.
Jaehee terlalu abu-abu untuknya yang suka berterus terang dan tak ingin membuang lebih banyak waktu.
Jika akhir dari sebuah ikatan cinta adalah pernikahan, maka ia sudah sangat siap untuk menikahi Jaehee. Hanya Jaehee dan harus Jaehee. Seobsesi itu Sunghoon pada gadis yang yang telah mengubah pandangannya itu.
Kesempatan untuk menikahinya, yang jelas-jelas ada di depan mata saja kecil, apalagi kini mereka tidak bersama. Sunghoon tak akan membiarkan pertengkaran ini berlangsung lama. Ia tak mau kehilangan Jaehee untuk kedua kalinya.
Untuk itu sekarang ia akan menemui Jaehee dan meminta maaf padanya. Meminta maaf atas segala kekhilafannya, atas ego dan emosi sesaatnya untuk mengembalikan keadaan seperti seharusnya.
Sunghoon tak ingin memikirkan lagi, ia tidak peduli siapa yang benar dan siapa yang salah, ia tak mau Jaehee marah, ia ingin Jaehee menerimanya kembali, ia tak ingin ini berakhir begitu saja, ia tak rela harus merelakan Jaehee pergi, Sunghoon harus menemui Jaehee sekarang juga, semakin cepat mereka bertemu semakin cepat juga masalahnya selesai.
Sementara itu di apartemen Jaehee.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE // SUNGHOON AU
ФанфикBased on author's imagination ⚠️🔞 Rank #1 parksunghoon (231215) Rank #1 leeheeseung (231208)