BAB 56

127 6 0
                                    

"So, what is the reason...?" Mark bertanya kepada Jesse.

Jesse memegang kepalanya. Cuba mengingati kembali setiap butir mimpi yang pernah dia alami.

"Peperangan diantara manusia dan Dark Monsters sudah berlaku selama berpuluh-puluh tahun tapi sehingga sekarang peperangan ini masih belum selesai. Ratu Dark Monster menggunakan kesempatan ini untuk menghapuskan kaum manusia. Dia boleh pindahkan jiwa-jiwa dari Dark Monster ke dalam tubuh manusia. That monster already took over Whitney's body the moment she arrived in our city. Jika kita kembali ke kota sekarang, nyawa kita tidak akan selamat."

Penjelasan dari Jesse tersebut membuatkan yang lain mula berfikir.

"Saya rasa apa yang Jesse cakap tu masuk akal. Semuanya terdengar masuk akal," Connor mengutarakan pendapatnya.

Kawan-kawannya yang lain memandang Connor dengan wajah yang berbeza reaksi.

Connor mengangkat kedua tangannya. "Apa?"

Ace menatap wajah Jesse pula. Dia kelihatan masih ragu-ragu.

"Sekarang kita sedang dalam perjalanan untuk menuju ke kota. Jika kita mendarat di kota, tiada jalan keluar lagi dari sana," kata Jesse.

"Whitney pernah berkata yang dia akan memindahkan Ratu Dark Monster itu ke Kota Hanchen. Jika Whitney adalah Ratu tersebut, bermakna dia akan menguasai Kota Hanchen juga," ujar Connor.

"Untuk sekarang, kita perlu risaukan adalah keselamatan penduduk kota. Kita harus selamatkan mereka daripada serangan dari Dark Monsters yang akan menyerang kota," ujar Ace sambil memandang semua orang dengan wajah serius.

"Tapi selagi Whitney masih ada di kota, kita tidak akan dapat lawan dia," kata Jesse lagi.

"We will find a way. Tapi sekarang kita harus memastikan keselamatan penduduk kota dahulu. Kita tidak boleh abaikan mereka begitu sahaja," kata Ace pula.

"Jadi kita harus tetap kembali ke kota?" Tanya Mark pula.

Ace mengangguk untuk memberikan jawapan kepada Mark. "We have to. Our battle is still not over. Prepare yourself. Kita akan tahan semua Dark Monsters yang mencuba masuk ke dalam kota."

Mendengar arahan dari Ace, ahli yang lain bergerak dan mempersiapkan diri masing-masing. Mereka memeriksa setiap senjata yang mereka bawa, termasuk memeriksa seragam mereka.

Jesse merasa bimbang. Nampaknya mereka bertekad untuk masuk ke kota walaupun ada perangkap yang menunggu mereka. Tapi Jesse sedar, mereka tidak boleh mengabaikan tanggungjawab mereka.

"Bagaimana kalau kita semua mati bila tiba di kota?" gumam Jesse dengan perasaan takut.

"Jess, look at me."

Jesse menurut arahan Ace. Matanya yang sudah digenangi air mata menatap mata milik Ace.

"Sama ada kita akan selamat atau tidak, itu tidak penting. Sekarang ini, apa yang perlu kita lakukan adalah selamatkan semua orang di kota. You say the Queen is now residing inside Whitney's body, right? Jadi kita kena bagi peringatan pada semua penduduk supaya keluar dari tempat tersebut," kata Ace.

Ace memegang kedua-dua bahu Jesse, sekaligus mahu memberi semangat kepada Jesse. "I believe in you. So please, you have to trust me for this one, okay? Saya akan cari cara untuk kita keluar dari masalah ini..."

"You just believe me like that?" Tanya Jesse tidak percaya. Sebentar tadi dia masih melihat lelaki itu masih meragui semua perkataannya, jadi kenapa sekarang dia tiba-tiba merubah fikiran pula?

"Yes, I really believe in you. Jadi sekarang kau perlu kuatkan diri kau untuk pertarungan yang selanjutnya. I need you to be stronger. I can't protect you forever. So you have to stay alive... For me..."

2. Season 1 : This Is My FateWhere stories live. Discover now