Pagi ini steven datang ke sekolah tapi tidak seperti biasa, biasanya ia selalu paling awal datang sebelum anak-anak datang tapi kini ia tadang setelah sudah ramai dengan anak-anak sekelasnya. Seketika satu kelas bingung dengan kedatangannya yang ga kaya biasanya.
"Lah tumben dia datang jam segini? Gua kira dia ga masuk karena biasanya kan dia datang paling awal kaya zakia" ucap samuel.
Brayan mengedikkan bahu "bro lu gapapa?" Tanya brayan, steven yang tak menjawab pertanyaannya brayan melainkan langsung menidurkan kepalanya ke mejanya.
"Kayanya dia masih sedih deh yan" ucap samuel.
"Maybe" jawab brayan.
Disisi lain
Kini angga sama vano pun juga ikut masuk sekolah sebenarnya angga ga mau masuk sekolah hari ini, tapi alexa menyuruhnya untuk masuk karena alexa ga mau anaknya ketinggalan pelajaran.
"Gua kira kalian bakalan ga masuk" celetuk jefan.
"Tadinya gitu, tapi tante alexa nyuruh kita suruh masuk" ujar vano.
"Sepertinya kalian ga usah banyak tanya dulu deh, soalnya kayanya si angga ga mood ngomong" saran vano, ketiga temannya pun mengangguk.
Ceklek
"Assalamualaikum anak-anak" ucap guru masuk kelas.
"Waalaikumsalam" jawab serentak.
"Oke buka buku paket halaman kemarin ya" perintah guru.
"Baik bu" jawab mereka.
Sebenarnya angga malas banget buat buka buku, karena ia tidak mood hari ini. Tapi mau tak mau ia harus membuka buku tersebut.
Beda lagi dengan kelas steven, yang kini tidak ada sama sekali guru yang mengajar alias jam kos. Steven yang kini hanya menidurkan kepalanya kearah meja zakia sambil melamun membayangkan zakia duduk di sebelah.
"Bro lu mau ke kantin ga?" Tanya brayan menepuk pundak steven membuyarkan lamunannya.
"Ga." singkat steven tak melirik ke arah mereka.
Lia menghela nafas panjang, dan menganguk kearah temannya sambil mendorong pelan untuk langsung meninggalkan steven sendiri.
"Kayanya tuh bocah masih sedih deh"ucap brayan, mereka mengangguk.
"Lu bener yan, pasti steven merasa bersalah dengan masalah kemarin" ucap samuel.
"Makanya dari itu,kita harus beri steven waktu untuk sendiri" ujar lia.
"bener kata lia, kita harus beri steven waktu. Gua jadi kasihan sama tuh bocah, dan kalian nyadar ga sih? Ini pertama kalinya steven kaya gini sama perempuan, biasanya kan biasa aja dan ga pedulian amat sama perempuan. Apa mungkin dia ada rasa kalia ya" ucap amel.
"Maybe" jawab lia.
"Udah udah, kita sangking asiknya ngobrol sampai ga kerasa udah nyampe di kantin, kita duduk dimana nih?" Tanya Samuel.
"Di sana aja" tunjuk amel ke tempat kosong, mereka mengangguk dan duduk di tempat amel tunjuk.
"Yaudah kalian duduk dulu biar gua yang pesen" ujar brayan.
"Kaya biasa kan?" Lanjut brayan, mereka mengangguk.
Disisi lain
"Zakia"
"Hai ven" ucap zakia dengan senyuman.
"Lu ga ke kantin?" Tanya zakia, Steven menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAKIA [HIATUS]
Ficção AdolescenteSebelum baca follow dulu Seorang gadis yang menyamar jadi siswa biasa dan bisa meluluhkan hati seorang pria "Menarik juga nih anak"batinnya. "Lumayan juga" batin zakia "Dih ngapain lu ngikutin gua" celetuk steven. "Dih geer amat jadi manusia, siap...