Pagi ini, ketiga remaja itu sudah berada di meja makan sambil menyantap sarapan mereka "duh-duh.. anak bunda sama ponakan tante udah pada sarapan aja nih" ucap alexa berjalan menuju meja makan dan tak hanya dia saja, ada papa zakia, om dan tante alias kedua orangtua vano juga berjalan menuju meja makan untuk sarapan bersama.
Yah, keluarga vano emang akhir-akhir ini sedang menginap di rumah zakia. Karena alexa menyuruh mereka menginap di rumahnya karena ia rindu berkumpul bersama, jadi alexa memutuskan mengajak mereka menginap. Sebenarnya olivia atau mamanya vano tidak enak harus menginap di rumah ini tapi alexa selalu maksa jadi dia mau tidak mau harus menurut apa kata kakak iparnya ini.
"Duh ponakan tante cantik banget sih.." ucap olivia pada zakia yang sepertinya hampir selesai sarapan.
"Hahaha, tante bisa saja. Aku tidak ada bandingannya dengan tante dan bunda" jawab zakia.
Mereka semua tertawa kecil mendengar ucapan zakia dan mulai melanjutkan sarapan mereka sambil mengobrol dikit-dikit, setelah selesai. Ketiga remaja itu bersiap untuk berangkat kerja "bunda,papa, om dan tante. Aku berangkat dulu ya.." pamit zakia.
"Aku juga.." ujar angga.
"Sama" ucap vano.
Kini ketiga remaja itu sekarang sudah menjadi seorang CEO di masing-masing perusahaan mereka, dengan didikan devan dan wisnu kini mereka sudah bisa membangun perusahaan sendiri dari nol dan sampai sesukses ini berkat didikan devan dan wisnu yang selalu mengajarkan bagaimana mengurus perusahaan dari nol sampai sukses. Dan itu semua sudah di lewati oleh zakia, angga dan vano.
"Duh.. anak-anak kita sekarang sudah sukses aja nih" ucap olivia yang di anggukin oleh devan,wisnu dan alexa.
"Kita bangga sama kalian,nak. Kami tidak menyangka kalian bakalan sesukses ini" ucap devan yang di anggukin oleh wisnu.
"Iya, kami tidak menyangka kalian bakalan sesukses ini. Kerja bagus anak-anak!" Ucap wisnu.
Ketiga remaja itu tertawa kecil mendengar ucapan kedua orangtua mereka "ini berkat didikan kalian juga, kalau kalian tidak mengajari kita bagaimana mengurus perusahaan dengan benar. Kami tidak mungkin sampai di titik ini" ucap angga.
"Iya, ini berkat kalian juga. Kalau saja kita tidak belajar dan tidak di kasih tau tips-tips dari kalian.. mungkin tidak sampai di titik ini" ucap vano.
Zakia mengangguk setuju apa yang mereka berdua katakan "iya bener banget, terimakasih papa, om. Sudah mengajari kita dengan sabar dan sampai sesukses ini.. terimakasih banyak.." ikut bersuara.
Mereka berdua mengangguk "sama-sama sayang, itu tugas kami sebagai orangtua untuk mengajari kalian dengan baik" jawab devan.
"Sama-sama sayang, kita sebagai orangtua mau kalian yang terbaik untuk masa depan" ucap wisnu.
Ketiga remaja itu mengangguk "ohiya, terimakasih juga atas doa kalian.. apalagi kedua bidadari surga ini" ucap zakia menatap alexa dan olivia.
"Terimakasih.." tersenyum. "terimakasih atas doa kalian semua... Kamu bersyukur mempunyai orangtua seperti kalian.." lanjut zakia dan mendengar itu mereka berpelukan, ntahlah.. tapi itu adalah pelukan yang sangat hangat.
Setelah selesai berpelukan mereka tersenyum satu sama lain "udah, ah. Ayo kita berangkat" ujar vano.
Angga dan zakia mengangguk "kami berangkat duluan ya.." ucap mereka dan masuk kedalam mobil mereka masing-masing.
Kedua orangtua mereka mengangguk, mereka bertiga pun berangkat ke perusahaan mereka masing-masing. Begitu juga devan dan wisnu yang juga berangkat ke kantor mereka, kalau alexa ke rumah sakit sedangkan oliva ke toko bunga miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAKIA [HIATUS]
Teen FictionSebelum baca follow dulu Seorang gadis yang menyamar jadi siswa biasa dan bisa meluluhkan hati seorang pria "Menarik juga nih anak"batinnya. "Lumayan juga" batin zakia "Dih ngapain lu ngikutin gua" celetuk steven. "Dih geer amat jadi manusia, siap...