Sesampainya di sana, steven melihat teman-teman yang duduk di kursi depan ruangan dan steven langsung menghampiri mereka "mana zakia?!" Ucap steven yang begitu panik dari raut wajahnya.
Mereka langsung berdiri dan menatap steven "dia ada di dalam.." jawab brayan.
Baru saja steven ingin masuk kedalam ruangan samuel langsung menahan tangan steven "di dalam ada keluarganya, ven" ucap samuel.
Steven langsung menepis tangan samuel "tapi gue mau liat pacar gue, sam" Jawab steven.
"Iya tau, tapi nanti dulu.. tunggu keluarganya keluar dan memberikan kita izin. Takutnya kalau kita main masuk-masuk aja malah ga sopan" ujar amel.
Steven menghela nafas beratnya dan duduk di kursi panjang itu, teman-temannya juga ikut duduk di samping steven "lu tenang aja ven, zakia udah sadar ko. Jadi gausah khawatir" ucap brayan, berniat menenangkan pikiran temannya ini.
Steven hanya menghela nafas beratnya "tapi gue ga bisa yan, kalau belum liat langsung.. gue harus liat langsung biar gue tenang" jawab steven.
Brayan memegang pundak steven "iya ngerti ko, tapi mau bagaimana lagi? Didalam ada keluarga zakia.. nggak mungkin kita main masuk-masuk aja kan?" Ucap brayan.
Mendengar itu steven mengangguk dan setelah di pikir-pikir lagi ada benarnya juga sama ucapan brayan, steven pun bersandar di kursi itu dan tiba-tiba saja keluarga zakia keluar dari ruangan zakia. Membuat steven dan teman-temannya langsung berdiri dari duduknya "lho.. kalian belum pulang juga.." ucap devan.
"Iya nih, ko belum pulang? Ini udah lho.." ucap alexa.
Steven langsung menghampiri mereka "om, tante. Aku boleh liat keadaan zakia ga? Om, tante" ucap steven.
"Tap...."
"Aku mohon tan.. aku cuman mau lihat sebentar saja" ucap steven memotong ucapan alexa.
Kini devan dan alexa saling tatap satu sama lain lalu devan memberikan isyarat kepada sang istri kalau ia membolehkan steven masuk, melihat isyarat itu alexa menghela nafas dan mengangguk "baiklah, kamu boleh masuk" ucap alexa, pada steven yang langsung tersenyum.
"Terimakasih tante, om. Aku izin masuk kedalam ya tan om" izin steven, alexa dan devan mengangguk, steven pun langsung masuk kedalam ruangan zakia.
Kini mata alexa pada teman-teman zakia juga "kalian juga boleh masuk ko, tapi jangan lama-lama ya. Soalnya zakia butuh istirahat oke?" Ucap alexa, memberikan izin pada brayan dll.
Mereka tersenyum dan mengangguk "terimakasih tan" ucap mereka dan langsung masuk kedalam ruangan zakia.
Alexa mengangguk dan tersenyum, berbeda dengan angga yang dari tadi geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka "ohiya bun, bunda sama papa pulang aja. Biar angga yang temenin kia" ucap angga.
"Ga, bunda aja yang temenin kia" jawab alexa.
"Sayang, bener kata angga. Kita pulang saja ya.." ucap devan.
"Tapi sayang.. aku mau disini.."
"Sayang, dengerin aku oke. Kamu itu udah seharian berada di rumah sakit merawat pasien di rumah sakit ini.. jadi kamu juga butuh istirahat sayang.." jelas devan.
"Tapi sayang.."
"Nurut ya sayang.." ucap devan lembut.
Alexa menghela nafas panjang dan mengangguk "baiklah sayang" jawab alexa.
Devan melirik ke sang putra "dan kamu angga, nggak ada kata-kata kamu di sini juga ya. Kamu juga harus pulang.. kamu juga udah seharian bekerja di kantor mu itu.. jadi papa tidak mau kamu juga sakit karena kelelahan menunggu zakia" ujar devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAKIA [HIATUS]
Teen FictionSebelum baca follow dulu Seorang gadis yang menyamar jadi siswa biasa dan bisa meluluhkan hati seorang pria "Menarik juga nih anak"batinnya. "Lumayan juga" batin zakia "Dih ngapain lu ngikutin gua" celetuk steven. "Dih geer amat jadi manusia, siap...