{22}

70 2 0
                                    

"minggir!" Usir samuel yang tiba-tiba di depan lia.

"Tar dulu gua mau nanya" ucap samuel.

"Minggir" singkat lia.

"Li--"

"GUA BILANG MINGGIR! YA MINGGIR!" meninggalkan sam begitu aja, samuel menghela nafas panjang "padahal gua mau minta maaf atas apa yang gua lakuin kemarin, ga sama dia doang si. Sama amel juga itu tujuan utama gua" batinnya dan ikut menyusul lia ke kantin.

Kini lia yang yang berjalan menuju kantin, sesampainya di kantin lia menghampiri brayan dan steven. Melihat raut wajah lia ia langsung bisa menebaknya, pasti dia habis adu mulut lagi sama samuel. Sebenarnya lia adalah tipe orang yang kalau marah sakit hati sendiri atau bisa di sebut orangnya ga enakan, walaupun dia kesal, ataupun emosi. Tapi tetap aja dia yang ngerasa bersalah, padahal kalau di pikir² itu bukan kesalahannya. Makanya dari situlah sifat lia yang baik, dan pendiam, lia berfikir tidak mau punya masalah sama siapa pun dia juga benar² menjaga emosionalnya supaya tidak menyakiti perasaan orang lain.

"Li, lu gapapa?" Tanya brayan, membantu lia duduk.

Lia mengangguk dan tersenyum "gapapa ko, sans aja" jawabnya bohong, padahal mah hatinya benar-benar gelisah. ia merasa bersalah sama samuel atas kejadian tadi.

Steven menepuk pundak lia "gapapa, lu ga salah ko" ucapnya, mendengar itu lia sempat kaget tapi ia langsung menundukkan kepalanya.

Melihat itu brayan tersenyum mengelus punggung tangan lia. "Udah² ayo kita pesan makanan" ucap brayan.

"Lu mau pesan apa lia?" Tanya steven.

lia menggeleng pelan "ga dulu deh" jawab lia.

Mendengar itu brayan dan steven saling menatap, mereka tau kalau teman perempuannya yang satu ini lagi ga nafsu makan. "Ga gitulah, masa kita pesan lu nggak" ucap steven.

Beberapa menit

"Nih pesanan nya" menaruh makanan mereka.

Steven tersenyum "makasih mba, nih punya lu li" menggeser ke depan lia.

"Kenapa? Lu lagi ga mau nasi goreng? Apa mau gua beliin yang lain?" Tanya steven yang melihat lia hanya diam melihat nasinya, mendengar itu lia menggeleng cepat "nggak-nggak, gua emang lagi ga nafsu makan aja" jawab lia menundukkan kepalanya lagi.

Steven menghela nafas "lu demen banget nunduk" ucap steven.

"Kalau emang ga mau di makan, buang aja." lanjut steven, Lia yang tau kalau nada begitu tandanya kalau steven ga suka di bantah ia langsung menarik piringnya dan memakan nasi goreng tersebut. Melihat itu steven tersenyum dan melanjutkan makannya, begitu juga brayan yang memperlihatkan mereka.

Skip

••••

"Gimana bun? Boleh?" Tanya zakia.

Alexa mengangguk "iya, kamu udah boleh pulang" jawab alexa.

"Yeyyy! Udah boleh pulang!" Senengnya.

Melihat itu alexa tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang anak, kini alexa membereskan pakaian² zakia yang berada di dalam lemari kecil.

"Bun, zakia bantu ya" ucap zakia.

Alexa menggeleng cepat "nggak, udah kamu diam aja di situ" jawabnya lanjutin beres²nya.

Mendengar itu zakia menghela nafas, beberapa menit kemudian kini semuanya sudah selesai dan mereka sudah berjalan di koridor menuju pintu luar.

"Bun..., Ini gapapa?" Tanya zakia.

ZAKIA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang