{27}

25 2 1
                                    

Mereka bertiga masuk kedalam kelas dan duduk di kursi mereka masing-masing, melihat zakia yang duduk disampingnya steven langsung melingkari lengan zakia dan bersandar di bahunya "udah selesai makan nya sayang?" Tanyanya dengan suara lembut, mendengar itu zakia hanya menghela nafas panjang dan mengangguk. Ia tidak mengerti lagi dengan sifat steven yang seperti ini padahal mereka belum resmi pacaran tapi steven selalu bersifat manis dan manja seperti ini.

Tak lama kemudian guru masuk membuat steven langsung melepaskan lengan zakia dan fokus pada pelajaran, kini guru juga sudah mulai memberikan materi hari ini pada mereka semua. Dan disisi lain kelas angga belum sama sekali ada guru yang masuk ntah.. itu pertanda kelas mereka jam kos lagi atau apa mereka tidak perduli "kenapa lu bro?" Tanya jeffan pada boy.

Boy menggelengkan kepalanya "gapapa.." singkat tanpa menoleh kearah jeffan hanya fokus memandangi taman sekolah melalui jendela.

"Halah.. keliatan bohong banget lu.." langsung duduk di kursi sampingnya "kenapa? Ga biasanya lu kaya gini?" Tanyanya lagi.

"Gua gapapa,udah minggir gua mau ke angga" bangkit dari tempat duduk, jeffan juga langsung berdiri dan memberikan jalan pada boy.

"Angga.." duduk di depan kursi angga.

"Hah.." jawabnya.

"Gua mau tanya dong"

"Tanya aja boy.. lu mau tanya apa?" Tanya balik angga.

"Eum.. si zakia udah punya pacar" sedikit berbisik, mendengar itu angga langsung tersedak "ngapain lu nanya gitu ke gua?" Heran angga.

"Eum.. ya gapapa... Cuman nanya aja" jawab boy.

Mendengar itu angga mengangkat satu alis merasa tidak beres dengan boy yang tiba-tiba nanya begitu "kenapa? lu suka sama adek gua?" Ucapnya langsung to the point, "a-apaan sih nggak" sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Helehh.. keliatan bohong banget lu" ucap angga yang merasa ada keganjalan dari ucapan boy.

"Ah.. udahlah.. lupain" bangkit dari tempat duduk dan berjalan keluar dari kelas, "lah.." melihat boy yang keluar dari kelas.

"Mau kemana lu?" Tanya vano yang kebetulan pas-pasan di depan pintu "cari angin" singkat nya dan pergi dari sana, melihat itu vano mengangkat satu alis merasa bingung dengan sifat boy itu. "Kenapa dia ga?" Tanya vano pada angga dan menghampiri sepupunya itu.

"Ntahlah.. dia gajelas banget, tiba-tiba tadi dia nanya zakia udah punya pacar apa belum" jelas angga, "tumben banget tuh bocah" heran vano.

"Dahlah lupain" ujar angga yang di anggukkin sama vano.

Di koridor boy melewati kelas zakia dan matanya tak sengaja melihat yang seharusnya tidak ia lihat, boy melihat di pojok sepasang kekasih. Mungkin, ia melihat steven yang sedang menggenggam tangan zakia. Ntahlah ia merasa panas melihat itu boy langsung buru-buru pergi dari depan jendela kelas zakia.

•••••


Kring!

"Ke kantin yuk" ujar amel yang di anggukkin brayan, samuel dan lia.

Mendengar itu steven langsung melirik kearah zakia yang sedang mengeluarkan buku novel kesayangannya itu "mau ikut mereka ga sayang?" Tanya steven.

Zakia hanya memutar bola mata malas sambil berfikir sejenak "ayo deh, mau" jawab zakia yang langsung di tarik pelan tangannya oleh steven keluar dari kelas, di ikutin mereka berempat.

Tanpa mereka sadari ada satu tatapan tajam penuh kebencian terhadap mereka semua, siapa lagi kalau bukan stella "awas aja kalian, kalian senang di atas penderitaan orang lain" batinnya. Semenjak kejadian itu tanpa melihat sadar sekarang stella sering banget di bully dengan siswa-siswa lain, mungkin itu karma buat dia.










Di kantin

Mereka berenam memasuki kantin tapi zakia heran kenapa mata mereka tertuju pada kami? Apa jangan-jangan... Zakia langsung melirik kebawah "pantesan.." mungkin mereka melihat tangan zakia yang di genggaman oleh steven di sepanjang jalan mencari tempat duduk, tak hanya siswa-siswi yang ada di kantin yang melihat itu. Anak-anak AVARELIC juga melihat tangan zakia yang di genggaman terus oleh steven angga selaku abang zakia, hanya menatap dingin melihat itu begitu juga vano kakak sepupu zakia.

"Buset itu adek lu pacaran sama steven bro?" Tanya jeffan.

"Nggak tau" singkat angga.

Mendengar itu jeffan tidak puas dengan jawaban angga, padahal ia penasaran sekali "udah gausah nanya-nanya" ujar vano yang di anggukkin oleh teman-temannya termasuk jeffan.

Disisi lain.

"Mau pesen apa?" Tanya lia.

"Gua nasi goreng" ucap brayan yang di anggukkin oleh lia.

"Gua roti aja deh" ucap samuel.

"Dih tumben banget lu? Roti doang kenapa lu? Diet?" Cerocos brayan.

"Pala, lu. Gua lagi males makan jadi mau roti aja" jelas samuel.

"Helehhh diet aja lu, jujur aja udah." Tak percaya tak percaya ucapan samuel "terserah lu" jawab samuel dengan malas.

"Yaudah, iya. Lu mau pesen apa mel?" Tanya pada kembarannya itu.

"Gua juga pesen rot---"

"Kagak! Lu ga boleh pesen roti, lu harus makan beli nasi goreng kek. Beli mie goreng kek, eh.. mie ga boleh deh. Lu pesen nasi goreng kaya brayan aja" potongnya.

Mendengar itu teman-temannya menatap bingung dengan ucapannya "lu kenapa dah bro?" Tanya brayan yang bingung mendengar cerocos temennya tadi.

"Tau lu gajelas banget" sambung steven yang merasa bingung dengan sifat samuel.

"Pokoknya lu gaboleh pesen roti doang, lu harus pesen makanan lain. Biar kenyang" ujarnya tak menghiraukan pertanyaan-pertanyaan sahabatnya itu.

Amel yang masih terdiam terpaku hanya mengangguk "yaudah gua masain sama brayan, Li." Ucapnya yang dianggukin oleh lia yang masih bingung mencerna sifat samuel pada kembarannya itu.

"Kalian?" Menatap sepasang kekasih itu.

"Gua baso deh" ucap zakia.

"Gua mie goreng" ucap steven.

"Oke" memanggil mba-mba yang jual.

Beberapa menit kemudian

Kini makanan sudah sampai pada mereka masing-masing, mereka menikmati makanan mereka masing-masing sambil mengobrol, tertawa dan lain-lain. "Guys gua mau ke rooftop" ucap zakia.

"Mau ngapain?" Tanya lia.

"Biasa" sambil menunjuk buku novel kesayangannya, lia mengangguk "oke"

Zakia beranjak dari tempat duduk begitu juga steven "lah mau ngapain lu?" Tanya zakia.

"Ikut hehehe" sambil nyengir kaya kuda, mendengar itu zakia hanya memutar bola mata malas nya dan mengangguk.

"Nah gitu dong" senengnya sambil merangkul zakia, mereka pun keluar dari kantin di liatin oleh teman-temannya "dasar bucin" ujar samuel yang di ketawain oleh mereka bertiga.













See u next chapter 🤍

See u next chapter 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZAKIA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang